Sehari di Kota Hida Furukawa

Hpku berdering meneriakkan alarm. Masih menahan kantuk kumatikan alarm bernada mustwakeup. Jam 5 pagi. Dengan mengumpulkan sisa tenaga, kusibakkan selimut dan sprei yang bertumpuk tumpuk. Berbaring dengan tatami ala jepang belum membuat punggungku merasa lurus sempurna. Sisa kecapaian semalam masih terasa oleh badanku.

hida2

Tadi malam aku telat check in jam 10 malam lewat. Aku tertahan lama di stasiun takayama. Hpku mati. Aku kehilangan petunjuk menuju hostel. Kucari peta kota di dinding stasiun. Barangkali aku menemukan petunjuk disana. Argh. Kenapa aku tak menulis alamat hostel di notes. J Hoppers hida takayama. Itulah nama hostelku. Seingatku hostel yang aku akan inapi, hanya tinggal lurus saja dari pintu keluar. aku mencoba mengingat-ngingat. Masalahnya exit yang mana akan kupakai. Kugunakan instingku. Toh kalau aku tersesat, aku bisa bertanya dengan orang lokal.

Kupanggul ranselku. Wusss. Angin malam sungguh menusuk tulang. Aku mengigil di persimpangan lampu nerah. Jam 10 malam suhu di takayama lebih dingin dibanding tokyo. Tak ada kendaraan yang lewat. Kota takayama bagai kota mati. Tidak berani aku menyebrang sebelum lampu membolehkan aku menyebrang. Ini bukan indonesia. Pikirku. Aku tak tahu apakah menerobos lampu merah bagi pejalan kaki adalah suatu pelanggaran di jepang saat saat sepi begini. Mungkin pelanggaranku bisa terekam oleh cctv. Mungkin polisi yang kebetulan melihat adeganku dari rekaman cctv tak terlalu ambil peduli. Entah. Tapi aku sebisa mungkin untuk tidak melakukan pelanggaran apapun di negara yang aku kunjungi. Aku takut pelanggaranku akan diasosiasikan kepada warga negara indonesia lain bahwa pelanggaran seperti itu suatu kelaziman bagi bangsaku. Sama seperti halnya ketika aku pergi ke toilet toilet umum di jepang dan tak sengaja menemukan sebuah peringatan kertas di dalam toilet berbunyi “mohon untuk tidak memasukkan kaki ke atas wastafel” . Peringatannya menggunakan bahasa indonesia lagi. Seolah merujuk perbuatan buruk tersebut diasosiasikan ke warga negara indonesia yang berkunjung ke jepang entah sebagai turis atau pelajar. Aku tahu mereka yang mencuci kaki sebenarnya ingin berwudhu. Tapi di jepang, perilaku ini dipandang kebiasaan yang buruk. Kadang kalau aku lupa membawa botol air untuk membasuh kaki di toilet, yah aku melakukannya juga, tapi menunggu kondisi toilet benar benar sepi, tak ada seorangpun selain saya.

Akhirnya kutemukan juga hostelku. Tak jauh dari lampu penyebrangan. Ketika aku tiba di depan hostel, kulihat bentuk bangunannya yang bergaya khas jepang. Persis seperti yang aku lihat di film always : the third sunset. hostel ini tidak menempati lahan yang luas dan meninggi tiga lantai ke atas.

Kugeser pintu lobby hostel. “Konbawa”ucapku.

Seorang reception berteriak senang ke arah teman disebelahnya.

“Apakah anda yang bernama Indra”. kata mbak reception yang lagi berjaga.

“Yes”.

“Akhirnya kau datang juga. Sesungguhnya aku dari tadi ingin pulang ke rumah. Tapi kulihat masih ada satu tamu belum datang. Jadi aku menunggumu.”

Aku meminta maaf kepada keduanya. Sungguh aku merasa tak enak hati. Setelah proses check in selesai, salah satu dari mereka mengajakku hostel tour mengenai letak dapur, shower, toilet dan yang terakhir adalah kamarku. Kemudian mbak reception tadi memberiku kunci kamar seraya mengucapkan selamat tinggal.

“oyasuminasai”

selamat tidur.

Aku tak tahu apakah jam 5 pagi di takayama sudah memasuki waktu subuh. Yang terpenting aku menunaikan kewajibanku. Aku bergegas mandi menuju shower room. Untuk 3 lantai hostel ini, tamu hanya bs mandi di shower room yang terletak di lantai 1. Dan akupun antri. Selesai mandi, balik kamar, merapikan selimut kuambil hape, kamera saku dan kartu JR pass. Sepertinya aku telat 15 menit dari jadwal kereta pagi yang akan membawaku ke kota kecil Hida Furukawa. .

Sesampai di stasiun takayama, aku bergegas menuruni eskalator. Kereta selanjutnya pun tak terkejar, karena begitu aku sudah tiba di bawah, kereta berangkat lagi. Jadi terpaksa aku harus menunggu kereta berikutnya. Tak menunggu lama kereta pun datang. Aku segerbong dengan siswa siswi jepang yang hendak berangkat sekolah. Kebanyakan mereka memilih berdiri dan bercanda dengan temannya. Tak cukup banyak penumpang. Pemandangan yang kontras dengan suasana kereta pagi di tokyo. Jam tujuh pagi jangan harap di tokyo mendapatkan gerbong kereta yang bisa selega ini.

Kereta kemudian berangkat. Dari jendela kulihat kota takayama tak begitu luas. Dia tak ubahnya kota pegunungan seperti kota batu. Kota yang terpasung di sebuah lembah. Pemandangan kemudian berganti dengan sawah. Sepertinya bukan sawah tetapi lebih mirip tegalan. Aku tak yakin itu sawah. Karena baru memasuki awal musim semi, tegalan itu masih menganggur. Hanya petak greenhouse kecil yang masih beraktivitas. Sementara di kejauhan dataran tinggi hijau dengan kontur berbukit bukit. Bunga bunga sakura baru merekah menghiasi pinggir pinggir bukit seolah tampak seperti benteng pertahanan. Dibawahnya menghampar lembut sungai yang arusnya tak begitu deras. Musim semi di takayama begitu berbeda. Tak pernah aku merasakan sebuah keindahan pagi ini yang begitu harmoni. Ritmis dan penuh kedamaian.

Jam 7.30 aku turun di stasiun hida furukawa. Aku satu satunya penumpang yang turun di stasiun ini. Kalau anda penggemar film kimi no Na wa, stasiun ini menjadi salah satu latar film ini. Aku juga baru tahu ketika aku baru ketika menulis catatan ini. Di peron hanya ada satu petugas. Kukeluarkan hape dari sakuku. Kutunjukkan kepada petugas tersebut sebuah screenshot tempat wisata di kota ini. Untungnya si petugas masih bisa sedikit berbahasa inggris. Dia kemudian memberiku peta.

“Apakah ada bus kota disini”

Anda tidak memerlukan bus kota untuk menuju tempat ini. Ini tidak begitu jauh. Hanya 700 meter jalan kaki.

It’s ok. 700 meter like a piece of cake”ucapku dalam hati

“Ok sir. Is available the next train at 9.30??

“Sure”

Keluar stasiun, jalanan lengang. Belum ada aktivitas warga. Toko toko masih tutup. Aku mempercepat langkahku. Trotoar bagai jalan kecil milik pribadi. Di atas langit sinar matahari tampak menyemburat malu di atas kota. Hida Furukawa masih belum bangun dari lelapnya. Tak ada warga yang berolahraga pagi. Atau sekedar jalan santai bersama anjingnya.

Kuraba leherku yang mulai menderaskan keringat. Berkeringat di musim semi memang menyejukkan. Andai indonesia memiliki musim semi, mungkin aku akan lebih sering melakukan aktivitas olahraga lari. Karena ketika musim semi, keringat sekejap akan menjadi seperti butir air yang baru keluar kulkas. Nikmatnya seperti ketika berolahraga di siang terik matahari, lalu kulit tanganmu disentuh dengan benda kaleng yang baru keluar dari kulkas. Oh begitu segarnya. Nikmat mana lagi yang didustakan.

Hida furukawa merupakan salah satu kota tradisional di jepang yang masih lestari. Rumah rumah bersejarah hida berpadu dengan jalanan kuno yang di pinggirnya bs ditemukan warung sake. Beberapa rumah memiliki semacam ruang yang dijadikan untuk menjual barang fancy seperti kerajinan tangan, pot dan baju tradisional. Ada yang tahu artinya hida?? di prefektur gifu aku kerap menemukan tulisan nama hida. hida beef, hida takayama, dan hida2 yang lain. Kalau di antara pembaca tahu artinya hida, bisa comment below ya 🙂 . Kota Hida furukawa memiliki 2 festival budaya yang terkenal di jepang yaitu Santera Mairi festival pada bulan januari dan okoshidaiko festival pada bulan april. Santera Mairi adalah festival lilin yang diadakan setiap tanggal 15 januari. Pada festival ini masyarakat akan membawa lilin sambil berziarah ke tiga kuil yang terkenal di kota ini. Pada era meiji dan taisho dulu, banyak sekelompok remaja wanita melintas dari nagano ke gifu untuk mencari sutra dan membuat pakaian disana. Bila datang tahun baru, remaja wanita akan kembali ke kampung halamannya dengan menggunakan kimono sekalian berziarah ke tiga kuil di hida furukawa. Nah di hida furukawa, mereka bertemu dengan sekelompok pria di kanal kanal sungai yang membelah kota hida furukawa. Karena itu festival Santera mairi merupakan juga festival untuk mendapatkan kesuksesan dalam relationship. Di kota ini terdapat toko lilin yang telah berjalan selama 7 generasi. Toko ini lumayan terkenal selain sake brewery shop. Biasanya turis mengunjungi tempat ini sekalian melihat proses pembuatan lilin. Sayangnya waktu itu aku terlalu pagi datang ke kota ini. Padahal disini banyak rumah rumah yang ruangannya jadi semacam art gallery dan juga old store yang menjual sake brewery.

czMjYXJ0aWNsZSM1NTE4OSMxOTUxMjQjNTUxODlfSkpudVJtd01WTi5qcGc

Walk santera mairi. Courtesy picture from https://www.moshimoshi-nippon.jp/84841/czmjyxj0awnszsm1nte4osmxotuxmjqjntuxodlfskpudvjtd01wti5qcgc-2

czMjYXJ0aWNsZSM1NTE4OSMxOTUxMjQjNTUxODlfb0RwVXJCelZpeC5KUEc

https://www.moshimoshi-nippon.jp/84841/czmjyxj0awnszsm1nte4osmxotuxmjqjntuxodlfskpudvjtd01wti5qcgc-2

Festival kedua yaitu festival okoshidaiko. Festival ini merupakan festival besarnya kota hida furukawa. Seperti namanya okoshidaiko dalam bahasa jepang adalah drum raksasa. Jadi pada festival ini akan ada banyak pria yang hanya mengenakan fundoshi menabuh drum dan diarak ke jalanan. Tau kan fundoshi…celana dalam pria jepang. Makanya ada yang bialng festival okoshidaiko ini merupakan festival naked dijepang. Festival ini diadakan setiap tanggal 19 april. Sewaktu dari stasiun aku menemukan selebaran tentang pengumuman festival ini. “hm 3 hari lagi. hari ini tanggal 16 april”. Yang jelas aku tak bisa menonton festival ini.

Tak sampai 20 menit aku berjalan, akhirnya aku tiba di tempat yang selama ini aku cari. Ini adalah sebuah gang panjang yang di sisinya mengalir kanal selokan yang bersih. Yah kota hida furukawa terkenal dengan kanal airnya yang bersih. Sebenarnya di jepang terdapat beberapa kota yang mendapatkan predikat water city. Hanya karena aku kebetulan berada di takayama prefektur gifu, aku mencoba sekalian satu dayung dua tiga pulau terlampaui. Dan hida furukawa adalah kota yang terdekat dari kota takayama. Sebenarnya banyak tempat wisata menarik di prefektur gifu yang terdekat dengan takayama. Yaitu kota gero. Kota gero ini sudah terkenal sebagai salah satu destinasi onsen tradisional. Menariknya, Disini juga ada onsen gratis yang masih membolehkan pengunjung memakai pakaian renang. Hanya karena aku tak memiliki waktu banyak dan siang ini aku harus menuju kota shirakawa, maka hida furukawa menjadi pilihan untuk wisata pagiku.

hida6

Disini tidak hanya selokan yang sekedar jernih. selokan ini juga menjadi rumah bagi ikan ikan hias. Rasa anyir pun tidak ada. Tak sedikitpun ragu, ikan ini berasa tenang berenang di selokan ini. Tak takutpun pula ia terkena pencemaran. Yang mungkin bisa mengancam nyawa mereka. Sebagai orang indonesia akupun dibuat takjub dengan pemandangan ini. Boro boro selokan di negara kita bersih, ikan hias pun aku yakin bakal nyungsep di selokan kita. Di kanal air yang aku lewati banyak sekali ikan koi dan nila berseliweran. Rata rata berukuran besar. Pengunjung yang ingin memberi makan untuk ikan bisa membeli di mesin yang menjual pakan ikan.

24-39464

courtesy picture : https://voyapon.com/hida-furukawa-old-town/

Sepanjang pengamatanku, aku melihat pipa pipa pembuangan air rumah dibuang ke selokan atau kanal. Tapi tak ada butir nasi, sisa lauk pauk atau busa deterjen. Entah kemana mereka membuangnya. Apa ada pemisahan water sewage system seperti halnya di kota besar jepang. Tak ada warga yang bisa kuajak bicara utk menjawab rasa penasaranku. Untuk sisa minyak goreng yang tidak terpakai aku pernah melihat bagaimana orang jepang membuat limbah minyak goreng cair ini dipadatkan dahulu sebelum dibuang ke tempat sampah.

hida5

hida10

hida12

hida8

Tak jauh dari kanal yang dialiri oleh sungai setogawa, terdapat bangunan berdinding cat putih. Orang jepang menyebutnya shirakabe dozo. dulunya bangunan ini merupakan tempat penyimpanan seperti granary. Bersebelahan dengan shirakabe dozo terdapat enkoji temple. Salah satu kuil yang menjadi tempat penghormatan untuk ziarah pada santera mairi festival.

Jam sudah menunjukkan jam 9 pagi. Aky harus balij kestasiun. Banyak sudut sudut kota hida furukawa yang belum saya eksplore. Buat kamu yang penggemar film Kimi no Na wa. bolehlah melakukan pilgrimage seperti yang bisa di liat blog ini dan itu.

Dalam perjalanan pulang aku menemukan banyak pohon sakura yang lagi cantik cantiknya mekar. Musim semi di jepang memang indah.

hida13

Kontemplasi Perjalanan

Banyak orang bertanya, “kamu jalannya ke luar negeri terus, “kamu ga sayang duitnya?”. Menghambur hamburkan uang itu perilaku setan lho” gila makhluk setan dibawa bawa hehe. Begitulaj beragam pernyataan dr teman teman saya.
.

Well. Hobi traveling tidak begitu tiba muncul begitu saja dalam diri saya. Tetapi pengalaman yang saya alami dalam hidup saya utamanya ketika masa kanak-kanak memiliki banyak kontribusi kesukaan terhadap jalan jalan. Orang tua saya seorang tenaga penyuluh petani sering mengajak saya ke desa desa menemui petani. Kaki menggenang dalam lumpur sudah biasa. Baju pun tak luput kena cipratan lumpur. Sungguh senang di masa itu. Terima kasih ayah.
Saya seorang penyandang tuna rungu. Pergi ke desa sebuah keasyikan sendiri. Waktu masuk sekolah dasar, ibu menyekolahkan saya di sekolah dasar dengan anak normal lainnya. Bukan di SLB. Sungguh sebuah kesulitan komunikasi di masa itu. Berinteraksi dengan teman teman dan guru, membiasakan berkomunikasi dengan melihat gerak bibir mereka untuk menebak apa yg mereka sedang ucapkan.
.
Karena memiliki keterbatasan secara sosial, saya biasa menghabiskan sebagian waktu istirahat saya di perpustakaan. Disitu perkenalan saya pertama dengan nama bola peta dunia atau globe. Waktu itu ada kakak kelas bawa senter, menerangkan tentang fenomena siang malam di belahan dunia. Saya takjub. Ketika belahan barat terkena sinar matahari, belahan timur menjadi gelap atau malam karena tidak terkena sinar matahari. Kemudian dia mengambil atlas membahas tentang tempat keajaiban dunia, gunung tertinggi, hewan hewan unik di belahan dunia. Disitu saya mulai tertarik dengan yang namanya geografi dan sejarah, yang kelak juga memberi hobi akan kesenangan jalan atau berpetualang.
.
Di kelas, saya suka melamun, “bisakah kelak saya ke negara negara yg di dalam atlas itu. Bisakah aku pergi ke kastil kastil yang ditulis eiji yoshikawa dan enid blyton. Tapi Raporku peringkat 24 dari 32 siswa. Les bahasa inggris pun saya menyerah. Sungguh bahasa yang aneh. Hopeless. guru saya selalu bilang harus pintar kayak habibie baru bisa melancong ke luar negeri. Sekolah di luar negeri dan membuat pesawat di jerman. Wew. Ketika saya SD, habibie itu memang role model yang ditanamkan dan selalu dibicarakan ortu dan guru, tukang becak sekalipun. Tak ada orang yang tak tahu di jaman saya, yang tidak mengenal habibie. Tak salah kalau sosok pak habibie melegenda sampai kini.
.
Ketika awal ajaran masuk sekolah, saya selalu mengincar bangku tepat di depan guru saya-untuk mengejar ketertinggalan akademik saya di kelas. Tetapi saya gagal terus. kalah datang lebih pagi dengan teman yg lain. Karena duduk di bangku belakang membuat saya tidak bisa mendengar guru dan melihat gerak bibir guru sama sekali. Anjlok nilai pelajaran saya. Hanya kelas 6 sd dan SMA saja saya berhasil duduk di posisi depan.
.
Paling cemas ketika sekolah adalah saat saya datang pilek. Kalau datang pilek, bunyi sekeras apapun susah masuk ke telinga. Itu mengapa saya sangat jarang minum es dan tidak boleh kepala saya terpapar air hujan karena bisa sakit pilek. Pokoknya sebisa mungkin jangan sampai pilek.
.

Hobi membaca tak pernah putus. Well saya suka sekali membaca buku anak terjemahan luar negeri. Dari buku itu saya mengenal beberapa budaya di luar negeri, seperti breakfast dengan sandwich, liburan musim panas dan sekolah asrama di inggris. Ketika kuliah, saya takjub membaca blog trinity yang bisa keliling dunia. She might be good at english speaking. And How about me?? pronounciation saja sering salah yang bahkan karena salah melafalkan sebuah kata, saya pernah diketawain dan dibully satu kelas. Duh malunya.

.

Ketika trinity mengenalkan gaya traveling ala backpacker disitulah muncul sedikit keberanian saya. Saya mulai belajar bahasa inggris mulai dari cara speaking tentang percakapan dlm beberapa situasi yang bakal ditemui ketika traveling. “Tenang kalau tersesat dan bahasa inggrismu tidak bisa diandalkan , kamu bisa membaca peta dan itinerary yang dibuat”begitu saya mencoba menyemangati diri sendiri. Perkenalan negara pertama saya yaitu traveling ke negara singapura. Disana masih bs cari orang berwajah melayu kalau terkendala bahasa inggris. Take it easy.

.

April 2019 kaki saya menjejakkan sejauh ke negeri biru. Tepatnya di kota milan. Sisa angin dingin musim winter masih terasa. Saya menepuk pipi seolah tak percaya saya sdh di eropa. Sambil menghela napas dan menarik koper menuju imigrasi kedatangan, bertubi tubi ucapan syukur berkelebat dalam hati. Allah, sungguh Engkau Tuhan pengabul doa. Engkau tak pernah menyiakan nyiakan hambaMu. Seringkali ketakutan terbesar dalam hidup ini adalah ketakutan yang kita ciptakan sendiri. Dulu saya sering berpikir kekurangan ini akan membuat saya sangat mengalami keterbatasan. Sering berpikir mengapa saya tidak diciptakan seperti orang normal lainnya. Ketika selintas pikiran tersebut datang, selekas benak saya menyuruh berpikir positif terhadap Tuhan. Selekas benak untuk mengingat masih banyak orang di luar sana yang memiliki kekurangan. Tidakkah kamu melihat kemarin ada pengemis yang tak memiliki tangan dan kakinya buntung. Bajunya lusuh. Meminta-minta. Bukankah kamu kemarin melihat anak tetangga sebelah tidak bisa melanjutkan sekolah. Kamu bisa sekolah, memiliki ortu yang selalu perhatian di sebelahmu dan tak pernah telat bayar spp, teman teman menyenangkan di sekolah. Bukankah itu sudah lebih dari cukup yang diinginkan semua anak di dunia. Sekelebat fatwa fatwa itu melambung di hati dan memberi pijakan agar tak goyah.

.

Bukankah gurumu selalu menasihati bahwa ujian hidup selalu ada. Yang bertahan, sabar dan lulus ujian adalah orang yang kuat. Hidup tidak melulu apa yang selalu kau inginkan. Kekecewaan bukankah kadang juga mengajari bahwa Tuhan lebih tahu apa yang kau butuhkan daripada sekedar keinginanmu. Jika hari ini kau mendapat ujian, bukankah Tuhan mengatakan kepadamu bahwa kamu bisa mengatasinya. Bukankah Dia memberi tahu bahwa Dia tidak membebani suatu masalah di luar kesanggupan makhlukNya. Sekelebat fatwa fatwa itu melambung di hati dan memberi pijakan agar tak goyah.

.

Kalimat kalimat itu yang sering terlintas ketika saya tiba tiba mengalami kekecewaan dan ketidakmulusan dalam hidup. Entah disebabkan karena karena kekurangan atau kelebihan pada diri ini.

.

Saya tahu bahwa jalan ke luar negeri itu menghamburkan uang. Karena itu selama 8 tahun saya menabung. Saya selalu sisihkan penghasilan buat piknik saya. Ketika uang sisihan tak cukup, saya tak pernah memaksa diri berkelana. Setiap orang memiliki corak dan condong kehiburan dan kebahagiaannya sendiri. Ada yang lebih ke material possesion, bermain musik, mengajar, piknik dll. Saya tahu bahwa tak selamanya hidup mengejar sebuah pengembaraan yang jauh jauh. Karena terkadang kesederhanaan sebuah pengembaraan, bisa juga mendatangkan kebahagiaan. Bahkan ketenangan batin bisa saja muncul bila plesiran ke pantai dekat rumah, memasak, bertemu sanak saudara, kerja sosial, melihat tumbuh kembang anak, dan menyenangkan pasangan. 🙂

.

Jangan lupa terus mensyukuri nikmat yang nyaman, yang kau dapatkan hari ini. Tidak membandingkan nikmatmu dengan nikmat lebih orang lain. Jangan lupa menyebut namaNya ketika kau menemukan kesulitan. Bahwa kamu tidak akan sendirian mengatasi masalahmu. Jangan lupa berbuat kebaikan terhadap orang lain bahkan hanya dengan seraut senyum di wajah yang tulus. Dan Jangan lupa untuk menikmati hidup. InsyaAllah mendatangkan ketenangan hati.

3 idiot : Backpacking India

Setelah menyusun budget perjalanan ke india, estimasi biaya perjalanan dengan gaya solo traveling tidak memberi gap terlalu besar dengan perjalanan secara berkelompok kalau seandainya hanya mengeksplore wilayah rajasthan. Karena, di itinerary saya ada kota srinagar maka saya harus mencari teman sharing cost. Mengingat disana saya akan rent a car to gulmarg. Pertimbangan lainnya, untuk memurahkan biaya transportasi ketika naik tuktuk selama di rajastan. Tuktuk ini bisa muat 4-5 orang. Tergantung besar ukuran badan penumpang.

Karena anggota cewek pada batal berangkat, alhasil saya mencoba mengompori teman teman kantor saya. Dua orang yang menjadi korban adalah arif dan risya. Mereka adalah anak baru fresh graduate dan baru bekerja di tempat kantor saya bekerja. Biar berasa lebih beragam dan kuat ngomporinnya, perjalanan ke india ini akan ditambah bonus day trip di kuala lumpur dan 2 hari di singapore. Kuala lumpur menjadi tempat transit sementara karena pagi hari saya landing di KL sebelum malam harinya berangkat menuju jaipur. Sementara singapore menjadi destinasi istirahat setelah dari India dan sebelum balik menuju surabaya. Jadi ini merupakan backpacking 3 negara sekaligus. Memanfaatkan waktu transit.

Wilayah rajashtan yang akan saya eksplor sudah memiliki moda transportasi yang maju. Ada bus, kereta atau sewa mobil pribadi untuk perjalanan antar kotanya. Bebeapa turis menyebut kota kota di rajastan dg julukan kawasan setigitiga emas. Karena di rajashtan terdapat new delhi, jaipur dan agra yang kesemuanya banyak memiliki tempat destinasi menarik. Untuk keliling kota cukup mengandalkan naik tuktuk. Ini pun harus bargaining dengan supir bajajnya. Karena untuk turis, harganya sering dinaikkan 2x lipat oleh supirnya. So sebelum ke india ada baiknya memiliki catatan biaya transportasi bajaj. Sehingga kita bisa menawar harga sesuai yang kita inginkan. Saya banyak terbantu untuk urusan ini dengan membaca blognya mbak winny marlina. Disitu lengkap sekali transportation costnya selama di India. Tarif bajaj ini tergolong murah. Lebih murah dari gojek di indonesia.

Estimasi keseluruhan biaya perjalanan india saya sekitar 8 juta. Ini sdh termasuk oleh-oleh, tiket pesawat dan visa. Idealnya 7,5 juta utk budget backpacker 8 hari. Saya telat memesan pesawat lokal delhi ke srinagar dan srinagar ke amritsar. Saya kena charge mahal karena memesan tiket di menit menit akhir. Bagian terbesar yang menguras kantong adalah tiket masuk tempat wisata. Rata rata di atas 100 ribuan. Taj mahal saja tiket masuknya rp 210.000. Untuk makanan agak sedikit boros. Sekali makan diatas 40-80 rb per orang. Karena banyak makan di fastfood macam KFC dan Mcd dan restoran kashmiri. Sebab ada teman saya yang alergi dengan bumbu masakan india. Sementara di fastfood bumbunya agak light dan bisa dinetralisir dengan cocolan saus sambal dan saus tomat. Lainnya yang mahal adalah visa masuk india sebesar 700 ribu.

Perjalanan ke india kali ini sudah penuh drama sejak dari kuala lumpur. Sambil menunggu waktu transit 9 jam sebelum ke india, kami memutuskan city tour ke kuala lumpur. Keluar dari airport jam 9.45 waktu malaysia. Beli tiket kereta KLIA transit di counter ticket. Kami transit dulu di putrajaya station . Rencananya sightseeing putrajaya, karena di putrajaya banyak gedung pemerintahan yang megah, masjid indah dan danau buatan yang cantik. Setiba disana, saya batalkan sightseeing putrajaya karena jadwal bus sightseeiing tidak menguntungkan. Jam 10 pagi dan jam 3 sore. Sightseeing ini minimal 3 jam. Padahal kami baru sampe putrajaya jam 10 lewat. Kami ketinggalan jadwal pertama. akhirnya kita bersih bersih cuci muka di toilet stasiun, kemudian kami berangkat lagi naik kereta menuju KL sentral. Kita beli tiket kereta di vending machine. Di dalam kereta si risya nanyain. “mas ini malaysia kok banyak sekali orang indianya. Di dalam bandara, di kereta juga. Turis??”tanya risya.

“Malaysia adalah negara dengan didiami 3 ras yang dominan. Melayu, chinese dan India. Warga india keturunan ini termasuk kasta kelas ketiga di malaysia.” Jelas saya.

Turun di KL sentral, Kemudian kami lanjut naik kereta menuju masjid jamik dan tiba pukul 11.30 wita. Kami jalan jalan dulu di bazar depan masjid jamik. Banyak tenda yang jualan aneka cemilan dan makanan berat. Saya memilih makan kwetiaw,nugget, dan sosis. Sambil nongkrong di taman river of life. Dari taman ini, masjid jamik yang kecil kelihatan indah dengan pancuran fountainnya ke sungai. Masjid jamik sudah banyak berubah dibandingkan waktu saya mengunjunginya 2 tahun yang lalu. Kami cukup lama nongkrong di taman. Yang membuat saya salah perhitungan adalah waktu shalat jumat. Di Kuala Lumpur shalat jumat bermula pukul 13.30 tapi khutbah mulai jam 2 siang. Ini yang tidak saya antisipasi. di Kuala lumpur kami memilih jalan jalan dulu ke masjid jamik, nongkrong di river of life, shalat jumat, lanjut dataran merdeka dan terakhir petronas tower. Idealnya petronas tower dulu, dataran merdeka baru ke masjid jamik sekalian shalat jumat. Alhasil di masjid jamik kita menunggu 2,5 jam sampai shalat berakhir jam setengah 3 sore. Mau jalan lagi tetapi hari masih panas. Jam 3 sore di malaysia sama dengan jam 2 siang waktu indonesia bagian barat. Meski malaysia dekat dengan sumatra, zona waktu malaysia mengikuti zona WITA.

Keluar masjid jamik, tiba tiba banyak orang bergerombol di luaran. Rupanya sedang ada unjuk rasa damai di depan masjid jamik yang diliput oleh stasiun televisi malaysia. Massa menyebar poster dengan tulisan nada protes atas pencalonan mr xxxx. Saya tidak mengerti situasi politik malaysia terkini. Untungnya demo simpatik. Jadi kami tidak perlu mengambil rasa waspada. Dari masjid jamik, kita bergegas menuju dataran merdeka. Lagi lagi di dataran merdeka ada panggung besar dan tenda tenda. Sepertinya ntar malam ada konser. Membuat kawasan dataran merdeka tidak bagus untuk difoto. Jadinya kita foto di depan KL city gallery. Setelah mengambil gambar disana, kami lanjut lagi masuk lagi ke stasiun masjid jamik, lanjut naik kereta ke KLCC. Jam sdh menunjukkan pukul setengah 4 sore. Keluar stasiun KLCC langsung kita tanya orang arah menara kembar. Stasiun KLCC ini menjadi satu tempat dengan mallnya. Untuk foto dengan menara kembar kita harus Keluar mall dulu. Ternyata kita salah jalan. Kita malah keluar mall disambut kolam yang ada air mancurnya. Sepertinya mas mas yang tadi saya tanyakan di dalam mall salah paham dengan pertanyaan saya. Tanya pak polisi yang berwajah india. Alhamdulillah ketemu itu menara kembar. Saya menyuruh arif dan risya untuk mengambil gambar. Sementara saya cari money changer menukar sisa ringgit ke rupee india. Agak lama nukarnya. Pas keluar mall, si arip dan risya bukannya malah foto2 dengan menara kembar. Tapi masih duduk manis di teras mall.
“Kalian belum foto??”
“Belum mas. Tadi kita foto mobil F1 dulu di dalam. Terus duduk duduk disini sambil nunggu mas indra” Jawab risya dengan wajah innocent. Sementara waktu mendekati kehimpitannya. Jam 7 malam kami harus sudah terbang ke india. Sebelum terbang kami masih harus antri di imigrasi yang tentu banyak memakan waktu. Sementara saat ini jam sudah menunjukkan jam 4 sore.
“Arghh…ayok foto”.
“Di sela sela foto, banyak sales yang nawarin alat bantu kamera semacam fish eye dan produk hp iphone. Hp iphone dibandrol 2,5 juta. Siapa yang ga mupeng. Secara harga aslinya masih di atas 6 juta. Tetapi kami tidak jadi membeli karena takut barang recondition. Kelar foto foto, arif dan risya beli coklat berlys di mall KLCC. Waktu sdh menunjukkan jam stgh 5 sore. Ketika hendak bayar di kasir, si kasir dengan innocent asik telponan dengan hapenya, padahal kami sudah menunggu 3 menit. Ingin rasanya menggebrak mejanya. Mungkin kalau sedang tidak terburu, saya tidak mungkin akan seemosi hari ini. Hari pertama sungguh penuh emosi. Padahal jam 7 malam pesawat sudah take off ke jaipur. Selesai membayar, kami langsung membeli tiket kereta menuju KL sentral. Di KL sentral sdh pukul 5 sore.
“jalannya sedikit dipercepat.” Saya mencoba menegur dua bocah teman saya yang masih tampak tenang dan ayem jalannya.
“Ini ranselnya berat mas”. Entah sudah berapa kali arif dan risya sering mengeluh begitu berat tasnya. Saya berjalan mendahului mereka. Di pikiran saya yang penting segera bayar tiket dulu untuk 3 orang. Begitu menemui counter ticket, saya baru ingat, ternyata saya hanya memiliki sedikit ringgit. Karena itinerary awalnya kami mau naik kereta KLIA transit. Di papan pengumuman tertera bahwa train KLIA transit masih 20 menit lagi brangkat. Train KLIA ekpress 2 menit lagi berangkat.
“Kita harus naik ekpress. Waktu kita semakin mepet.
“Berapaan mas??ucap arif.
“Mahal. 55 RM. Setara 170 ribu kalau dirupiahin. Kalo naik KLIA transit bisa separuhnya. Tapi akan lama sampai di airport karena di setiap stasiun akan transit.”
Arif merogoh dompetnya. Dia hanya punya 23 myr. Saya sendiri punya 52 myr. Untung si risya Ringgitnya masih banyak. Pake adegan sedikit lama bayarnya di depan counter karena kita harus mengumpulkan 165 myr dengan mata uang kertas dan recehan koin koin yang tersisa. Sementara KLIA ekspress akan segera berangkat.

Bayang bayang ketinggalan pesawat mulai memenuhi benak saya. Selesai  membayar kami segera menuju gerbong KLIA ekspress. Tepat kami masuk ke dalam kereta, kereta langsung berangkat. Alhamdulillah tidak ketinggalan kereta. Jam stgh 6 sore sampai di airport. Kita salat asar dulu di musala bandara. Jam 17.55 kita masuk imigrasi. Antrian panjang sekali. Padat merayap. Mengular. We still have one hour guys.

“Ini tidak akan terkejar” begitu ucap dalam hati saya melihat antrian membludak. Sementara sisi hati yang lain mencoba menyemangati. “Look, dont you remember the last time when you went to korea two years ago indra. You just have several minutes but u can catch the plane still”.

Saya memilih diam sambil mengantri. Saya mencoba sekuat tenaga untuk tetap berpikiran positif. Risya dan arif masih mengoceh tentang cewek india cantik yang juga antri di imigrasi. Candaan mereka sedikit menghibur hati.

“Can you do me favor?….Im in a hurry bla bla bla” Di belakang saya, seorang pemuda meminta izin menyerobot antrian imigrasi karena pesawatnya bakal terbang. Saya tidak mempedulikannya. Pesawat yang akan saya naiki juga sedang boarding saat itu, sementara saya masih juga antri di imigrasi. “How dare you guy ask for favor?” ucap saya dalam hati. Salah sendiri pemuda ini tidak antisipasi waktu. Padahal kami juga antri. Beuh.

Saya menunggu dengan cemas agar antrian bisa kelar terurai sambil sesekali melirik jam di tangan. Sekuat tenaga juga utk menahan emosi dan rasa kencing. takut tiket menjadi hangus. Untungnya counter meja imigrasi yang kosong kedatangan petugasnya lagi. Semoga saja kami tidak ketinggalan pesawat. Pemuda di belakang saya kembali mencoba menyerobot sebelah kanan saya, segera saya menghadangnya sebagai bentuk ketidaksetujuan saya. Karena putus asa, Alhasil si pemuda keluar lewat garis tali antrian dan langsung menuju barisan terdepan. Beuh.

Segera setelah mendapat cap imigrasi. Saya langsung scanning bagasi. Begitu clear, saya check pintu gate keberangkatan di boarding pass. Gate P. Saya masih awam dengan gate P. Biasanya saya sering mendapat gate K dan L. Tak banyak pikir saya mencoba berlari kecil sambil Memanggul ransel berat dan mencari gate P dari papan petunjuk. “Ayo lari!! Teman saya dibelakang menyusul. Dua turis berwajah china berhasil mendahului kami. Dari paspornya yang dia genggam, mereka berasal dari tiongkok.

“Rip, itu dua turis cewek yang lari di depan kita, pergi ke jaipur juga??”
“Iya mas. Tadi saya tanyain, jawab begitu.”
“Weh. Ayo kita lari juga”
Segera saya ambil langkah seribu. Sementara turis china itu sudah jauh meninggalkan saya. Ternyata gate P masih jauh. Belum nampak di hadapan saya. Padahal sudah lari 200 meter. Ini kenapa bandara luas sekali. Saya merutuk dalam hati. Turun eskalator, berkali kali saya berteriak dengan sopan agar orang menghadang saya didepan minggir . “Let me pass, Give me pass, Im in a hurry”. Tetapi percuma karena kerumunan yang berada di eskalator juga penuh. Turun eskalator ternyata masih ada pos scanning bagasi kabin. Buka lagi jaket, tas, antre lagi sambil nahan pipis. Saya sudah kehausan sekali. Keringat bercucuran deras karena saya lari lari sambil masih mengenakan jaket thermal winter. Selesai scanning bagasi, saya lari lagi sampai saya sudah tidak kuat berlari lagi. Entahlah apa pesawat kami sudah lepas landas? Teman saya arif sudah mendahului saya. Sementara risya masih tertinggal jauh di belakang. What an amazing race. Saya cari kran drinking water dulu. Mau minum. Saya sudah kehausan sekali. Berkali kali air kran tumpah luput memenuhi botol kosong saya. Saya kehilangan konsentrasi. Tangan gemetar. Sementara bibir dan air liur sudah kering.

“Are you fine sir??that’s hot water”. Kata orang di sebelah saya yang masih mengisi botol minumannya dengan cold water.
“Be careful sir”
Saya mengangguk. Saya sudah kehausan sangat. Botol minuman yang masih terisi separuh dengan air hangat, segera saya campur dengan cold water.

Alhamdulillah..nikmat. air membasahi kerongkongan. Nikmat mana yang bisa didustakan. Saya mendapat energi baru kembali. Saya isi kembali botol minuman saya sebagai cadangan nanti di kabin pesawat selama perjalanan ke india. Dalam situasi ini saya masih berpikir bahwa pesawat masih menunggu kami. Saya lanjutkan lagi lari lari. Masih dengan ransel berat di bahu saya. Gate P sudah mulai nampak di hadapan saya. Saya check lagi boarding pass saya. GATE P 12. ternyata gatenya masih jauh dipojokan sendiri. Sampai di gate P12, penumpang sudah nihil. Sudah masuk dalam pesawat. Disana masih ada 2 petugas.

“Jaipur!!! Ucap petugas

“Yes

Saya beri boarding pass dan paspor saya. Petugas gate masih meminta visa india saya. Bongkar lagi tas dan menunjukkannya. Jam sudah menunjukkan jam 7 malam. Seharusnya kami sudah ketinggalan pesawat. Air asia saat itu tidak sedang on time. Di dalam kabin pesawat sudah penuh dengan penumpang. Dua turis china yang tadi berlarian juga bersama saya tersenyum mengembang ke arah saya. Memberi jempol. Tuhan ternyata masih bersama para backpacker. 🙂

Alhamdulillah..India, I’m coming.

3 idiot : backpacking ke India

“India. Kamu ke India??ada apa di India. Perasaan disana jorok. Kotor”. Begitu respon teman saya ketika saya selesai book tiket ke india. Hampir semua ajakan ke india yang saya gulirkan ke teman teman di whatsap berbuah penolakan. Teman teman lebih suka diajak ke jepang atau negara2 yang sangat aman. Tidak salah memang. Jorok dan kotor memang melekat terhadap negara india. Apalagi kalau sudah pernah menonton slumdog millionaire. Sudah ketahuan india seperti jakarta. Mungkin lebih parah lagi. Macet, kotor, semrawut dan tidak teratur. Tetapi selentingan kata kata tersebut tidak menyurutkan niat saya pergi ke india. India sudah masuk bucket list saya. Saya terlanjur terpesona dengan keindahan alam yang sering disajikan di film film bolywood. Yang sering menjadi tempat syuting para artis india berjoget seperti padang sabana dan rangkaian gunung yang bertudung salju yang semuanya sangat memanjakan mata. Saya suka juga dengan kekayaan budaya yang dimiliki orang India, cerita cerita perwayangan dan kisah kerajaan di india. Bagi saya mengunjungi negara negara yang terbelakang, jauh dari kemapanan, terisolasi dan penduduknya yang tidak berbahasa inggris lebih saya utamakan sebagai destinasi. Seperti berasa locked up abroad. Challenging.

Saya akan berangkat ke India bersama tiga wanita yang saya tidak kenal. Lho kok bisa?? Awalnya sebelum book tiket ke india, saya buka forum backpackerindonesia.com. waktu itu saya cari thread yang jalan bareng backpacker ke india bulan februari 2018. Inginnya berangkat pas bulan april 2018, tetapi bentrok dengan jadwal backpacker ke jepang. Mau sambung cuti ke india setelah habis datang dari jepang, bisa bisa saya ditoyor sama kepala kantor saya. Maklum sebagai PNS, susah mau cuti lama lama. Alhamdulillah sudah ada 3 peminat yang hendak berangkat ke india. Itu cewek semua lagi kecuali saya. Satu hal lagi yang membuat saya yang tidak pusing dengan urusan jalan jalan ini, yang mengatur itinerary dan transportasi adalah mbak uche. Jadi saya tinggal berangkat saja. Tidak pusing pusing urusan hotel dan transportasi selama di india.

Dan bencana terjadi 1 bulan sebelum keberangkatan. Mendadak semua peserta trip backpacker batal berangkat. Alasan karena kerjaan tidak bisa ditinggal, anggota keluarga masuk rs dan lain lain. Kepala saya mendadak nyut nyutan membaca pesan di whasaap Group. Bulan januari adalah bulan bulan sibuk saya menutup kas, menyusun laporan keuangan kantor dan hal hal lain di awal tahun. Dan tiba tiba semua anggota cewek batal berangkat semua. Belum punya bayangan india seperti apa. Kesana cuma ingin ke bollywood, taj mahal dan kashmir. Mau membatalkan tiket rasanya sayang juga. Jadilah malam malam itu saya rajin membaca blog para backpacker yang pernah jalan ke india. Rata rata yang berpergian ke india hampir pasti memiliki pengalaman kena scam oleh supir tuktuk dan supir taksi. Jadi mengkeret juga saya kalau memilih berangkat sendirian. Berangkat sendirian itu berarti juga berat di ongkos karena tidak ada teman sharing cost. Di India kemana mana banyak menggunakan moda transportasi tuktuk.

Saya coba cek tiket saya. Pesawat saya landing di jaipur. Balik via amritsar. Ini rute baru pesawat dari kuala lumpur dan belum populer. Rute ini diusulkan oleh mbak uche selaku leader. kebanyakan backpacker indonesia naik pesawat via Kuala Lumpur new delhi PP. Kesimpulan saya, dengan landing di jaipur memberi banyak saya keuntungan karena terletak di provinsi rajasthan yang terkenal dengan kota kotanya yang penuh budaya. Hampir semua destinasi top versi tripadvisor ada di rajashtan. Keuntungan kedua, saya lebih mengoptimalkan waktu dan eksplorasi tempat karena jaipur terletak di selatan dan amritsar di utara atau barat daya. Jadi tidak perlu bolak balik ke delhi. biaya transportasi menjadi lebih hemat.

Jodhpur, udaipur, jaipur, agra, delhi, srinagar, amritsar menjadi kota pilihan destinasi saya. Jodhpur adalah sebuah kota kecil saja. Yang membuat kota ini layak dikunjungi karena terdapat benteng Mehrangarh. Sebagai seorang yang history buff dan penyuka arsitektur maka kota ini wajib saya datangi. Benteng mehrangarh ini salah satu peninggalan raja jodha akbar yang serialnya sudah wira wiri di stasiun televisi indonesia.

Udaipur. Ini kota yang mirip bandungnya india. Sering menjadi tempat persinggahan musim panas raja raja india. Udaipur juga pernah menjadi salah satu setting film james bond yang dibintangi om roger moore.

Jaipur. Awalnya kota ini tidak masuk list destinasi saya karena sudah padatnya itinerary. Tetapi di menit  menit akhir, saya mengubah rencana perjalanan saya mengingat kota jaipur adalah kota budaya. Tripadvisor memberi rating yang baik sebagai destinasi turis. Banyak peninggalan fort, temple yang masih terawat dengan baik. Karena memilih jaipur, maka di delhi yang awalnya seharian hanya menjadi setengah hari. Akshardam temple yang famous di delhi terpaksa saya skip karena selain didalam tidak bisa foto foto juga sebab merupakan situs suci umat hindu.

Agra. Semua orang tahu agra adalah kota dimana taj mahal berada. Agra ini banyak memiliki peninggalan makam raja raja rajashtan yang hampir semuanya dibangun lengkap dengan mauseloumnya.

Delhi. Ini ibukota India. Kesini cuma mampir ke masjid jamik dan indian gate. Selebihnya kota transit menginap sebelum menghadapi penerbangan keesokan harinya ke kashmir.

Srinagar. Nah srinagar ini merupakan kota yang bertolak belakang dengan budaya India. Terletak di provinsi jammu kashmir. Dikenal sebagai daerah kantong muslim dan hidden gems of India karena memiliki pemandangan alam yang memikat seperti negara swiss.

Amritsar. Sumpah ini kota saya baru mendengar. Pilih kota ini juga awalnya gara gara disuruh mbak uche sebagai kota destinasi return trip balik ke indonesia lewat singapore. Dan saya baru tahu kalau amritsar adalah kota sentral budaya sikhisme. Kalau kita melihat film india, ada artis pria yang mengenakan semacam surban berlilitan di kepala, sudah dipastikan artis tersebut adalah orang penganut sikh. Nah di amritsar ini banyak penduduk yang beragama sikh.

Anyway itu sekelumit singkat kota kota yang saya bakal singgahi. Perjalanan lengkapnya akan saya sajikan dalam artikel berbeda. Di setiap kota saya mendapat pengalaman berbeda yang semuanya hampir menyenangkan.

Tips Hemat Berlibur ke Tempat Wisata di Thailand

Taman Suan Rot Fai (learnthaiwithmod.com)

Negeri gajah putih ini wajib kamu kunjungi sekali seumur hidup, karena tempat wisata di Thailand ini sangat komplit dan menyenangkan. Berlibur ke sana pun sebenarnya tak menguras tabunganmu kok, asal kamu bisa mengatur keuanganmu. Yuk, ikuti tips liburan murah ke tempat-tempat wisata di Thailand.

Hal pertama yang paling penting adalah selalu mencari dan memilih alternatif yang lebih murah

(simplefill.com)

Cari tiket pesawat yang paling murah dengan menggunakan situs seperti Traveloka, jika liburanmu tak buru-buru maka kamu bisa memilih tiket pesawat yang melakukan transit, selain harganya lebih murah, kamu juga bisa memanfaatkan hal ini untuk berjalan-jalan sebentar di tempat kamu transit.

Mengenai penginapan, Traveloka sebenarnya memiliki fitur yang memungkinkan kamu untuk membeli tiket pesawat sekaligus dengan hotel atau penginapan, pilih penginapan yang berada di kawasan Khaosan Road. Kawasan ini sering dijadikan tempat menginap para backpacker tarif semalamnya bahkan ada yang hanya Rp.150.000 saja, tiket pesawat dan penginapan yang murah tentunya akan membantumu menghemat lebih banyak uang.  Atau kamu bisa memanfaatkan situs CouchSurfing untuk tempat penginapan gratis.

Pilih transportasi murah saat berada di Thailand

Ada banyak cara untuk mencapai satu tempat wisata di Thailand, untuk berpindah tempat dari satu tempat wisata ke tempat wisata lain, kamu bisa menggunakan BTS (Bangkok Mass Transit System), atau kamu bisa menggunakan bus murah namun kamu harus benar-benar menghafalkan nomer destinasi karena nama daerah di sana menggunakan huruf lokal.

Memilih makanan pinggir jalan yang lebih murah

(flickr.com/todorkamenov)

Tak ada salahnya kok kamu makan di restoran atau tempat makan lain, tetapi jika selama disana kamu terus-terusan makan ditempat yang mahal, tentunya liburan kamu tak jadi liburan hemat. Maka, jajanan kaki lima bisa jadi pilihamu. Namun, kamu harus tetap melihat mengenai kebersihan tempatnya ya. Mengenai rasa, sama saja kok, ada banyak beragam makanan yang dijual dipinggir-pinggir jalan, mulai dari Tom Yum hingga Pad Thai (mie khas Thailand) semuanya tersedia. Kisaran harga sekali makan untuk kelas kali lima di Thailand adalah 15.000 hingga 30.000 rupiah untuk sekali makan.

Untuk kamu yang beragama muslim, maka jangan sungkan untuk bertanya mengenai kandungan makanan yang akan kamu beli, ya.

 Liburan hemat, ya pilih tempat wisata yang gratis!

Tips liburan hemat di Thailand lainnya adalah memilih tempat wisata di Thailand yang gratis. Ada banyak tempat yang bisa kamu kunjungi seperti Beberapa tempat seperti Pasar Chatuchak, Wat Hua Krabeu dan Taman Suan Rot Fai tidak menarik biaya masuk. Jadi untuk kamu yang memiliki budget terbatas tapi tetap ingin mengeksplorasi Thailand bisa datang ke tempat-tempat tersebut.

(waytogo.com)

Namun, hati-hati ya, karena banyak barang yang sangat menarik hati. Jangan sampai kamu masuk ke area wisata yang gratis tapi malah memborong banyak barang yang sebenarnya belum tentu kamu butuhkan. Karena banyak tempat di Thailand yang menjual pernak-pernik lucu yang dapat menggoda iman untuk dibawa pulang ke tanah air.

Selain itu banyak kuil atau wat yang mengijinkan pengunjung untuk masuk tanpa dipungut biaya masuk salah satu yang gratis dan unik adalah Wat Hua Krabeu yang berarti Kuil Kepala Kerbau. Seperti namanya, Kuil ini banyak terdapat tengkorak kerbau jumlahnya bisa ribuan, hal ini dilakukan sebagai pengingat bahwa populasi kerbau di Thailand telah menurun drastis sejak 1987. Padahal, 400 ribu ekor kerbau dijagal tiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dagingnya. Yang menarik, kamu bisa menemukan terowongan yang seluruhnya dibuat dari tengkorak kerbau.

 

 

 

2 buku teman jalan arus mudik

Ini adalah 2 buku yang saya baca dalam perjalanan arus balik dari tuban menuju madura. Teman pengusir kebosanan kala macet, kala kosong waktu. Teman untuk cara cepat membuat mata lelah ketika kamu ingin segera tidur. 2 buku ini menarik sekali dibaca. Bidadari bermata bening, buku tentang romantika dalam dunia pesantren. buku selanjutnya, Kisah hidup Abu Bakar, kisah sahabat nabi yang dijuluki as shiddiq karya dr. Mustafa murad. Banyak sekali kisah abu bakar yang belum pernah saya temukan di buku lain so buku ini layak dibeli. Lumayan buat semacam tazkiyatun nafs. buku untuk menyucikan jiwa, membasahi jiwa yang kering.

Rabu Malam bersama Mbah Putri

Tak terasa hari syawal menginjak hari ke 4. Sejak syawal pertama, saya datang mudik ke rumah mbak putri dari pihak ibu. Mbah putri kini umurnya sudah 82 tahun. Badannya gemuk. Hal ini yang membuat khawatir kami. Obesitas di usia senja rentan penyakit. Apalgi  mbah saya mengidap darah tinggi sehingga perlu dikontrol pola makannya. 

Kalo beberapa teman saya bilang bahwa saya mirip orang Arab, orang india atau orang pakistan, itu karena saya mengalir darah genetika fisik itu dari pihak mbah putri. 

Di Turki saya ketemu turis India. Dia menyapa saya, bahwa saya berasal dari bagian India mana?? Disitulah saya terkejut. Ternyata teman teman sekolah/kantor saya tidak sedang guyon kalo saya mirip orang India. So, saya langsung menjawab pertanyaan turis tersebut bahwa saya sejatinya berasal dari Indonesia, so terkejutlah dia. 

Sejak di rumah mbah, praktis dari pagi sampe malam, televisi menyetel tayangan serial serial India, sampe saya bosan sendiri. Malamnya sebelum tidur, mbah saya nonton mikrofon pelunas hutang. Andai saya PD dengan gaya nyanyi saya, mungkin saya mencoba mendaftar itu, mic pelunas hutang. Lumayan utang bank bisa lunas. 

Sabtu bersama mbah kakung part 2

Tahun 2017 mbah kakung saya berumur 90 tahun. Praktis menjadi orang tertua sedusun. Alhamdulillah mbah saya sudah 3 tahun ini tidak merokok. Akhirnya nasihat untuk tidak merokok sampai juga di kedalaman hatinya. 3 tahun lalu mbah saya merasa paru parunya tidak nyaman. Akhirnya berobat kepada cucunya, adik hasan, yang kini telah menjadi seorang dokter. Entah nasihat macam apa membuat mbah kakung saya berhenti total dari aktivitas merokok.

Bapak saya telah meninggal 10 tahun lalu. Disebabkan karena komplikasi paru paru. Salah satunya disebabkan oleh rokok. Banyak orang bilang, mengapa mbahmu yang menjadi perokok aktif malah bapakmu yang dipanggil duluan menghadap ilahi. Padhal rentang lama merokok bapakmu tidak selama rentang mbahmu merokok yang hampir tiga perempat abad. Begitu kata orang orang. Itu kematian bukan karena ajtivitas merokok. Kesimpulan yang sangat sesat. Bapak saya malah menasehati anak anaknya agar tidak merokok karena ketika paru parumu sakit, itu telah mengurangi sedikit kenikamatan hidup. Jangan lalaikan sehatmu, jangan lalaikan usia mudamu. Sungguh rokok itu temannya setan. Cukup bapakmu saja yang menanggung sakitnya paru paru ini karena rokok.

Terkadang Tuhan itu lucu. Ada orang yang tidak merokok tetapi tidak hidup lama di dunia. Ada yang merokok, tapi masih sehat saja di usia senjanya. Tidak..Tuhan tidak sebercanda itu. Yang ada dalam genggamanNya terkadang masih luput dicerna oleh akal kita. Banyak orang mengira bahwa di dunia ia telah melakukan banyak kebaikan, ia melakukan hal hal yang baik, tidak memberi mudharat kepada orang lain tetapi ketika dibuka amal catatannya, justru kosong. Ujian terberat seseorang itu adalah ketika dia merasa dirinya tidak diuji. Seolah itu sebuah anugerah atau rezeki. Pada hakikatnya, ketika manusia bertambah nikmatnya, sejatinya bertambah pula ujiannya. Nikmat umur, nikmat harta. Bahkan sahabat nabi kita, abu bakar mengatakan “aku sering menjadi tidak sabar ketika diberi keberlimpahan”. Sahabat Umar pun selalu menangis bila dia mendapat rampasan hasil perang yang berlimpah. Ghanimah. Kita tahu zaman sahabat umar wilayah islam begitu luas. Mencapai kejayaannya. “Seandainya ini adalah limpahan keberkahan, harusnya kelimpahan ini ada di zaman sahabat abu bakar. Ia lebih mulia daripada aku”. Begitu umar berkata sebakda melihat rampasan perang yang melimpah ruah ketika menaklukan kerajaan persia.

Di usia yang 90 tahun, saya masih melihat mbah saya bisa berdiri tegak. Masih bisa salat tanpa dibantu kursi. Shalawat tarawih 20 rakaat pun dijalaninya bersama imam yang super kilat bacaan dan gerakannya. Kalau jalan kaki tidak membungkuk seolah tidak mengalami osteoporosis. Entah bagaimana tulang punggung itu masih tampak padat. Bukankah semakin menua, semakin berkurang kadar kalsiumnya. 10 tahun yang lalu, saya masih melihat mbah saya menurunkan karung hasil panen padinya dari sepeda ontelnya. MasyaAllah, itu sepeda ontel yang dulu masa kecil saya-mbah saya pernah memboncengi saya dibelakangnya, tentu dengan kaki dililit tali. Masih ada itu sepeda. Tampak karat dimana mana dimakan usia, sama seperti tubuh mbah dimakan keriput di usianya yang semakin senja. 10 tahun lalu, mbah saya dsuruh berhenti kerja di sawah, tetapi dia tetap tidak mau. Padahal saat itu usianya sdh mencapai 80 tahun dan anak anaknya telah bisa bekerja secara mandiri dan bisa memberikan kebutuhan pangan mbah. Mbah putri sudah meninggalkannya sejak tahun 1996, praktis selama 20 tahun ia hidup tanpa pasangan kecuali masih ditemani anak dan cucunya yang imut2.

Sekilas melihat tampilan mbah saya yang secara fisik masih bugar, saya teringat sebuah artikel kesehatan, bahwa orang yang rajin berolahraga secara teratur mampu membentuk tulang yang kuat dan mencegah kerapuhan tulang atau perlambatan pengeroposan. Mungkin kekuatan tulang ini diperoleh mbah saya ketika selagi muda dan tuanya masih mencangkul di sawah.

Sekarang mbah kakung tidak memiliki sawah lagi sebab dijualnya. Fisiknya sudah tidak memungkinkan lagi. Kalau badannya lagi tidak enak, mbah minta tolong dibelikan sup kepala kambing. Saya saja kaget obat mujarab sakitnya si mbah itu sup kepala kambing. Menu makanan yang berkolesterol dan tentu tidak baik bagi kesehatan. Sekali santap sup kepala kambing, sirna sudah segala sakitnya. Saya yang melihat mbak menyantap sup kepala kambing berasa melihat seorang kannibal hehehe. Saya yang diajaknya makan jadi jijik, meski saya mencoba seicip demi seicip terasa enak tapi tetap menjijjkkan.

Sehat terus mbak. Dari cucumu yang menyayangimu

Tuban, 2 syawal

Sabtu Bersama Mbah Kakung

Alhamdulillah, ramadhan 2017 saya masih bisa bertemu dengan mbah kakung saya dari pihak ayah. Saya sangat senang Indonesia memiliki tradisi mudik. Tak ada yang mengalahkan kefanatikan orang Indonesia dalam hal mudik bahkan ketika mereka dihadapkan sebuah tiket transportasi yang melonjak naik. Bahkan ketika setiap tahun menjumpai terjebak macet antrean panjang di jalanan berjam jam hanya ingin pulang kampung. Gak ada kata kapok dalam kamus untuk orang yang hendak mudik. Yang penting pulang, nak. Sungkem karo wong tua, sungkem karo pak poh, bukpo dan sedulur sedulur. Tiket mahal di tangan seolah tak ada harga ketika tangan berjabat, ketika mbahmu dengan senyun sumringah menyambut cucunya, memeluk penuh kesayangan,  ketika kamu hanya menjawab sekedar “baik baik saja”, ketika tante, budemu hanya menanyakan piye kabare, le?? “.Saya bersyukur bahwa sampai hari ini Allah masih memberi dengan kelebihan rizki sehingga saya bisa melakukan mudik tahun ini. Alhamdulillah. Karena mbah mbah saya masih ada, saya yang sudah berdomisili di madura, harus melakukan mudik ke mojokerto bersama ibu dan adik saya. Perjalanan lancar jaya dari sumenep tanpa halangan apapun ke mojokerto.

Saya tak memahami arti mudik. Waktu saya SD, setiap mau mudik Ortu saya bilang “ndra kita liburan di rumah mbah. ortu saya akan membuat surat ke sekolah bahwa saya izin beberapa hari tidak masuk sekolah dari jatah libur resmi karena alasan mudik. Senang waktu itu karena saya bisa bolos beberapa hari. Zaman saya SD, kita tidak dikasih liburan banyak. Beda sama zaman gusdur yang sekolah sudah libur sejak puasa ramadhan sampai selesai idul fitri.  Kalo main ke rumah mbah, yang terbayang pertama kali di benak saya, pasti besok paginya saya selalu dibawa mbah putri ke pasar. Mbah putri saya dulu jualan di pasar. Disitu mbah saya memamerkan saya ke teman teman pedagang, seolah saya makhluk tuhan paling imut. Dielus elus pipinya macam boneka. Beuh. Tak jarang saya suka lempar bawang bawang karena saya anggap mainan xixiixixi. Tapi mbah saya ga pernah marah. Mbah putri saya mengerti bagaimana cucunya bisa senang. Kalau berangkat ke pasar naik sepeda ontel dengan mbah kakung, pulangnya naik dokar. Senang sekali saya waktu itu, karena saya bisa melihat kelucuan sang kuda dan pak delman.

Mudik menempa saya kelak, bahwa saya orang yg hobi menikmati jalan jalan. Menempa hidung saya menjadi sebuah organ yang memiliki antibodi terhadap segala rasa dan bau keringat yang bersenyawa dengan bau ketek.  Sering juga itu membuat saya pusing kepala. Dalam kondisi itu saya sering tanya, “berapa jam lama lagi pa, ma sampe”?. Biar dua orang tua saya PNS, yang di jaman itu dibilang berkecukupan, toh ortu saya selalu naiknya bus ekonomi. Jarang jarang naik bus patas. Entahlah apa dua gaji itu tidak mampu membayar tiket premium buat 4 orang(papa, mama, kakak dan saya sendiri). Pikiran anak kecil saya belum pernah memikirkan sejauh itu. Yang saya tahu, “adek naik bus yang ini”. Kadang juga saya sendiri pernah nanyain, “ma kenapa ga naik bus yang itu saja. Itu di dalam ada tv nya ma. Terus itu apa ma di atas atap bus, kok tampilan busnya beda”. Ibu saya langsung menimpali “itu bus AC dik. Mahal”. Jadi teringat dulu pernah merengek naik bus bus yang bagus karena tampilan dari luarnya bagus. Kadang tiba tiba saya masuk ke dalam bus yang saya sukai dan ortu saya terpaksa ngeluarin lagi ke luar bus.ckckcckck. 

Saya suka sekali menikmati pemandangan yang berbeda di luar kaca jendela bus. Berebutan dengan kakak saya dihadapan jendela. Melihat bangunan tua, Melihat bangunan unik sesekali bertanya tanya ke mama, itu bangunan apa. Anak anak menyukai hal hal apa yang dianggap baru. Ketika bus sampai di kamal dan menyeberangi laut, saya menikmati perjalanan dengan fery dari pelabuhan kamal menuju perak. Bermain di buritan kapal, menikmati  rambut saya semilir disibak angin laut. Mendengarkan gemuruh gelombang. Menatap ngeri ketika memandang kedalaman laut. Takut tenggelam. Karena sering naik fery, saya sampai hafal nama nama ferry berlayar di sepanjang perariran ini.  Ketika sampai di perak, saya bisa melihat patung seorang tentara berdiri gagah dalam monumen jalesveva jayamahe. Di laut kita berjaya. Di surabaya saya melihat bangunan dengan arsitektur berbeda, gedung pencakar langit, jalan melayang layang, asap hitam di udara bahkan sudut sudut kota yang tampak kumuh. Pikiran kecil saya, itu surabaya seperti kota mengerikan. Tak pernah istirahat. Asap asap mikrolet, bemo, bus membumbung hitam. orang orang berjalan cepat. Seolah tak menikmati hidup. Kalau sudah sampai bungurasih, energi saya menjadi bertambah karena sejam lagi bakal sampe. Usai sudah segala keletihan, usai sudah hidung ini menghirup bau tak mengenakkan, usai sudah pipi ini terasa panas gara gara suasana yang  gerah. Seolah neraka sebentar lagi usai. Arghh.

Mudik juga itu bisa mengenal kuliner jajanan khas atau makanan yang saya anggap baru. Sepanjang jalan dari sumenep mojokerto tuban, sering abang penjaja makanan di dalam bus nawarin mulai dari permen jahe(ini permen sampe sekarang masih awet jualannya), onde onde, dodol, wingko, legen, manisan buah, kacang telur, air minum dll. Jualan jualan abang abang ini yang membuat kebete-an jadi sirna. Apalagi kalau langsung minum air mineral es..beuh..langsung segar dan mau bobok.

Itulah Sedikit cerita kenangan mudik masa kecil yang bisa saya rekam. Sebenarnya masih banyak lagi seperti Mulai dari hilang kardus, kebalik sama kardus orang, ketinggalan barang di bus dan lain lain.. Anyway Saya akhiri tulisan saya ini dan akan berlanjut di tulisan kedua nanti, juga tentang mudik. Namaste.

Masjid Namira

Setelah menempuh kurang lebih 45 menit dari mojokerto menuju lamongan, melewati lebatnya alas jati, saya singgah dahulu di masjid namira di daerah tikung, kab. lamongan. Masjid ini rekomendasi dari teman kerja saya, mas bangun. Jadi ceritanya sebelum sampai tuban dalam rangka mudik, saya ingin mampir ke beberapa tempat wisata. Awalnya mau berziarah ke makam sunan drajat. Berhubung situs makam sunan drajat berada di garis pantai utara yang masih 30 km dari kota lamongan, saya skip tempat tersebut. Setelah tanya teman saya yang domisili di lamongan, akhirnya kepilih masjid namira. Kebetulan masjid ini bakal dilewati selama perjalanan darat dari mojokerto lamongan via jalan raya mantup. Jam 1 siang kami tiba disana.

Dari tampak luar, masjid ini penampakannya biasa saja. Terkesan minimalis malah. Baru setelah masuk ke dalam, masjid ini baru kelihatan keindahannya. Dalam bagian mihrabnya terletak gambar kakbah dengan penampakan pintu kakbah  atau kiswah. Saya yang baru umrah 4 bulan lalu berasa nostalgia lagi ketika memasuki masjid ini. Pengunjung yang shalat bisa merasakan seolah seolah sedang shalat menghadap kakbah. Subhanallah. 


Ya Allah, jika Kau izinkan, berilah hambamu ini yang papa, kelapangan rezeki, sehingga hamba bisa kembali menginjak ke Tanah SuciMu. Tak bisa kulupakan getar rindu itu. Getar karena iman bahwa kau tak hanya sebuah kubus biasa. Dan Kau sebaik baiknya pemberi Rizki. Perkenan doaku Ya Allah. Amin. 

Sawasdee Thailand (Jalan Jalan hemat dan Tetap “Wangi” ke thailand)

Kemarin dapat message dari fb.

“Mas punya itinerary ke bangkok”
“punya”
“minta dong mas”
“iya”
“kalo bisa yg jalan jalan hemat dan tetap wangi”
“wangi?”
“iya wakakaka”

prett.
Mendadak Hening.

mak mak rempong neh.beuh. Wangi??saya pun susah untuk mendefinisikannya. harum?aroma?odor?entahlah. Definisi wangi mungkin sedikit berbeda antara pria dan wanita. kalau pria yang penting tidak bau badan(kan bs pake deodoran). mungkin yang cewek lain lagi. Definisi wangi mungkin bisa lebih rumit lagi. tergantung tingkat sosial si wanita. wangi itu pake deodoran plus parfum yang menyengat. Yang lebih rempong lagi asal bedaknya tidak luntur, masih bawa tas hermes terus jalan maju mundur cantik cantik sambil pake high heels hehehe. syahrini mode on. aduh mak klo rempong seperti itu tidak usah mengaku backpacker. that’s a damn fucking doll.

perjalanan ke thailand adalah perjalanan pertama saya ke luar negeri.
waktu itu ada tiket promo air asia ke bangkok dari surabaya. sebelum depart di hari minggu, saya mendapat email di hari kamis bahwa jam keberangkatan saya ditunda. Dari jam 11 siang menjadi jam setengah dua siang dan tiba di bandara don mueang jam setengah 6 sore. mundur dari jadwal semula. saya pusing tujuh keliling. tiket kereta yang saya pesan secara online pun bisa hangus gara gara mundurnya jadwal ini. dua ratus ribuan terbuang secara percuma. saya agak kesal mengapa thailand yang pariwisatanya sudah sedemikian maju, belum bisa etiket untuk keretanya. sehingga pemesanan harus contact dengan salah satu agent atau go show beli via loket. kita sebagai pembeli pun harus menjemput tiket kereta tersebut di kantor agent. beuh.

Saya mencoba email air asia bahwa saya keberatan dengan reschedule. kalopun direschedule, saya ingin extend tanggal kembali atau return date. Tetapi Belum ada balasan email dari pihak maskapai hingga keesokan harinya. saya pandangi itinerary saya. kalo saya tiba jam setengah 6 sore waktu bangkok saya hanya memiliki waktu tersisa 3 jam. lebih tepatnya 2,5 jam karena dipotong waktu menunggu di imigrasi kedatangan. mana bandara donmueang masih 1 jam dari kota bangkok. beuh.

saya bikin simulasi :

pukul 17.30 tiba di don mueang airport – naik bus bandara ke catuchack- naik mrt ke hua lamphong station (ambil tiket kereta) – naik mrt lagi ke catuchack – naik bus kota ke bangkok terminal bus- pukul 20.30 berangkat ke laos by bus.

bisa gak yah 2,5 jam? kalo macet ? kata teman saya, bangkok itu sudah seperti jekardah. Selalu macet juga di jam pulang kerja. Kebayang adegan di benak saya, saya berlari lari keluar bandara, naik bus bandara, masuk stasiun, mengejar kereta… seperti serial amazing race saja. saya menggeleng geleng kepala. how’s pathetic.

saya mencoba kontak agent yang issued tiket kereta dan bus saya via email. saya waktu itu sudah memesan tiket balik kereta jurusan nongkhai-bangkok seminggu sebelum keberangkatan. karena sehabis mendarat di bangkok, pada hari yang sama saya akan langsung menuju laos dengan bus antarnegara dan baliknya naik kereta. saya merutuk dalam hati. kenapa tidak pesan pulang pergi saja tiket bus bangkok laos nya. apalagi print out tiket busnya dianggap valid. Hm ada alasan saya mengapa saya memilih transportasi berbeda. Karena saya ingin merasakan sensasi naik bus double decker antar negara dan sleeper train. sekali mengayuh dua tiga pulau terlampaui. Di indonesia transportasi semacam itu tidak pernah ditemui. so pasti mencoba pengalaman ini adalah langka.

My flight got resechedule and will arrive in Don mueang airport Oct 25 at 5.25 pm. I have  train ticket with kode booking OM 29505 and i have to pick them up in your office . Can you give me advise which  the quickiest transportation to hua lamphong railway station from don mueang airport because I must arrive in Northern bus terminal(mochit) on the same day at least 8.15 pm to take bus to Nongkhai.

i would be fully appreciated if you can help me by giving some advise.  Thank U

best regards

hari sabtunya saya dapat balasan dari 12goasia. agen yang membelikan tiket saya. di 12goasia kamu bisa membeli tiket kereta maupun bus jarak jauh di thailand.

We suggest you another option is that we can delivery ticket to Nongkai Railways station parcel room where you depart your trip and you can pick up your ticket their. This mean you can go straight to morchit Bus terminal. To delivery this parcel will cost you THB100. Please confirm ASAP.If you would like us to deliver to the station Nongkai or pick up at our office. Due to that time is peak hour traffic. If you do choose to go with the delivery please make payment through your book by paypal and as soon you make the payment could you please advise us or send a receipt of the paypal so we can proceed with the delivery by today. 

Best Regards, 
Amy 
12Go Support Team 

Saat membaca balasan email ini, secara bersamaan pula saya dapat balasan email dari air asia bahwa maskapai air asia reschedule lagi ke jadwal semula. haiss. air asia memang bikin sport jantung. suka reschedule secara sepihak. then I replied.

First and foremost, i thank so much for your fast response. i have just received email and short message service that inform my complaints is granted by my airlines. I get an early departure time and will be arrive in don mueang airport at 3.25 pm.  I hope, there will be no resechedule again. Not regret and wrong that I have chosen 12go asia be my travel partner to arrange my ticket. Thx a lot

Hari minggu saya berangkat ke juanda. selesai check in, saya tidak langsung ke imigrasi. roti pengganjal lapar saya habiskan dulu bersama sebotol air minuman. karena kalau naik pesawat tujuan internasional, penumpang dilarang membawa cairan melebihi 100ml. beberapa roti saya masukkan ke dalam tas untuk makan siang selama di udara nanti. jurus hemat budget karena kalo membeli makanan di atas pesawat harganya bisa 50 ribuan. gak nahan.

Jam 12 siang peswat air asia take off meninggalkan bandara juanda. Di pesawat saya duduk bersebelahan dengan mak mak yang sepertinya ikut tur agen karena form imigrasi yang diberikan pramugari langsung diambil tur leadernya.

Di atas pesawat saya tidak bisa tidur. saya habiskan membaca buku travel magazine air asia yang diberikan cuma cuma kepada penumpang untuk hanya dibaca di dalam pesawat. kebetulan edisi majalah tersebut pas lagi membahas wisata laos. wah kebetulan nih. saya tulis beberapa list to do selama di laos di buku catatan saya berdasarkan rekomendasi majalah tersebut. Hm kalo liat travel magazine, pengennya saya ambil dan masuk tas. tapi takut kena fine. sebenarnya majalah ini boleh diambil tidak sih?

duo mak mak rempong disebelah saya udah tidur dengan sun glasses nya. silau dari mana ya? Dua majalah sudah saya selesaikan. saya mencoba memejamkan mata dengan harapan bisa tertidur. tapi tetap juga tidak bisa membuat mata ini mengantuk.

perjalanan selama 4 jam di udara akhirnya sampai juga di bandara don mueang. si mak mak lagi nunggu tas kopernya di dalam bagasi kabin. saya sedikit terheran heran.banyak penumpang yang bawa koper yang kira kira beratnya melebihi 7 kg. tapi lolos lolos saja tuh. Padahal saya dah diingetin ma teman saya, maksimal berat tas masuk kabin tuh 7 kg. pas di counter air asia di bandara keberangkatan sudah ada banner kecil bahwa maksimal cabin baggage 7kg. udah ah masa bodo.

bandara don mueang ini sederhana sekali. Dulu katanya bandara ini adalah bandara militer. yah mirip mirip bandara halim perdana kusuma. kemudian dialihkan menjadi bandara komersil. Di bandara saya langsung menuju imigrasi. form imigrasi sudag saya isi lengkap pas dipesawat tadi. so penting sekali membawa bolpen selama berpergian ke luar negeri. form imigrasi terdiri dari dua form yaitu departure card sama arrival card. semuanya diisi. mulai dari nama, nationality, kota tempat tinggal dan prnginapan selama di bangkok. pokoknya isi semua dan copas dari kartu paspor kamu. yang lengkap isinya. kalo tidak lengkap bakal ditanyain petugas imigrasi. tetapi kasus ini sering random. ada yang ngisinya sudah lengkap, masih ditanyain sama petugas imigrasi. seperti kemarin saya ditanyain.

“first time travel abroad”.
“yes”
“put off your glasses”

Jadi di imigrasi kamu harus melepaskan kacamata, karena setiap turis yang keluar masuk ke thailand wajib difoto sama petugas imigrasi. tidak bisa bahasa inggris? kamu bisa minta tolong temanmu yang jago bahasa inggris. bilang aja temanmu yang mendamping
kamu selama di thailand bla bla bla.
saya juga tidak mahir berbahasa inggris. minimal saya sudah mempersiapkan diri bagaimana bertanya kepada warga lokal mengenai transportasi, memesan makanan dan memesan reservasi hostel dalam bahasa inggris.

beres urusan imigrasi, saya keluar
bandara. berdasarkan itinerary yang dibuat saya harus naik bus A1. Dari bandara don mueang banyak pilihan transportasi menuju kota bangkok. ada bus bandara, bus kota atau kereta api. Karena saya di bangkok cuma singgah sebentar untuk mengambil tiket kereta, saya naik bus A1. Di pintu keluar bandara, saya celingak celinguk cari bus bandara atau plang bertuliskan shuttle bus. owh my god banyak tulisan cacing. mata saya jelalatan mencari tulisan huruf latin. belum nemu juga. akhirnya saya cari sendiri pangkalan bus. Di bandara don mueang kamu tidak perlu takut adanya scammer atau abang taksi yang maksa maksa kamu naik taksinya. saya stop seorang pemuda yang saat itu mengenakan baju dinas militer. pemilihan ini memang sengaja, karena banyak orang thailand tidak bisa berbahasa inggris. so kalo ada anak anak yang mengenakan seragam sekolah, pakaian kantor mungkin kamu bisa bertanya mengenai kebingungan kamu.

“excuse me”
“yes”
“can you tell me which bus is going to mochit??”
mochit??
“owh I mean catuchack railway station”
“take A1”. Telunjuknya mengarah ke sesuatu. saya menoleh sesuai arah tersebut. tapi tidak ada bus disana. saya pun berpikir cepat, arah yang dimaksud pemuda ini mungkin adalah pangkalan busnya. maybe. saya pun cuma menebak nebak saja. saya pun berdiri disana. tidak lama kemudian bus lewat di hadapan saya.

“BTS mochit?catuchack??”saya berseru ke kondektur bus yang waktu itu turun dari bus.
“Yes”

penyebutan mochit di bangkok bisa jadi dua tempat. bts mochit dan terminal bus mochit. itu mengapa saya mengatakan catuchack railway station, karena catuchack railway station ini berdekatan dengan terminal BTS (bus train sky) mochit.

saya hidupkan hape saya. Langsung dapat sms dari KBRI di thailand. isinya bahwa kita jangan ragu menghubungi petugas KBRI jika ada masalah di thailand. jadi disitu sudah ada no telpon dan alamat KBRI yang bisa dihubungi. wow keren. Saya mengetik sebuah sms ke no hape mama mengabarkan saya sudah tiba selamat di thailand. anyway sekali sms langsung pulsa saya kena potong 8000 rupiah. langsung saya matikan seluler data dan flight mode. bener bener menguras pulsa.

karcis bus A1 sekitar 30 baht apa 40 baht. saya lupa.

“tell me if this bus stop at mochit
“two stop again”

Tak sampai 15 menit, saya sudah sampai di halte mochit. saya langsung mencari arah menuju stasiun mrt catuchak. biar ga salah masuk, saya tanya ke pedagang kaki lima.

“MRT catuchak”. catuchack” . saya pun memperagakan sebuah kereta dengan tangan saya. Bapaknya mencerocos dengan bahasa thailand. telunjuknya mengarah ke sesuatu. saya segera mengucapkan terima kasih. saya berjalan sekitar 30 meter dan akhirnya nemu sebuah jalan underground serta plang MRT. saya menuruni tangga. Saya dibuat kaget dengan kemegahan stasiun MRT di bangkok. begitu luas dan terasa lapang. bersih dari sampah. meski weekend, stasiun ini tidak terlalu ramai. tas saya diperiksa oleh petugas stasiun.

“kapunkrap” kata si mbak petugas ketika selesai memeriksa tas saya. kapunkrap mungkin artinya terima kasih atau thank you. mungkin kali ya. saya segera menuju vending machine. beli tiket mrt. untung disana ada petugas jaganya.

“hua lamphong”, saya memberitahu petugasnya. saya keluarin uang 100 baht. si petugas menekan tombol tulisan cacing “hua lamphong” di layar dan kemudian memasukkan duit kertas saya. Keluarlah dari vending machine uang koin semua beserta tokennya. koin yang saya terima 60 baht. jadi tiket masuknya sekitar 40 baht. banyak juga koin kembaliannya nih hehe.
image

setelah itu saya menuju pintu masuk mrt. setelah token dipindai, pintu terbuka otomatis. token dibawa lagi untuk dimasukkan ke lubang pintu keluar di stasiun kedatangan nanti. jadi jangan sampai hilang yang namanya token. mrt tiba di stasiun catuchack. penumpang di dalam mrt didahulukan keluar dulu. setelah itu baru penumpang yang menunggu di luar dipersilahkan masuk. kalo indonesia bisa tertib seperti ini kan enak dilihatnya.

MRT ini cepat sekali. kecepatannya 80 km perjam berdasarkan info wikipedia. waktu tempuh setiap stasiun kurang lebih 55 detik sampai 1 menit. hal ini saya buktikan sendiri dengan stopwatch arloji saya. panjang rute linenya sekitar 20 km. Di dalam mrt ada tv lcd atau videotron mini yang memutar iklan iklan thailand. Layarnya langsung berubah menjadi nama stasiun ketika tiap kali MRT berhenti di stasiun. setiap pemberhentian juga terdapat pemberitahuan dalam dua bahasa melalui pengeras suara. Jadi jangan lupa bawa peta MRT ya atau baca peta mrt di dinding kereta mrt. Dalam bahasa thailand, stasiun diterjemahkan menjadi kata setani. beberapa kata lokal yang saya dengar dari pengeras suara.
image

Di MRT, banyak penumpang perempuan yang cantik cantik. they all are so beuatiful. kalopun ada yang jelek itu cuma beberapa. umumnya dengan wajah yang sudah dirias. entah kenapa penumpang perempuannya kelihatan sekali high class. apakah mrt memang kebanyakan penumpang orang kaya??atau stasiunnya dekat kompleks perkantoran?entahlah. sebagai kota wisata yang mampu mendatangkan turis sebesar 20 juta wisatawan mancanegara, wajar jika gerbong mrt penuh dengan turis turis bule. Di dalam kereta saya diajak bercakap dengan penumpang berwajah india yang mungkin sudah lama menetap di bangkok.

“are u fluent in english?”
“no..little..what can i do for u”
“whre u from”

Saya memperkenalkan diri sebagai orang indonesia. berkali kali dia menyebut jekardah dan bali. seolah olah dua nama itu saja yang cukup terkenal disana.
“Indonesia doesnt have jekardah and bali but also madura” wkwkwkk maksa banget. terus si india bilang kalo banyak orang indonesia jalan jalan ke bangkok dan menyimpulkan bahwa biaya hidup di thailand murah sekali daripada di Indonesia sehingga banyak turis berdatangan.

“one thailand baht is equal with four hundred rupiah. that means your country should be more expensive than my beloved country”.

Sampai di stasiun mrt hua lamphong jam 6 sore. perhalanan catuchak hua lamphong memakan waktu sekitar 30 menit. saya menyalami dan berpisah dengan bapak india tersebut. saya keluar mencari pintu exit stasiun hua lamphong. di hua lamphong sudah terkoneksi antara mrt dan train biasa yang melayani trayek antar kota. Saya salat magrib dulu di lantai dua ruang tunggu stasiun kereta hua lamphong. Disana saya bertemu dengan wajah wajah melayu yang sama sama hendak menunaikan shalat. Dari percakapannya saya bisa menebak mereka berasal dari malaysia. selesai salat, saya kembali ke lantai satu dan membuka peta petunjuk mengenai alamat agen travel yang membelikan tiket kereta saya. bilangnya terletak di area mezzanine ruang tunggu. tapi saya tidak menemukan papan nama agen travel di area mezzanine. saya melihat jam tangan. saya masih memiliki waktu dua jam lagi harus tiba di terminal bus bangkok untuk menuju laos. saya pergi ke tempat pusat informasi. Disana saya diberitahu petugas bahwa kantor agen travelnya pindah di seberang stasiun. Bergegaslah saya kesana. di luar stasiun saya sudah dihadang supir tuktuk dan taxi. Dan saya menolak tawaran mereka. akhirnya saya menemukan kantor agen travel tersebut. disana saya menukarkan print out kode booking saya dengan selembar kertas tiket kereta resmi. finally dapat juga akhirnya tiket itu.huff. sebelum naik mrt lagi menuju stasiun catuchack park, saya mampir di gerai seven eleven. Seven Eleven ini kalo di Indonesia seperti indomaret. gerainya banyak ditemukan di sudut sudut kota. Umumnya harga barang barang atau sembako di thailand kurang lebih sama. saya membeli samphoo, odol serta sabun cair, roti dan beberapa minuman mineral.

setelah kelar urusan belanja saya menuju underground stasiun mrt hua lamphong. Di vending machine tidak ada petugas jaga. saya menatap layar vending machine. saya ubah dulu bahasanya ke dalam bahasa inggris. taraa. kalo sudah pake bahasa inggris, pembelian tiket pun terasa mudah.

Dari stasiun mrt hua lamphong saya naik mrt jurusan bang sue dimana salah satu stasiun pemberhentiannya adalah stasiun catuchavk park. Di bangkok, mrt baru melayani satu rute line yaitu bang sue-hua lamphong dimana akan melewati 18 stasiun pemberhentian. MRT jurusan bang sue tiba di hua lamphong. karena stasiun terakhir, penumpang di dalam keluar semua. setelah merasa benar benar tiada penumpang di dalam gerbong, saya masuk saja ke dalam gerbong. sekalian nyari tempat duduk yang pewe.

“Get out”

“I am going catuchack park station. this is my token”

“yes, wait moment. but you should get out right now. then you will enter again”

Baru ngeh klo di dalam kereta cuma saya. penumpang lokal masih di luar. saya kemudian keluar kereta. Dan terdengar dari pengeras suara bahwa kereta sudah ready, baru penumpang dipersilahkan masuk ke dalam kereta. ini yang bikin saya kecele karena saya tidak tahu ada aturan ini. tanpa berasa innocent, saya masuk lagi ke gerbong kereta mrt wkwkw. setelah 30 menit perjalanan saya tiba di stasiun catuchack park jam 8 malam kurang 10 menit. buset. saya hanya memiliki setengah jam lebih lagi menuju terminal bus bangkok atau terminal bus mochit 2. berdasarkan itinerary yang saya buat, saya harus naik bus nomor 3. saya sudah bikin komitmen kalau 10 menit lagi bus kota tidak kunjung lewat, saya harus naik taksi menuju terminal. kebanyakan bus yang lewat di hadapan saya adalah bus bernomor lain. mana tulisan tempat tujuan yang tertera di kaca depan bus tulisan cacing semua. membuat saya bingung. saya mendapat info dari browsing internet sebelumnya bahwa bus yang melewati stasiun mrt catuchack, adalah kebanyakan bus yang akan menuju terminal bus bangkok. tetapi saya tidak mau gegabah. kalau dilihat dari peta sebenarnya jarak stasiun mrt catuchack ke terminal bus bangkok cukup dekat. bus bus kota di bangkok tidak semuanya melayani selama 24 jam. ada beberapa bus yang jam layanan sampai sore hari atau jam 9 malam. sayang saya tidak memiliki cukup kuota data di hape untuk mengecek apakah bus nomor 3 adalah bus yang melayani 24 jam.

saya menggedor kaca pintu taksi.
“Bring me to terminal bus mochit 2”
supir taksinya bingung.

“Northen bus terminal”kata saya lagi. bapaknya tambah bingung lagi wkwkwk.

“i mean bangkok bus terminal”. bapak taksinya kemudian mengerti. bergegaslah si supir taksi. Padahal saya sudah diwanti teman teman saya yang pernah ke bangkok jangan naik taksi karena kebanyakan scam. saya berdoa dalam hati semoga supir taksinya tidak macem macem. jalanan begitu macet. haduh. kalo tidak macet, 8 menit sudah sampe terminal. akhirnya setelah 18 menit di dalam taksi, sampai juga di terminal bus bangkok pukul 8.20. bayar 70 baht.beuh. tersisa waktu 10 menit lagi untuk mengejar bus ke laos. saya berlari lari kecil. oh tuhan ini menantangnya jalan jalan ke luar negeri sambil backpackeran.

Saya membuka tas saya dan mengeluarkan secarik print out tiket bus. di halaman kedua ada petunjuk arahan yang dibuat oleh agen.

Bangkok’s northern bus station is huge! Passengers are advised to arrive there 30 minutes before departure. You can get there from MRT subway station Khampaeng Phet by taxi (less than 50 Baht). Find your ticket counters A33, 37, 38, A7(North bound) on the ground floor and 34-35 (Northeast bound) on the 3rd floor or ask at the info box on the ground floor.

kalo diliat liat, saya ternyata tidak patuh sama arahan petunjuk yang diberi agen. kalo saya turun di stasiun mrt kamphaeng phet sama saja juga naik taksi ke terminal bus bangkok. abis 50 baht. kalo dari stasiun mrt catuchack naik bus kota cuma 7 baht. karena niat hemat, jadilah saya ambil opsi naik bus kota di stasiun mrt catuchack. eh tapi ujungnya naik taksi juga.

NB Please do come in time as the buses, just like flights, have to respect their schedules and will not wait if you are late. Please understand that we can not ask your bus to wait for you. It is strongly advised to come 30 min before departure

image

terminal bus bangkok luas sekali. saya juga kaget ada terminal bus seperti ini. karena saya tidak tahu letak busnya, saya mencari loket bus yang akan memberangkatkan saya. Ampun banyak sekali loketnya. tulisan cacing lagi di kaca loketnya. untung masih ada tulisan angka disana. 38. saya mengecek tiket saya. yup A 38 termasuk loket bus tersebut juga. Disana saya langsung sodorkan selembar tiket saya ke petugas loketnya. Si petugasnya malah suruh saya ke loket A33 sebelah pakai bahasa thai lagi. Saya bingung.

“I’m foreigner. I’m tourist”

image

akhirnya saya sama petugasnya dianterin ke loket A33. sebenarnya loket loket ini masih satu agen bus cuma setiap loket melayani rute berbeda meski dengan bus yang sama. disana saya ditukarkan tiket bus yang asli disana.

where is this bus?
“next, then next then left
“next in where??”
“next then next then left”

dalam hati saya mungkin maksud mbaknya kurang lebih,”nanti klo masuk lanjut, ketemu apa disana lagi, lanjut lagi terus cari arah belok kiri”. owh I see. kira kira begitu tebakan saya.
image

saya masuk ke dalam peron terminal. banyak sekali orang di ruang tunggu. disana saya menemukan pusat informasi. Langsung saya tanya petugas informasi disana. penjelasannya komplit sekali dan tidak menimbulkan distorsi serta disambiguitas informasi seperti mbak petugas loket tadi wkwkwk.

Sesuai arahan petugas informasi tadi, ketemu juga tuh bus. pukul 8.25 tepat saya tiba di pool bus tersebut.pufffh. sungguh hari yang melelahkan. Tuhan memang bener bener bersama backpacker. Nama Bus yang saya tumpangi ke laos adalah bus budsarakham tour. Bus ini bukan bus antarnegara, tetapi bus lokal yang menuju border atau perbatasan thailand laos. Tepatnya di daerah nongkhai. fasilitasnya sama persis dengan bus antarnegara yang double decker yang biasa ditemukan di vietnam, kamboja, thailand atau laos. selain bentuknya bus bertingkat, juga terdapat pramugari berseragam yang melayani penumpang. supir busnya juga berseragam resmi dan jauh dari kesan murahan. Kelebihan lainnya adalah tempat duduk ini selain bisa dibuat tidur tiduran juga bisa massaging your back. kursinya berfungsi seperti kursi pijat. tekan tombol massage, punggung kamu langsung dipijat sama kursi. bikin rileks. Ada layar televisi ukuran tablet 10 inch di sandaran belakang kursi. jadi penumpang tidak cepat bosan. ada beberapa chanel yang menggunakan translation text dalam bahasa inggris. keren kan. kapan negara kita punya bus seperti ini?
image
image

Powered by Journey.

Melipir ke Solo (Part 2)

Setelah nyobain timlo di pasar gede, saya jalan kaki menuju jalan sudirman. di sepanjang jalan sudirman kamu bakal menemukan kantor walikota solo. Bangunan pendoponya Joglonya unik. Baru ngeh kalo bangunan kayu ini baru dibangun pasca dibakar ketika megawati tidak terpilih jadi presiden. Kalo liat berita di solo, berita kebakaran entah kenapa kadang selalu menghiasi media. Seolah sebuah kota yang gampang tersulut jika ada gesekan politik. Teman saya si halim bercerita bahwa ketika kerusuhan mei jakarta, Kaum etnis tionghoa di solo ikut terkena dampaknya. Provokator mencoba memancing massa secara sistematis dengan melakukan Pengrusakan bangunan publik, Pembakaran dan penjarahan toko toko. Karena pemilik toko sebagian besar kaum etnis tionghoa maka banyak etnis tionghoa menjadi korban kerusuhan mei 1998. Untungnya keluarga temenku ini masih bisa menyelamatkan diri.

Di jalan sudirman ini kamu akan menemukan benteng Vastenburg. Letaknya sangat strategis. Di luar benteng, saya leyeh leyeh bentar. Tamannya begitu rindang. Dulu taman ini adalah suatu perkampungan. dan salah satu peninggalannya yang masih tersisa yaitu sumur tua di taman ini. Sayangnya cagar budaya ini tidak menjadi aset pemkot solo melainkan aset seorang pengusaha. Sehingga kalau ingin menyelenggarakan kegiatan disini harus izin sama si pengusaha tersebut. Mau masuk saja susah. Pagar Bentengnya dikunci. Begini kalo salah tata kelola, apalagi kalo walikotanya korup, aset negara diperjualbelikan. Kalo denger denger gini saya jadi keki . Benteng Vastenburg ini merupakan pusat pengawasan kolonial belanda untuk memata-matai keraton kasunanan yang letaknya tidak jauh dari benteng vastenburg.

11149331_10206919809464474_4606014269659335335_n

Dari banteng Vastenburg, saya lanjut lagi ke alun-alun di keraton kasunanan. Melewati perempatan Gladag. Ada patung Jend Slamet Riyadi, salah satu pahlawan kebanggaan rakyat solo. Dari Gladag saya masuk ke alun-alun. Entah kenapa kok banyak kios kios disini. mengganggu pemandangan saja. Ternyata pedagang pedagang yang menuh-menuhin alun alun disini adalah pedagang di pasar klewer yang tokonya terbakar api. Alun alun di jawa memang typical. Berbentuk Persegi empat tanpa banyak pohon. kalaupun ada pohon, pasti pohon beringin salah satunya.

Dari Alun-alun saya memasuki gerbang terdepan keraton. Kompleks ini dikenal komplek sasana sumewa. Sayang sayangnya lagi, saya tidak bisa menikmati kemegahan kompleks ini. Lagi-lagi pedagang yang tokonya di pasar klewer menjadi korban kebakaran buka kios kios disini. turut bersimpati mereka. Rasanya kalo dengar pasar terbakar, entah itu di tanah abang atau kompleks perdagangan strategis seperti ada sebuah kesengajaan. ada motif motif tertentu. Entahlah. Selebihnya yang bisa saya amati adalah tempat duduk raja. Disini biasanya merupakan tempat patih atau prajurit menghadap kepada raja.

Sasana Sumewa sendiri adalah bangunan yang berada di sebelah selatan pohon Waringin Gung dan Waringin Binatur. Bangunan besar ini memiliki citra konstruksi atap kampung tridenta (atap kampung berjajar tiga dengan bagian tengah lebih kecil) yang disangga oleh kolom tembok persegi berjumlah 48 buah (sumber wikipedia)

Dari sasana sumewa saya menuju ke Siti Hinggil. Siti Hinggil ini nama lainnya kalo dalam bhasa jawa adalah tanah tinggi. Letaknya memang lebih tinggi daripada sasana sumewa. ketika memasuki siti hinggil ada sebuah batu tempat pemenggalan kepala Raden Trunajaya. Disini saya baru sadar dan ngeh, kalo raden trunajaya yang namanya dielu-elukan masyarakat madura sebagai hero, adalah tokoh pemberontak keraton kasunanan solo.

Bangunan utama di  Sitihinggil adalah Sasana Sewayana yang digunakan para pembesar saat menghadiri upacara kerajaan. Bangunan lainnya  adalah Bangsal Manguntur Tangkil, tempat tahta Susuhunan. Ada pula Bangsal Witono, tempat persemayaman Pusaka Kebesaran Kerajaan selama berlangsungnya upacara yaitu  meriam Kangjeng Nyai Setomi. Meriam yang didapat dari hasil rampasan ketika tentara mataran bertempur dengan VOC di batavia. Ketika mau lihat meriam, saya disemprit sama si halim.

“Jangan nginjak lantai ntar kamu disuruh bayar”

oooooo

Dari siti hinggil saya menuju ke bangunan gerbang berpintu besi. Inilah yang disebut Kori Gapit, yakni pintu gerbang masuk utama istana dari arah Utara. Sebelum mencapainya, saya Nyebrang dulu Jalan Supit Urang. jadi mesti hati hati disini karena banyak motor berkeliaran berseliweran di jalan ini. Dinding istana yang mengelilingi kompleks ini cukup panjang . Dari Kori Gapit ada halaman atau pelataran luas. Biasa disebut kompleks Kamandungan Lor . Disini kamu bisa melihat bangunan kerajaan yang enak dipandang mata dan high value heritage. Sebuah spot yang a must visit place. Ada menara tinggi yang katanya isunya buat raja bersenggama dengan nyi roro kidul. menara ini dinamakan Panggung Songgo Buwono. Beberapa sejarahwan mengatakan bahwa menara ini buat raja untuk mengawasi pergerakan VOC dan rakyat solo. Di zaman itu tidak boleh ada bangunan yang tingginya melebihi Menara ini. Di kamandungn Lor terdapat bangsal bangsal mirip sasana. Ada teras yang dijaga abdi dalem dengan pakaian khasnya. Ketika mau mengambil foto ini, saya disemprit sama halim lagi. Foto mereka harus berbayar. jadi gak boleh sembarangan ambil foto. sebagai gantinya saya foto dengan background mereka. Inipun foto fotonya sambil kucing kucingan. Selain bisa melihat aktivitas abdi dalem, kamu bisa menuju bangsal/sasana tempat penyimpanan koleksi benda mewah milik kerajaan. Ada sasana tempat kereta kencana. Liat-liat kereta mesti berbayar. Tapi yang lebih menarik disini adalah sasana tempat koleksi mobil antik kerajaan. Royal Chrysler Limousine keluaran 1941. Bodi mobilnya masih bagus dan terawat. Konon, mobil klasik dengan plat nomor AD 20 ini adalah made in Amerika, merupakan milik PB XI dan satu-satunya di Indonesia. Special Edition (pesanan khusus), begitu kata si halim. Foto disini berbayar. Entah kenapa keraton solo ini seperti dipetak-petak. setiap tempat berbayar. Di sebelah barat ada bangunan yang mirip musala. Ada yag bilang masjid. entahlah. Nama Masjidnya Paromosono. Dibaratnya lagi ada gudang yang ternyata merupakan tempat kandang kuda kerajaan. Sayangnya waktu itu bangunannya tutup. Entah ada kudanya apa enggak di dalam. Dekat sini ada kediaman rumah raja sekarang. Yang gerbangnya pernah heboh ditabrak mobil.

1513878_10206919808624453_3659080275519087105_n

11248079_10206942873961072_6845170681387690511_n

Dari kamandungan Lor saya menuju kompleks sri manganthi. Untuk mencapainya mesti jalan ke timur. ntar disana ada loket. Lupa berapa bayar tiketnya. Kompleks Sri Manganthi adalah tempat museum yang menyimpan koleksi benda keraton mulai dari memorabilia, pakaian, perkakas dapur dan cerita tentang silsilah kerajaan mataram ini. Kalo nyebut mataram itu luas. Keraton Yogya juga bisa disebut kerajaan mataram karena merupakan pecahan dari keraton solo.

11251168_10206942879841219_869916566698339524_n11133743_10206942877361157_3195662954687566974_n

Dari kompleks Sri manganthi bisa ke kompleks kedaton. Disini harus melepas alas kaki. asli nyeker. Disini baru bisa lihat secara jelas Panggung Sangga Buwana. Disini pasirnya hitam. Asli ngambil dari pasir pantai selatan. Amazing. Pohon pohon tinggi menjulang dan kebanyakan pohon sawo. Hm belum berbuah kayaknya. Ada bangsal tempat penyimpanan gamelan dan tempat menjamu tamu. sayangnya kawasan ini dilarang masuk. ada papan peringatan dilarang menginjakkan kaki. Selebihnya saya mengambil foto patung patung bergaya eropa yang terletak di halaman Kedaton.

11209763_10206942878361182_4830828887478061062_n

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Sudah waktunya salat jumat. Saya pikir keraton kasunanan surakarta hadiningrat ini kecil, Tapi saya kecele. Dari alun alun utara sampe kompleks kedaton merupakan kompleks yang sangat luas. belum kata halim di belakangnya lagi ada rumah/ndalem milik beberapa pangeran yang panjang sampe ke belakang. Di Selatannya ada alun alun kidul yang baru saya jelajahi pas malam hari. Ada kereta jenazah Raja Pakubuwono X , salah satu raja yang pernah membuat solo di banggakan. Beberapa rumah pangeran ada yang tidak terurus, ada juga yang telah berganti arsitekturnya. Ada yang pintu gerbangnya ditutup sehingga kita tidak bisa menebak ada apa di dalamnya. Dibeberapa tempat, Keraton ini sudah banyak menyatu dengan kampung warga. Kampung para prajurit di zaman dahulunya. makanya tidak heran kalo disini sering ada aktivitas kesenian.  Disini saya sangat mengagumi dan membayangkan bagaimana kemegahan keraton ini di zaman dahulunya. Arsitek keraton ini tak lain adalah Pangeran Mangkubumi, seorang pangeran yang menjadi cikal pendiri keraton ngayogyakarta.

 

 

Melipir ke Solo (Part 1)

Melipir ke solo ini acaranya dadakan sekali..baru diputuskan di last minutes. Awal mei kan ada 3 hari libur berturut-turut pas weekend. Rencana semula saya mau ke bawean island. Tapi teman saya batalin. Sebagai gantinya, dia nginvite saya ke rumahnya di solo. Langsung saya iyain. Solo merupakan salah satu kota yang belum saya jelajahi. Cuma sering lewat saja kalo pergi liburan ke yogya.

Jujur saya belum punya referensi tetntang wisata solo. Saya tahunya di solo ada 2 keraton kerajaan dan salah satu keratonnya adalah keraton yang memiliki raja kembar yang konfliknya belum selesai gara gara rebutan tahta. hmm..

Saya masih ingat, sebelum berangkat ke solo, kamis malamnya saya masih lembur di kantor. Di kantor sepi. semuanya dah p
ada mudik ke jawa pas sore harinya. Jam 9 mlam akhirnya kerjaan saya selesai. Langsung pulang ke kos. Leyehan dulu di kasur untuk lurusin punggung sejenak. what a hectic day. Setelah agak lumayan punggung saya, saya masukkan baju, perlengkapan ke ransel. Jam 11 malam saya harus sudah tiba di terminal buat ngejar bus ke surabaya. Saya pikir kalo agak tengah malam, di bungurasih pasti dah sepi orang. tapi saya kecele..biar weekend ini bertepatan dengan hari buruh sedunia dan berpikir bahwa ga mungkin kalo buruh buruh diaspora tiba tiba penuhin terminal bungur buat balik ke kampung, karena besoknya mereka pasti ada longmarch untuk menyambut hari May day seperti biasanya. Tapi malam itu biar udah jam 2 malam, terminal masih dipadatin penumpang yang hendak pulang kampung. Brhubung saya udah rencanain trip ini murah meriah alias budget traveler, maka haram saya naik bus patas ke arah jogja. sebagai gantinya saya ngincer bus ekonomi AC tarif biasa. Bus Sugeng rahayu. Berkali-kali berjibaku dan berdesak-desak dengan penumpang utk masuk ke dalam bus, berkali-kali juga saya gagal. Saya ga dapat kursi dan terpaksa turun lagi dari bus, siapa tahu rezeki saya ada di bus belaknagnya. Rasanya ga memungkinkan kalo tetiba berdiri di bus dari surabaya sampe ke solo. bisa gempor kaki.

Akhirnya bus sugeng rahayu datang lagi. Percobaan ke empat kali saya ga dapat tempat duduk. kalah gesit dengan penumpang lain. krena sudah setengah jam-an d terminal, saya memutuskan untuk tetap naik bus meski harus berdiri. siapa tahu nanti dari mojokerto atau jombang ada penumpang turun dan saya dapat kursi. Bner seperti dugaan saya, setelah sampe mojoagung, bapak di sebelah saya mau turun. akhirnya dapet kursi juga hufff.

Langsung malem itu saya langsung merem, melanjutkan tidur yang tertunda. Entah kenapa malam itu, tidur saya awet sekali. Jam 9 Pagi tiba di solo. Kondektur membangunkan saya ketika sampai di jebres.

sesampai di pertigaan jebres saya mencegat sebuah becak untuk membawa saya ke Pasaer Gede. Begitu arahan yang diterima dari teman saya. Hari itu saya janjian dengan teman saya Halim di Pasar Gede. Sesampai di Pasar, teman saya belum muncul. Katanya masih mau mandi dulu begitu sms yang saya terima. Saya disarankan muter muter dulu di Pasar Gede. Pasar sembako terbesar di Solo. Pasar Gede ini melting pot berbagai etnis. Disini banyak juga pedagang tionghoa jualan di pasar. Kondisi yang tidak saya temukan di kota saya. Mata saya tertuju pada etalase sebuah gerobak. Tekstur dagingnya berbeda. Setelah lihat kacanya, saya baru ngeh itu daging babi. Daging Babi dijual bebas dan cukup banyak berjejalan di etalase gerobak kios kios penjual daging. Jadi ingat pas di singkawang dulu. Camilan dan penganan tradisional juga banyak ditemukan disini. Uniknya di Pasar gede, Harga-harga sembako dan daging semuanya sama antara pedagang satu dengan pedagang lainnya. Sebelum masuk ke Pasar Gede, di pintu masuknya ada running text LED Display yang memuat harga terkini sembako yang dijual di pasar ini. Jadi konsumen sebelum membeli sudah punya patokan harga. Karena iseng, saya mencoba menawar ke salah satu pedagang beras. Tanya sekilo berapa? saya coba kroscek dengan pedagang sebelah eh ternyata harganya sama.

Setelah nunggu 15 menit, halim datang ke Pasar Gede. Saya bertemu di pelataran Pasar Gede. Ketika ditanya mau kemana saja di solo, saya ga ngerti. Belum sempat googling juga . Saya bilang ke halim untuk membawa ke tempat wisata di solo yang lagi ngehits dan ga bikin bete. Pokoknya 3 hari harus dapat kepuasan maksimal jalan jalan di solo.

 download

Kami kemudian menyusuri sudut belakang pasar gede. Dimana pas pojokan ada pedagang timlo. Salah satu makanan khas solo. Hari itu ramai sekali. Untung saya dapat meja. Awalnya saya ngira timlo itu sejenis ketan ketanan klo ga singkong. Tapi begitu dihidangkan di meja, trnayata timlo berbeda dg yang saya bayangkan. Timlo kurang lebih mirip sup. Ada irisan sosis solo, jamur, irisan telur dan entahlah saya sudah lupa. Mengingat kejadian ini sudah 3 bulan yang lalu ketika tulisan ini ditulis. Yang jelas enak sekali dan berbeda. Ini pertama kali saya makan timlo.

Elegi Api Keabadian

Api tak kunjung padam. Begitu orang madura menyebut salah satu destinasi wisata  yang terletak di kabupaten pamekasan. Sebuah wisata yang cukup terkenal di Pulau madura. Dulu di buku RPUL zaman esde, destinasi ini selalu dicantumkan dalam buku ini. Hal ini tentu menandakan sebuah kepopuleran atau keandalan wisata tempat ini. Saking eklusivitasnya, Api ini tak pernah dijadikan pelita obor sebuah acara keolahragaan. Ia memiliki eleginya sendiri. Yang ini miris kayaknya yah hehe

“Api ini tidak pernah akan mati” Cerita emak enni di sela sela sore yang mendung. Emak enni ini  adalah tetangga di depan rumah dinas ortu saya. Umurnya 55 tahun. Keluarganya cukup dekat dengan keluarga saya. Anak anaknya menjadi teman sepermainan saya.

“Kenapa bisa begitu mak enni? Tanya saya. Saya masih ingat. ketika itu saya masih umur tujuh tahun. Duduk di bangku kelas 2 esde.

“Pasti tanahnya dikasih minyak gas Mak, makanya ga pernah padam “Potong saya tak sabaran karena emmak enni tak segera memberi jawaban.

“Yah seperti itu”. Jawab emmak enni tenang sambil tangannya begitu lincah menjumput helai helai daun maronggi. “Dahulu ketika zaman kompeni, rakyat madura berperang melawan belanda. Hampir tujuh hari tujuh malam. Ketika Pasukanbelanda terdesak mundur,  Pasukan belanda menumpahkan jerigen jerigen minyak tanah agar rakyat madura berhenti menyerang. Sekejap madura dilalap lautan api. Dan api yang masih hidup saat ini merupakan sisa sisa api zaman perang dulu”. Mata mak enni tak berkedip menatap mata saya. Ada nyala disana.

Astagaaa. Dan bayangan imajinasi tentang pertempuran sengit itu mendadak berkelebat di kepala saya. Keji. Mengerikan. Saya bergidik.

Sayang cerita emmak enni hanya dongeng belaka. Tidak benar adanya. Ketika saya mempelajari sejarah madura, peristiwa ini tak pernah ada. Cerita ini hanya sebuah kisah untuk menakut-nakuti anak anak kecil agar tak berbuat berlebihan. Selalu.

Entah kenapa sejak kecil hingga beranjak dewasa, saya belum pernah sekalipun berkesempatam mengunjungi wisata api tak kunjung padam. Padahal Jalur selatan kerap saya lintasi ketika hendak berpergian ke surabaya dari sumenep. Saya hanya bisa memandang dari balik kaca jendela bus. Sebuah Plang Papan bertuliskan penunjuk jalan wisata api tak kunjung padam. 50 meter ke arah utara pamekasan. Tak begitu Jauh. Sangat dekat malah.

Banyak sebab yang membuat saya enggan berkunjung ke api tak kunjung padam. Selain tak memiliki kerabat di Pamekasan, tetapi juga rasa sentimen terhadap wisata ini. Dalam beberapa kesempatan saya sempat melihat liputan wisata api tak kunjung padam di televisi. Saya masih ingat cuplikan cuplikan tayangan itu. Ketika itu presenternya  membakar jagung di siang yang terik di areal api tak kunjung padam. Sayangnya, mereka kurang mengemasnya dengan apik, sehingga tampilan tayangan wisata ini terlihat biasa saja di mata saya. Tidak terlalu menarik. Tak ada bedanya melihat api membakar ilalang di ladang belakang rumah saya . Yang kelihatan unik hanyalah sebuah api yang tak pernah kehabisan napas untuk tetap menyala.

Dan butuh 20 tahun untuk mewujudkan kesempatan itu, melihat api tak kunjung padam secara langsung. Saya mendapatkan pekerjaan di kota pamekasan.

“Gak ada apa apa ndra disana”

“Gak menarik”

“Biasa saja”

Beragam komentar penolakan dari teman teman kantor saya ketika saya mencoba mengajak mereka kesana. Dan hebatnya saya pun juga tak menaruh niat memasukkan destinasi wisata ini ke dalam agenda eksplore wisata madura yang mencoba saya tuntaskan. Sampai sebuah pesan masuk ke hape saya. Sms dari kawan yang blognya kerap saya kunjungi.

“Indra, kalau ke madura ajakin saya ke air terjun toroan, api tak kunjung padam, pantai lombang sama wisata kuliner. Kayaknya madura banyak tempat wisata” Tulisan sms teman saya. Sepertinya dia telah melakukan riset sebelum benar benar berkunjung ke madura. Saya tak segera membalas sms nya

“Mas indra kalau mw kesana, mending malam hari. Kalau siang hari apinya ada, tapi ga sebagus malam hari” Kata mbak dita–pegawai lokal di kantor saya–ketika saya berkonsultasi dengannya mengenai wisata ini. Aha..akhirnya saya menyadari sesuatu. Melihat api itu harus malam hari. Biar terasa kemagisannya.

Saya membalas sms teman saya,”Kamu kalau ke madura, kalo bisa sampe pamekasan malam hari yah. Api tak kunjung padam adalah spot pertama yang kita kunjungi sebelum balik ke kosan”

“Siap ndra” balasan sms teman saya

Jam 9 malam, teman saya tiba di terminal pamekasan. Segera saya menjemputnya disana. Sampai di terminal, kami langsung menuju kawasan wisata api tak kunjung padam. Karena letaknya hanya 5o meter dari terminal, kami hanya butuh 5 menit untuk mencapainya. Sebenarnya jaraknya sekitar 500 meter. Disana kami tidak dipungut karcis. Penjaganya sudah pulang ke rumahnya. Tidak begitu banyak orang. Meski begitu, tempat ini tetap begitu ramai. Deretan kios-kios suvenir tampak mengelilingi sebidang tanah, yang di atas permukaanya tampak beberapa titik api yang mengeluarkan sebuah nyala.

“Dik ini jagungnya dibeli buat dibakar disana”, Seorang ibu setengah baya menawarkan dagangannya. Mengenakan pakaian kebaya brokat dan sarung, Pakaian tradisional khas madura. Tak ada lapak penjual jagung mentah lagi yang tersisa selain dirinya. Sayang malam ini saya tak berselera untuk makan lagi. Sebagai gantinya saya mencari potongan kayu. Kata orang orang, kalau tanah di areal api ini dicungkil, tanah akan mengeluarkan api dengan sendirinya. Karena diliputi rasa penasaran, saya mencoba mencungkil tanah. Dengan satu hentakan cungkil kayu..taraaaa…sebuah nyala api kecil tampak malu malu berkobar-kobar. Tak lama kemudian api kecil ini menjelma api yang kobaran lebih dahsyat. Wow amazing. Takjub saya dibuatnya. Seolah masih tak percaya, saya mencoba mencungkil tanah dari sudut yang berbeda. Hiaiatt..Taraaa..keluar lagi nyala api. Ajaib. Speechless. Untungnya dibawah tanah ini bukan kawasan larva berapi. Kalau tidak, saya sudah tersedot dan terpanggang menyisakan abu.

wpid-img_20150402_220206.jpgSaya tak bisa menjelaskan fenomena ini. Di beberapa artikel yang saya baca, menyebutkan bahwa tidak ditemukan kandungan gas di sekitar areal ini. Meski saya kurang begitu yakin,  toh saya tidak mau ambil pusing. Bagi saya, setiap keajaiban penciptaan Tuhan memiliki caranya tersendiri untuk menyampaikan sebuah pesan. Makna Tersirat. Bersyukurlah orang-orang yang mau mengambil hikmah dari setiap penciptaanNya. Mengambil sebuah pelajaran dari sebuah tamasya pikiran mengenai hakikat kebesaran tuhan 🙂 .

“Ini api lakek (baca:pria) mas indra. Di Pamekasan ini  ada dua jenis api tak kunjung padam. Satunya namanya api binik (baca:wanita).

“oh iya ta?? Good…api binik tidak jauh dari sini?”tanya saya

“Dekat kok. Kita kesana. lebih bagus” Jawab Pak ery, satpam kantor yang menemani saya malam itu. Segera saya beranjak dari tempat ini dan menyalakan mesin motor saya kembali. Saya menyusul di belakang motor pak ery. Sempat tersesat sebentar karena pak ery rupanya lupa lupa ingat tempat persisnya. Tak lama kemudian, Motor saya menembus suatu desa. Rumah-rumah penduduk tampak telah memadamkan lampu. Saya melirik jam tangan. Sudah lewat jam sepuluh malam. Sebentar lagi malam akan beranjak larut.

Jalanan aspal berganti jalan tanah berbatu. Tiba-tiba saya sudah memasuki kawasan tegalan yang cukup sepi. Tak ada rumah rumah. Barisan pepohonan bambu tampak rimbun. Tak ada penerangan yang cukup memadai. Suasana begitu mencekam. Hanya lampu sorot motor yang menjadi penenang perjalanan kami. Pohon pohon tinggi tampak menjulang. Pekat. Segalanya hitam. Semoga pak ery tidak salah membawa saya jalan. Saya lajukan kecepatan motor sembari berdoa semoga takkan tidak terjadi hal hal buruk menimpa. Sekarang musim begal. Saya lebih takut sama begal, maling, atau rampok daripada makhluk halus. Sudah sering lihat makhluk halus juga.

Akhirnya kami tiba di areal kawasan api wanita. Dari kejauhan, bunyi gelegaknya begitu terasa di telinga. Tidak ada sesiapapun disini. Tidak ada rumah-rumah disini. Tak ada orang orang disini. kegelapan menyandera. Untung bulan sabit di atas sana masih menyisakan cahayanya disini.

saya turun dari sepeda motor. Sebuah cahaya kecil bergerak tak teratur di gubuk ujung sana. Seperti percikan api dari sebuah puntung rokok. Ternyata ada orang disini. Saya melihat Bapak tua  sedang merokok di beranda gubuk. Mungkin dia seorang juru kunci. Entahlah.

“Tak langkong pak. Kaula minta izin nyongo’a apoy edhinna’ ” Kata saya dengan kosa kata bahasa madura yang saya kuasai seadanya. Ia kelihatan sibuk menelpon dengan hapenya sambil merokok.

“enggih” , Jawab bapak itu sambil meneruskan percakapan diselulernya. sepertinya ia adalah warga sekitar yang sengaja menghabiskan waktu disini. Sebersit kekaguman muncul dari hati saya. Bapak ini memiliki nyali besar untuk berada sendirian di tempat ini. Di tengah gulita tanpa merasa takut sedikitpun akan kehadiran makhluk makhluk astral.

wpid-img_20150402_223800.jpg

Saya mendekati api wanita yang terletak tak jauh dari gubuk. Apinya begitu besar lebih dari yang saya duga. Terasing di tengah tanah tegalan. Hawa panas mendadak menyerang. Sejenak Saya merasa hangat. Saya tak tertarik untuk mencungkil tanah disini. Sedari awal, insting saya sudah merasa tak nyaman. Selain tempatnya yang sedikit angker, Mungkin karena suara gelegak apinya yang terdengar begitu menyeramkan. Sebuah sambutan yang agak ganjil. Sambutan kematian.

Api meliuk liuk dahsyat. Tak lelah. Angin tak mampu menyurutkan nyalanya. Daun daun pohon bergemerisik. Malam semakin larut. Mistis.

Api meliuk liuk dahsyat. Lebih kencang. Menghipnotis malam dalam pusarannya. Tiba-tiba saya merasakan sebuah getaran disini. Terasa begitu nyata. Dekat. Nyanyian api yang terdengar begitu pilu. Menyayat hati.

wpid-img_2530.jpg

Hai kawan, Lihatlah kobarannya, lihatlah tariannya, lihatlah liukannya. Adakah kau melihat? Gerakan-gerakan terpasung. Gerakan gerakan impian tentang  Kebebasan. Kemerdekaan tanpa kendali.

Lihatlah Ratapannya. Disana. Adakah kau melihat? Ia tak lagi memiliki air mata. Kering. Ia telah puasa tidur. Terjaga memohon belas kasihan setiap hari.  Tak tahu dosa apa yang ia perbuat. Tuhan menghukumnya berhenti melangkah. Berhenti Menjalar kemana ia suka. Padahal itu adalah kegemarannya selama di rimba neraka.

Hai kawan. Coba kau dengar. Adakah kau mendengar? Lirihan dan gelegaknya.  Tangisan pilu merindukan tanah leluhur. Ia amat Kesepian. Terasing. Sebatang kara. Ia amat rindu neraka. Kesedihan itu tampak begitu menggumpal. Padat. Tak berbentuk. Ya tuhan, Ingin sekali rasanya memadamkan api api ini. Agar saya tak perlu  lagi  mndengar jeritannya yang menyayat hati.

Rasakan nyalanya, Rasakan hangatnya, Rasakan baranya. Adakah kau merasa?? Api api ini begitu liar. Mendesis Kelaparan. Lama tak merasakan asupan belaian neraka. Ingin sekali lagi rasanya memadamkan api ini dengan sebotol air yang saya bawa. Tapi tak tega. Bukan Tak tega. Lebih tepatnya tak tahu bagaimana harus memadamkan nyala api ini. Saya beristighfar berkali-kali. Ya Allah jadikanlah hambamu ini, penghuni SurgaMu yang Kekal. Amin.

wpid-img_2521.jpg

Mereka yang tak paham dahsyatnya api, akan mengobarkan dengan cara sembrono. Mereka yang tak paham dahsyatnya energi cinta, akan meledakkannya dengan sia-sia- Dewi Lestari.

Keep it Up, Tahajjud !!!

“Dan apabila Kami karuniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah dia serta menjauhkan diri (dari bersyukur) dan apabila ia ditimpa kesusahan maka ia berdoa ” (Fussilat 41-51.).

Boleh dibilang selama ini saya termasuk golongan orang yang disebutkan di ayat di atas. Kalo ditimpa musibah baru ingat banyak banyak tentang Allah. Biasanya yang ga pernah baca alquran, tiba-tiba jd suka baca al quran. Kalo mau mendekati musim ujian entah di sekolah atau pas kuliah dulu, pasti dah yang biasanya solatnya sering banter tiba-tiba menjadi khusu’. Biasanya yang shalatnya cuma 3 menit, mendadak lebih dari 5 menit hehe. Doanya pun jadi lebih panjang.

Waktu jaman penerimaan SPMB /SNMPTN, apa boleh buat,  sama ortu dilarang ikut PMDK sama sekali..harus ikut tes karena biaya kuliahnya pasti lebih murah dibanding anak2 yang masuk jalur khusus. Padahal ortu saya waktu itu cukup berduit, apa susahnya memasukkan saya ke fakultas kedokteran. “Kalo km mau jadi dokter ga boleh PMDK harus SPMB”. Mindset ortu zaman dulu apalagi yang tergolong mapan pasti dah diwanti-wanti duluan “km harus masuk kedokteran, biar ga susah hidup kamu”. Sebagai anak penurut dan baik hati, maka  saya kabulkan permintaan ortu, meski saya sebenarnya cukup realistis bahwa otak saya kurang encer..but saya suka jadi dokter. Dulu idealis banget. Kalo lulus kedokteran mau mengabdi di lembah baliem papua..lembah dimana kita bisa lihat turun salju. kalo lihat papua yang selalu serba kekurangan mulai dari akses pendidikan dan kesehatan, rasanya pengen membantu mensejahterakan rakyat papua. Blusukan ke pedalaman pasti seru tuh. Menyusuri sungai, cadas dan bercengkerama dengan warga lokal sambil merasakan tiduran di rumah adat penduduk setempat.  bener bener indahnya jika memiliki kehidupan seeprti itu..bekerja sambil traveling. tidak semua orang mendapatkan kesempatan itu.

Berbagai cara dilakukan biar bisa menembus jurusan kedokteran. Ada juga lho saya zikir sampe 5000 kali baca “Ya Allah” setiap harinya sebab waktu itu sempat baca buku zikir asmaul husna dan kalo dibaca 5000 kali, permintaan kamu bakal dipenuhi. Setiap selesai shalat fardu saya nyicil 1000 kali utk zikir. jadi kalo dikalikan 5 shalat fardu jadi 5000 deh. terus mencoba bangun malem malem pake alarm hape buat ngelakoni tahajjud. Mama seperti biasa pasti puasa kalo pas saya di sekolah masuk musim ujian.

Dulu susah banget mau bangun malam kalo ga dibantu alarm. Yang ada kalo ga pake alarm, tiba-tiba hari menjadi subuh. Mama kadang ngebantuin saya bangun. Anyway, result saya akhirnya gak masuk jurusan kedokteran. hiksss..kecewa sekali. waktu itu saya masih remaja labil. Sempat berburuk sangka, mengapa doa doaku ga diijabah. Mengapa salatku tidak mendapat ganjaran. Sempet stress seharian waktu nama gue ga terpampang di pengumuman lolos SNMPTN di koran. Opsi masuk ke universitas swasta, bakal saya tolak. Bukannya mau mengerdilkan universitas swasta, tetapi selama universitas negeri bisa saya tempuh kenapa ga dicoba. Akhirnya saya nemu di pengumuman koran lokal kalo universitas trunojoyo masih buka pendaftaran baru selain jalur SNMPTN yaitu jalur khusus. biar namanya “jalur khusus”, mahasiswa yang lolos mekanisme ini mulai SPP sampe biaya gedungnya disamakan dengan mahasiswa yang lolos jalur SNMPTN. Anomali memang. Sebagai universitas yang baru 4 tahun berkiprah sebagai universitas negeri yang diakui negara, universitas ini masih sepi peminat. akhirnya saya masuk teknik informatika. saya pikir teknik informatika mirip jurusan komunikasi, eh ternyata semua silabusnya mengenai komputer. Saya sempat mengeyam setahun di universitas ini. Tahun depannya saya diterima di universitas lain.

Setelah bekerja sekarang, rasanya hampir tidak memiliki waktu lagi selain tidur daripada melakukan aktivitas lain. Bayangin dari pagi jam 7 pagi berangkat kantor sampe jam 5 sore baru pulang kantor. itupun kalo tepat waktu. biasanya sering-sering lembur sampe jam 7 malam. Sampe sampe saya sepertinya ga punya hobi membaca. Buku buku baru yang saya beli di gramedia terkadang masih saya anggurin. Jam 7 malam cari makan malam, abis itu kembali kos. mau pegang buku bacaan malah sudah ngantuk duluan.

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbir pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).

Hadist ini saya dapatkan di sebuah mading di masjid. Waktu itu saya pas lagi traveling kmana gitu. Pas baca hadist ini, saya kepikiran gila 40 hari bisa dapat ganjaran terbebas dari neraka. Saya sempat memikirkan waktu itu bahwa usia saya semakin menua. Dalam beberapa kesempatan saya sering diselamatkan Allah dari berbagai aneka kecelakaan, padahal kejadian kejadian itu saya seperti sudah mendekati ajal. Setelah berkontemplasi cukup lama, hm kalo kira-kira saya mati, tabungan apa yang saya bawa pas dikubur nanti. Semua orang muslim pasti pengennya masuk surga. biar banyak negeri indah yang kau lalui, pasti surga ga terkalahkan keindahannya.

Teringat sebuah hadist ini diatas, mendadak saya yang biasanya lembur sampe jam 7 malam, berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat waktu jam 5 sore. Dengar adzan langsung ke masjid, dan anyway 40 hari berturut-turut masih bolong-bolong juga haha. ada saja kendalanya. But saya tidak menyesal, karena merasakan sebuah kenyamanan. Enak ngedengerin imam baca surat surat alquran. Saya lebih menghargai berapa waktu yang diberikan Allah. Dan diantara waktu waktu itu Allah memberikan kesehatan yang tiada kira. berangkat ke masjid dengan badan yang sehat sebenarnya adalah nikmat dari Allah. Gara-gara hadist ini di atas, Saya sering terbangun jam 4 subuh tanpa Alarm. Kalo diniatkan ketika sebelum beranjak tidur, ” Ya Allah Saya pengen salat subuh di masjid. Semoga bisa bangun jam 4 subuh”. Eh beneran ternyata jam segitu saya sering bangun. Saya jadi tahu gimana tips bangun pagi-pagi buta. Tanpa bantuan Alarm sekali. meski kadang kadang saya dibangunin jam setengah 4 pagi. Ada jeda setengah jam menuju subuh. Memikirkan setengah jam menunggu subuh, mungkin Allah pengen saya salat tahajjud sekalian sebelum shalat subuh. Padahal setengah jam itu mata saya masih minta tiduran lagi. seringkali sedikit memaksakan diri berusaha salat tahajjud meski harus terhuyung-huyung badan saya ke kamar mandi sambil menahan kantuk. Tapi dibalik keyakinan di hati ini semoga Allah tetap mengistiqomahkan ibadah saya. Semoga Allah menyamakan semangat tahajjud saya sama seperti semangatnya saya hendak memunaikan shalat-shalat wajib. Tidak setengah hati lagi. Amin.

tahajjud