Maria Sharapova

Saya mengidolanya ketika dia pertama kali menjadi juara Wimbledon tahun 2004 dengan mengalahkan Serena Wiliams. Keberhasilannya di Wimbledon menjadikannya dia sebagai ikon baru di dunia tenis. Boleh dibilang dia adalah salah satu obat atas lara penggemar tenis yang rindu akan hadirnya Martina Hingis baru. Maria tidak hanya memiliki paras yang jelita tetapi permainannya juga memukau semua penonton yang melihatnya. Salutnya, dia tidak terlalu tertarik dengan dunia modeling dan tetap fokus untuk bermain tenis. Tentunya sebagai  salah satu Maria Sharapova Lovers, saya termasuk penggemar yang sangat kecewa dengan kegagalan Maria menjuarai Wimbledon tahun ini. Sebelumnya saya mengira tahun ini adalah masa comeback Maria setelah hampir cukup lama puasa gelar. Terbukti tahun ini Maria menjadi salah satu kampiun di salah satu turnamen kalender WTA dan beberapa kali menjadi runner up. Meskipun demikian, belum satupun title Grand Slam diraihnya setelah terakhir kali menjadi juara Grand Slam Australia Open. Di Roland Garross, Maria  Sharapova  terpaksa kandas dengan mengecewakan di babak semifinal French Open, satu-satunya Turnamen berkelas Grand Slam yang belum pernah dimenanginya. Sungguh sangat disayangkan mengingat usia Masha sudah tidak muda lagi.

Berkaca dari fenomena di atas , tidak ada yang salah memang. Setiap pemain memiliki Era-nya sendiri. Adakalanya ia berada di masa emasnya. Masa dimana ia mengalami puncaknya dalam meniti karier. Di sisi lain adakalanya ia hidup di masa-masa keterpurukannya. Sejak absen hampir setahun karena cedera bahu, Maria sepertinya kehilangan permainan terbaiknya. Pukulan servisnya selalu double fault dan ia kerap memberi poin dengan begitu mudahnya kepada lawannya karena servisnya yang gagal. Di saat poin poin kritis pun selalu begitu. Ketika menyaksikan pertandingannya, saya melihat Maria begitu memaksakan diri untuk menghasilkan poin dengan servis kerasnya. Dalam dunia tenis, Servis keras selalu menjadi senjata andalan bagi pemain tenis yang memiliki power bertenaga untuk mematikan lawan. Pemain pemain yang mengandalkan kelebihan ini sebut saja William sisters, Amelie Mauresmo, Novak Djokovic, Juan Del Potro, Ivo Karlovic dan masih banyak pemain lainnya. Parahnya Servis Maria selalu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Double Fault mulu. Kalau Maria ingin kembali memenangi Turnamen Grand Slam, mau tidak mau harus memperbaiki pukulan servisnya. Ada opini salah satu penggemar tenis bahwa pukulan maria yang sering error karena problem tinggi badannya. Dulu ketika masih remaja dan menjuarai Turnamen Wimbledon, badannya memang tidak setinggi sekarang. So maria mengalami masalah dalam penyesuaian tinggi badannya. Entah ini benar atau tidak, Bagi saya, memiliki ukuran badan yang tinggi atau melebihi rata-rata tinggi badan manusia umumnya adalah poin plus tersendiri bagi pemain tersebut. Rafael Nadal saja selalu kerepotan mengembalikan servis Juan Del Potro. Entah sampai kapan saya harus menunggu Piringan Trofi Grand Slam bergelayut kembali di tangannya. Semoga saja tidak senasib dengan Justine Henin, Petenis Belgia yang pensiun dari dunia tenis dengan menyisakan Turnamen Grand Slam Wimbledon yang belum dimenanginya. C’mon Maria!!!

Indah Pada Waktunya (2)

Indah Pada waktunyaSelaras dengan opini saya di artikel sebelumnya tentang “Indah Pada Waktunya” di blog saya, Pada kesempatan ini saya ingin mencoba berbagi cerita kepada kawan-kawan. Ini adalah cerita tentang kehidupan salah seorang sahabatku. Sempat cerita-cerita dan akhirnya dia mengijinkan aku untuk sedikit berbagi. Mungkin dengan ini ada sedikit hikmah yang dapat diambil

Ini adalah cerita tentang kehidupan salah seorang sahabatku.

Tahun 1998

Saat itu merupakan taun yang sangat sulit, bukan hanya aq yang merasakannya, tapi seluruh bangsa Indonesia. Krisis Moneter yang menerjang membuat aq dan keluargaku hampir putus asa. Ayahku di PHK sehingga kami sekeluarga bingung, karena hanya itulah satu-satunya sumber penghasilan keluarga kami. Sementara harga kebutuhan melambung tinggi, tapi tak ada pemasukan. Belum lagi secara tiba-tiba ibuku harus masuk RS karena sakit. Alhamdulillah dalam cobaan yang terasa sangat berat ini, Allah masih memberikan keimanan sehingga kami sekeluarga masih bisa menghadapinya. Ibu pun berangsur-angsur sembuh dan akhirnya diijinkan pulang dari RS.

Tahun 2000

Ayahku mulai membuka toko kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, hal ini pun tek langsung berjalan mulus. Mungkin karena tempatnya krang strategis sehingga toko pun tak terlalu ramai pembeli. Saat itu tiba-tiba Ibu menderita sakit lagi. Entah apakah merupakan penyakitnya yang dulu atau penyakit yang baru. Akhirnya Ibu masuk RS lagi.Dan yang lebih parah, Ibu harus dirujuk ke RS yang lebih jauh sehingga otomatis memakan biaya lebih besar. Saat itu Ayah sudah kehabisan uang dan tidak tahu lagi harus meminjam kemana. Saudara dekat pun sepertinya enggan untuk meminjami meskipun saat itu mereka tergolong mampu. Alhamdulillah pertolongan Allah masih menghampiri kami, saudara jauh (yang kedaan ekonominya sebenarnya tidak sebagus saudara dekat) mau untuk meminjaminya (bahkan akhirnya mengikhlaskan ketika beberapa tahun kemudian keluarga kami mempunyai cukup rezeki dan akhirnya berniat membayarnya….). Singkat cerita, Ibu akhirnya bisa keluar dari RS dan bisa beraktivitas lagi meskipun masih belum bisa membantu Ayah di toko. Yang paling kuingat jelas adalah keikhlasan kakakku untuk menggantikan Ayah di toko ketika Ayah pulang untuk sholat, meskipun kadang berangkat ke toko sambil menangis karena kecapekan sepulang sekolah (kakakku waktu itu masih SMP). Sementara aq? Aq masih asik dengan masa kecilku, maklum aku masih kelas SD dan masih senang-senangnya main sepulang sekolah.

Tahun 2004

Berangsur-angsur keadaan ekonomi keluargaku membaik, aku mulai mengerti tentang hidup. Saat itu tahun terakhirku di SMP. Aku sebagai anak laki-laki bingung mau melanjutkan kemana setelah lulus nanti. Pertama kali terpikirkan untuk melanjutkan ke SMK favorit, sayangnya terlalu jauh sementara SMK yang dekat rumah kualitasnya kurang bagus. Saat itu Aku hanya berpikir bagaimana bisa secepatnya mendapatkan kerja, sehingga aku memilih SMK supaya aku mempunyai skill yang cukup. Namun karena berbagai faktor, aku malah memutuskan untuk masuk SMA. Untung tahun 2004 ekonomi sudah mulai stabil sehingga biaya sekolah pun masih bisa dijangkau meskipun agak berat karena kakakku pun juga butuh biaya untuk masuk ke perguruan tinggi. Dan lagi-lagi penyakit aneh menghampiri ibuku, sehingga sempat beberapa hari kesulitan untuk berjalan. Akhirnya ibu di bawa ke dokter untuk diperiksa. Dokter mengatakan hanya sakit biasa dan akan sembuh dalam beberapa hari apabila teratur minum obat. dan memang, ibu sembuh beberapa hari kemudian, namun ternyata hanya beberapa saat dan akhirnya penyakitnya kambuh lagi. Sudah dibawa kemana-mana tapi tetap belum bisa menemukan obat yang benar-benar menyembuhkan. Hanya saja penyakitnya mulai berkurang, hanya waktu sholat saja yang agak kerepotan karena tidak bisa dibuat sujud (selalu kesakitan ketika sujud), sehingga akhirnya sholat dengan duduk. Dalam keadaan beliau yang masih belum sembuh, aku merasa ada suatu kebanggaan karena Ibu masih sabar. Sering ku lihat di sepertiga malam terakhir, Ibu masih menyempatkan sholat malam meskipun dengan langkah yang sangat berat (karena sakit) mengambil air wudhlu. Bahkan hal itu akhirnya rutin dilakukan oleh ibuku. Tak satupun keluhan keluar dari mulutnya ketika melayani kami, bahkan kadangkala ibu masih memaksakan bekerja (memasak, mencuci, ataupun menyapu), meskipun keadaannya tidak fit. Ibu sering menasehati kami (aku dan kakakku) untuk belajar dengan giat supaya nanti bisa hidup lebih baik daripada dirinya. Ibuku memang lugu, dan bisa dikatakan agak susah untuk membaca, tapi itu bisa dimaklumi karena beliau putus sekolah karena keadaan keluarga yang kurang mampu, padahal baru memasuki tingat ke dua Sekolah Dasar. Meskipun begitu, aku sangat bangga dengan beliau.Keikhlasannya dalam mengurus keluarga, kesederhanaannya, kesabarannya dan nasehat serta do’anya selalu mengiringi kami kemanapun kami pergi. Ayahpun demikian, kerja kerasnya, kesabarannya ketika mendapat kesulitan, serta do’anya pun senantiasa membuat kami termotivasi. Mungkin juga bila kami tidak mengalami kesulitan kami tidak akan mengerti apa itu kesederhanaan, bagaimana belajar sabar, dsb.

Tahun 2009

Aku dan kakakku sekarang sudah mempunyai pekerjaan, kami bekerja di instansi pemerintah. Terkadang, aku terbayang kembali masa lalu yang penuh kesulitan, yang mungkin jika tidak dijaga keimanan ini olehNYA, niscaya akan jatuh pada lembah keburukan. Ketika terbayang hal itu, wajah ayah dan ibu pasti juga datang mengiringi. Bagaimana perjuangan mereka untuk menjaga kami dari hal-hal buruk ketika lingkungan tidak mendukung untuk melakukan kebaikan. Teringat kembali ketika aku sedikit berdebat dengan mereka ketika aku diminta untuk “ngaji” di pondok. Namun jika sekarang aku pikir kembali, apa jadinya aku sekarang kalau tidak menuruti mereka. Mungkin aku akan terbawa lingkunganku yang buruk, sehingga aku tidak akan mencapai sebuah kesuksesan. Sampai sekarang, ketika dihadapkan pada masalah, Aku selalu teringat mereka berdua. Nasehat yang mereka berikan, dan ilmu agama yang mereka berikan. Aku tidak ingin mengecewakan mereka. Aku hidup lama dengan mereka sehingga aku tahu apa yang mereka sukai dan tidak. Aku hanya ingin mereka bangga dengan aku, dengan kakakku, dan dengan semua yang aku miliki, sebagaimana aku sangat bangga dengan mereka. Meskipun aku tidak pernah bisa membalas jasa mereka, tapi aku ingin memberikan yang terbaik dari mereka, walaupun hanya dengan sebuah sikap, bukan materi…

(Diambil dari kisah nyata, dari seorang sahabat. Maaf mungkin masih kacau di sana sini, semoga bermanfaat).

Indah Pada Waktunya

Temen gw : Indra, baru Gini aja udah ngeluh. stop complaining at all!!

Gw : yah abis gimana lg kok akhir akhir ini banyak masalah. Pusing mikirinnya!!

Temen Gw : Yaelah indra..Semua akan Indah Pada Waktunya kok. Nyante saja!!!

hm, “Indah Pada Waktunya”. All will be beautiful in time. Entah kenapa, saya merasa kalimat semacam ini adalah mantra. Seperti ada sebuah sihir memikat yang terkandung dalam setiap katanya. Tidak salah lagi. Ketika seseorang sedang sedih atau tertimpa musibah, sometimes orang tersebut mencoba menghibur dirinya sendiri dengan kalimat ini. Seolah mencoba menyemangati diri dan berlindung di balik kalimat ini. Tidak ada yang salah. Hal yang wajar ketika seseorang mencoba membangun sebuah benteng imunitasnya ketika beraneka virus-virus masalah menyerangnya. Semua ini merupakan salah satu bentuk bagaimana seseorang tetap bertahan atau survive. Tentunya kalimat sakti ini akan terwujud bila Orang orang tersebut adalah orang yang menurut saya bukan bercitra “Yes Man”. “Yes Man” bagi saya adalah Orang orang yang hidupnya selalu iya-iya saja tanpa ada sebuah aksi yang nyata.  Hidupnya ibarat keset yang tanpa bisa menolak untuk terus diinjak. Tipe Orang yang tidak pernah mengais benang hikmah yang terurai di dalam jaring kehidupan. Tidak pernah melihat ada peluang di baliknya meskipun terasa begitu sulit. Hal yang berbeda bila mantra  ini diresapi oleh orang orang yang berjiwa lapang. Hatinya selalu welcome memberi wadah terhadap segala musibah yang silih berganti menghampirinya. Orang bertipe semacam ini biasanya selalu memandang bahwa bencana yang menimpanya adalah batu pijakan-dimana satu ayunan langkah selanjutnya akan menuai keberhasilan dari benih benih kesialannya. kalau boleh dibilang, mereka adalah gladiator (mudah-mudahan asosiasinya gak terlalu jauh yah hehehe. awalnya sih survivor tapi kok kurang rada pas yah). Mengapa saya menyebut gladiator?? Yah, sebab mereka adalah orang-orang yang pandai mengendalikan diri. Tidak gampang emosi dan Selalu berpikiran positif. Bangkit ketika terdesak serta mempunyai jurus-jurus lain untuk merobohkan tembok masalah yang menghadangnya.

Well, Banyak hal yang mungkin sulit dimengerti oleh alam pikiran kita tentang kehidupan ini. In simple way, Seringkali kita marah mengapa hari ini tiba-tiba hujan. Tetapi siapa yang menyadari bahwa sesudahnya Tuhan akan menghadirkan pelangi di langit untuk kita. Itulah Cara Tuhan. Semua berjalan dengan skenario terbaik-Nya. Tidak ada yang sia-sia. Sesuatu yang diawali dengan jerih payah tentu akan sebanding dengan pengorbanan setelahnya.  Tuhan tidak akan menimpa suatu kaum sebuah masalah bila kaum tersebut tidak mampu menanggungnya. that’s why mengapa manusia selalu terbatas dalam hidupnya. Fitrah yang secara alami terpatri dalam diri kita.

Indah pada waktunya

Catatan di suatu senja
8 Juli 2010

Fate Of Our Imigrant Workers

Two months ago, I met my old friend in Market. Zahra is her name. When she was eight years old, She became an orphan and raised by her poor uncle. After graduated from Senior High School, she tried to work in Saudi Arabia being a maid. She had no choice because she might not depend on her life with her uncle in all her life. So, going and working overseas was a way out to fight poverty and survive for better life. Unfortunately, her experience was not too much different with other Indonesian migrant workers whom got bad treatment by employer. Zahra herself was often tortured physically without any reason and got sexual harassment, even didn’t get paid for six months. Luckily, she succeeded to run away from her employer’s house in the dark night and asked protection to the Indonesia embassy in Jeddah.

I was extremely sad and feeling a pity when I heard her stories during working In Saudi Arabia. In many times, we often hear or watch on television about our migrant workers who are unfortune, mistreated, burned with an iron in their body and being victim in acid attack, even dead at the hand of abusive employer. This news always make us afraid as if we see a ghost. In this case, I want Indonesia government to take action to stop violence against our migrant workers. Our Government must defend our worker and demand for justice. We can ask Saudi Arabia to pay compensation for victim of abuse. Furthermore, We must have power to urge Saudi Arabia taking legal action by punishing the abusive employer according to law. It’s really important for the sake of national pride because sometimes Saudi Arabia didn’t care and pay attention for such cases.

Samurai dari Tanah Madura

Sakera, Samurai Of Madura Island

Meski saya tidak berdarah madura berdasarkan prinsip keturunan (karena orang tua saya berdarah jawa), saya merasa MENJADI bagian dari orang bumi madura. Di bumi inilah saya menjalankan sebagian takdir saya. Bermula dari ditiupkan roh, dikandung badan, dilahirkan dan tentu saja dibesarkan di sini-di Tanah Madura yang sampai saat ini masih saya cintai dan selalu membuat saya terkenang ketika saya tidak berada di Madura lagi.

Karena itu saya tidak bisa mengingkari kalau saya merasa bangga dengan ke”maduraan”saya. Orang Batak pun bangga dengan sukunya. Orang Bali juga mencintai sukunya. Orang Papua pun begitu dan lain-lain. Bagi saya tidak ada suku yang merasa inferior ataupun dominan terhadap suku lain sebab mereka memiliki ciri khas tersendiri yang telah terpatri dan tercermin dalam setiap jiwa mereka.

Beberapa minggu kemarin teman saya meminta saya mengenakan kostum suku madura untuk diambil foto. Sesuatu yang belum pernah saya lakukan dan terlintas di dalam benak pikiran saya waktu itu. Awalnya saya sangat senang sekali meski sedikit gugup karena saya masih amatir menghadapi kamera. Sebagai bentuk wujud dari  ekspresi kebahagiaan dan interprestasi kecintaan saya, saya berjanji bahwa saya akan atau “harus” menulis sebuah blog nantinya tentang sosok sakera, mengingat masih sedikit yang tahu akan sosok ini.

sampangcarokSakera, bagi suku madura adalah sebuah pasukan dan sosok pahlawan yang selalu menentang keberadaan Belanda di tanah leluhurnya. Dia adalah samurai dari Indonesia yang terlahir dari tanah madura. Celurit, Senjata serupa sabit menjadi andalan bagi Sakera untuk mengusir kompeni. Tentunya pusaka ini terus mewarisi dalam setiap nadi orang madura. Dalam kehidupan sehari hari, celurit biasa digunakan petani di sawah untuk bercocok tanam di sawah, namun terkadang bisa menjadi bumerang dan menebar darah ketika “Roh Keadilan” merasuki pusaka ini. Celurit ibarat simbol kedigdayaan ksatria orang Madura. Ia mewakili martabat dan hak seorang Pria. Ketika seorang istri diganggu atau selingkuh dengan pria lain yang bukan suaminya, wajib bagi suaminya membela harga dirinya untuk memberi pelajaran bagi sang pengganggu. Ketika hartanya dirampas oleh orang lain, wajib bagi pria madura melindungi hak hak miliknya. Fenomena ini dikenal dengan carok. Sebuah fenomena yang hingga kini masih tertanam di alam bawah sadar masyarakat madura, bahwa carok memiliki filosofi moral dan “sebuah tindakan yang masih dibenarkan” menurut mereka. Walaupun pada akhirnya sang pembela kehormatan yang berhasil menyelesaikan tugas carok ditangkap dan dijebloskan penjara, dia tetap dipandang baik di mata masyarakat.

Bagi saya, Sakera tidaklah jauh berbeda dengan seorang samurai. Celurit yang digunakan untuk carok bisa saja menuntut harakiri bak pedang samurai. Bedanya harakiri khas madura adalah bentuk perlawanan terhadap kehormatan pria yang merasa dilecehkan. Bisa jadi yang terbunuh adalah si pembela kehormatan atau si pengganggu kehormatan. Harakiri dalam budaya jepang dilakukan ketika seseorang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban, maka ia akan melakukan bunuh diri dengan menusuk belati ke jantung atau perut. Dengan begitu takdir kematian telah ditentukan di tangan pemiliknya. Meski carok terkesan sadis dan berdarah-darah, bahkan tak jarang menyebabkan seseorang kehilangan anggota tubuh, cacat jasmani atau paling parah berujung dengan kematian, Fenomena ini jarang ditemukan lagi di madura, meski di beberapa daerah tradisi ini masih melekat tetapi frekuensinya mulai berkurang. Stereotip inilah yang membuat saya mengalami sedikit diskriminasi. Apalagi ketika saya hijrah bekerja di kalimantan. Mereka menyebut saya “te sate sate”, karena sate adalah kuliner khas madura dan tentunya kesukaan Sakera. Bagi saya tidak masalah. Itu berarti mereka paham dengan budaya madura. Namun ada juga yang bilang ” hei mau carok dengan saya gak??” meski saya menyadari terkadang itu hanya sebuah candaan, tetaplah tidak mengenakkan telinga. Bahkan yang lebih panas lagi dengan menunjuk saya terang-terangan “ah, kamu orang madura, pasti bau sapi” anjritttt. kalau yang ini saya tidak bisa terima karena saya merasa bukan murni suku madura. Tetapi bagaimanapun mengatakan sesuatu yang kasar pada suku lain tetaplah hal yang tidak baik dan bisa memancing gejolak masyarakat. Konon “katanya” masyarakat madura memiliki bau khas dalam tubuhnya yang membuat keberadaan mereka dengan mudah diketahui (yang ini masih perlu pengujian dan pembuktian). Belum ditambah dengan logat mereka yang sedikt kasar membuat orang orang merasa risih ketika berbicara dengan komunitas suku madura. Pengaruh bentuk dan kontur geografis pulau madura yang berbukit bukit ditambah dengan kebiasaan hidup yang berkelompok dimana setiap komunitas tempat tinggal saling berjauhan turut memberi sumbangsih terhadap aksen atau gaya bicara mereka.

Demikian cerita cerita saya tentang sosok sakera. Tulisan yang saya angkat ini sebagian mewakili pandangan saya. Disini saya juga tidak ada maksud untuk “melakukan penyerangan SARA” dan semacamnya. Hingga sampai detik ini, ketika menulis tulisan ini, Saya masih berpegang teguh dengan pendirian saya bahwa menulis merupakan salah satu cara dari sekian banyak cara untuk mengerti dunia ini dan orang orang di dalamnya dengan lebih baik. terima kasih.

sumenep

Salam Damai

Berselimut Debu di Pegunungan Tengger

Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Liburan UAS kemarin, saya berkesempatan melakukan wisata ke Gunung Bromo. Keinginan ini sudah cukup lama sejak saya masih SD-ketika terinspirasi dengan sebuah buku “Legenda Gunung Bromo” yang saya pinjam dahulu di perpustakaan SD. Saya sangat tersentuh dengan kisah percintaan dan pengorbanan dua anak manusia yaitu Joko Seger dan Roro Anteng, Yang akhirnya diketahui bahwa mereka adalah nenek moyang suku Tengger. Tengger sendiri adalah singkatan dari Roro Anteng dan Joko Seger. Roro Anteng adalah anak dari Raja Majapahit Hindu yang meninggakan negerinya ke Lereng Gunung Bromo karena terdesak dengan munculnya Kerajaan Islam di Jawa. Alkisah, Setelah lama menikah dengan Joko Seger, Roro Anteng tidak kunjung dikaruniai anak. Akhirnya Joko Seger pun bersumpah kepada dewa “Aku bersumpah, bila kita dikaruniai 25 orang anak, salah satu dari anak kita akan ku persembahkan sebagai sesajen di kawah Gunung Bromo”. Sumpah Joko Seger ini didengar oleh Dewa dan kemudian dikabulkan. Sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan Joko Seger dan Roro Anteng di masa lalu, Penduduk di kawasan Tengger melakukan upacara ritual secara rutin yang dinamakan “Kasadha” yang dilaksanakan setahun sekali. Tahun ini akan digelar pertengahan bulan Agustus di malam purnama (tanggal 14 Agustus).

Keberangkatan menuju bromo dimulai dari rumah eyang di Mojokerto menuju Probolinggo Jam 1 siang. Dari Arah Mojokerto saya naik bus kuning ke arah Pasuruan dan turun di Bangil dengan merogoh kocek sebesar Rp. 7000. Dari Bangil saya menyambung dengan Bus Akas menuju Probolinggo Rp 6000 (kalau gak salah). Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam akhirnya saya tiba di terminal Probolinggo. Disini saya tidak Langsung naik elf (semacam bus mini) ke arah Bromo, karena saya masih menunggu kedatangan teman teman saya dari Surabaya di terminal. Saya sedikit agak cemas, sebab yang saya baca dari blog blog traveling, bahwa elf hanya ada sampai jam 4 sore. Dari arah luar terminal, saya melihat masih tersisa tiga buah elf. Sampai Jam 5 sore teman saya belum kunjung datang sementara elf tersisa satu buah. Akhirnya Jam setengah enam petang, rombongan teman teman dari Surabaya tiba, beuh. Segera kami berangkat dengan elf menuju Desa Ngadisari, Desa yang terletak di Lereng Gunung Bromo.

Hari beranjak Gelap, sementara elf yang kami tumpangi terus melaju melewati jalan-jalan yang berkelok-kelok. Di luar tampak kabut bagai asap mengaburkan pandangan kami. Tidak ada Penerangan yang memadai di Jalan. Hanya lampu sorot elf, cukup membantu saya menyaksikan pemandangan di Luar.  Jendela elf yang awalnya tersingkap terbuka-saya tutup karena keadaan di luar mulai dingin. Sementara Jalanan terus menanjak. Jurang-jurang di kanan kiri siap menerkam kami. Suasana begitu mencekam, sang Supir masih saja agak sedikit ugalan dan ngebut bagai kesetanan. Padahal Jalanan semakin sempit untuk dilintasi kendaraan sebesar elf. Sedikit tidak hati-hati, kami bisa terlempar dan meninggalkan nama di batu nisan keesokan harinya. Beruntungnya, sang supir sepertinya sudah hafal medan perjalanan.

Kejadian ini mengingatkan pengalaman saya yang mengerikan ketika bersama teman teman bersepuluh naik sepeda motor menuju titik tertinggi tempat Paralayang di Malang. Entah setan darimana yang merasuki kami, setelah puas menikmati malam di Batu Night Spetakuler (BNS) sampai jam 12 malam, tiba tiba kami melanjutkan perjalanan ke arah Pujon. Disana ada tempat Paralayang, yang dari ketinggian tersebut kita bisa melihat kota Malang. Kami memasuki desa-desa, membelah sawah-sawah hingga rumah penduduk tidak tampak oleh kami. Hal ini menandakan bahwa kami sudah sangat jauh dari keramaian. Jalanan beraspal berganti jalanan tanah dan semakin sempit. Karena saking Gelap dan Penuh kabut, saya tidak tahu kalau di kanan kiri jalan ada jurang yang begitu dalam menganga. Saya pikir ada sawah di kanan kirinya. Untung teman saya segera memberitahu karena dia memiliki penglihatan yang baik. Saya sendiri waktu itu hanya duduk ketakutan di jok belakang sepeda motor sambil mengingat dosa saya. Kacamata yang saya pakai  terpaksa saya lepas karena berembun. Salah satu dari teman kami sempat mengurungkan niatnya ke atas mengingat cukup berbahaya menempuh medan perjalanan di tengah malam yang gelap gulita.

——————————————————————————————

Ketakutan saya akhirnya mereda begitu elf yang kami tumpangi sampai di homestay jam tujuh malam. Kebetulan lokasi homestay kami berdekatan dengan tiket loket masuk bromo. Begitu keluar dari elf, wah ternyata di luar lumayan dingin juga. Seolah tak mau hilang rezeki, Pedagang pedagang bersarung mengerubungi kami. Bagai harimau yang menemukan mangsanya, Pedagang-pedagang tersebut menodong kami untuk membeli syal, penutup kepala, kaos kaki dan sarung tangan.

Di homestay kami, ada tempat pembakaran dan cerobong asap sehingga kalau kami kedinginan, cukup menyalakan api pada kayu bakar yang tersedia. Sayang sekali homestay yang kami boking tidak ada fasilitas air panas. Hal ini membuat saya menggigil ketika ambil air wudhu. Setelah menaruh ransel kami dan cuci muka, kami makan malam di salah satu rumah makan dekat homestay. Disini tidak hanya menawarkan makanan dan minuman hangat, tetapi juga suvenir dan perlengkapan pakaian seperti syal dan penutup kepala. Si Ratih sedikit ngomel ternyata harga syalnya yang ia beli dari pedagang bersarung cukup mahal dibandingkan dengan harga syal yang dijual rumah makan ini. Sepertinya rumah makan ini adalah supplier syal dan penutup kepala karena banyak pedagang bersarung menebus dagangannya disini. Jam sembilan malam setelah makan malam dan ngobrol ngalor ngidul, kami kembali ke penginapan. Badan saya agak lelah dan ingin tidur.

Jam 9 malam, suhu udara di Desa Ngadisari tidak terlalu dingin.  Saya hanya tidur dengan Jaket. Baru jam 12 malam saya terbangun lagi. Suhu dingin pegunungan sepertinya mencapai puncaknya. Dengan mengenakan sarung tangan dan menarik selimut tebal, saya langsung tertidur lagi meski sebenarnya saya tidak sungguh tertidur karena sekejap kemudian terbangun lagi menahan hawa dingin. Alhasil malam itu saya tidak tertidur dalam kondisi yang terbaik. Saya agak heran dengan Didat, teman saya yang tertidur pulas cukup dengan celana pendek. Mungkin karena dia gemuk, sehingga lapisan lemaknya cukup membantu menghangatkan tubuhnya (kok jadi ingat beruang kutub, jangan-jangan si didat tuh siluman beruang 🙂

“lengkap dengan pakaian gunung. berdiskusi hebat tentang pendakian. halah 🙂 Jadi teringat film pendakian mount everest di national geographic”

Jam setengah 4 subuh, kami sudah bangun karena kami akan menuju Gunung Penanjakan. Kami menyewa Jeep Hardtop dengan Rute Penanjakan-Bromo-Sabana. Sebenarnya Jeep Hardtop menawarkan berbagai macam rute misalnya ada yang sampai Semeru atau juga sampai Ranu Pane. Tentunya semakin jauh rute yang ditempuh semakin mahal bayarnya. Karena kami cuma satu hari di Bromo dan harus check out jam 12 siang, akhirnya cukup sampai sabana menjadi pilihan kami.

Ketika sampai Lereng Gunung penanjakan, kami turun. Disana sudah banyak orang-orang yang antre ingin mendaki penanjakan. Disana kami juga telah diserbu oleh Ojek kuda yang akan memberi tumpangan sampai puncak penanjakan. Karena saya ingin mendapat pengalaman mendaki gunung, terpaksa tawaran para ojek kuda saya tolak. Sebenarnya medannya tidak cukup sulit, tapi ternyata saya sedikit ngos-ngosan juga mendakinya, hufff. Kaki saya jadi capek juga. Keringat terus mengucur deras membasahi dahi saya dan di sela-sela jaket. Semakin berkeringat, tubuh saya menjadi semakin dingin. Suhu pegunungan yang dingin mengubah keringat saya seperti es mencair yang menyirami badan saya. Suasana begitu gelap gulita. Hati-hati saya menyusuri jalan setapak menuju puncak. beruntung saya bawa hape yang dilengkapi fitur senter. Abang abang ojek kuda ternyata baik juga, mau menemani pengunjung sampai ketinggian. Kalau melihat sedikit pengunjung capek, mereka akan menawarkan kudanya. Sempat tergoda juga untuk naik kuda, kalau tidak terburu disemangatin si Jaka, kalau yang namanya puncak penanjakan tinggal sedikit lagi sudah nyampe. Kasihan juga lihat si anjeli, uni dari solok yang langkah kakinya tertatih-tatih dari tadi.  Saya pun terjangkit juga yang namanya syndrome kekurangan oksigen di ketinggian. Kepala saya sedikit pusing. Rasanya pengen muntah. Biasanya kalau kondisi seperti ini, ada baiknya sang pendaki berhenti sejenak untuk beradaptasi dengan ketinggian.  Tidak sampai 20 menit, saya sampai juga di Puncak Penanjakan. Para Fotografer udah bejibun ngendon disitu sebelum saya datang, siap siap mengambil gambar sunrise di Penanjakan yang sebentar lagi tiba. Termasuk saya, Fotografer kelas kacangan dengan kamera seadanya, walau akhirnya  terdeteksi kemudian bahwa saya banyak foto narsis daripada mengambil gambar disana 🙂


—————————————————————————————–

Suasana Alam Pegunungan Desa Ngadisari

Suku Tengger Bersarung. Kalau siang hari, pipi mereka akan merona merah.

——————————————————————————————-

Setelah Puas menyaksikan matahari terbit sambil minum susu milo untuk mengusir dingin, kami turun lagi ke Lereng. Ternyata menuruni gunung penanjakan lebih mudah daripada mendakinya. Kaki saya seperti meluncur menuruni gunung. Rasa capai hampir tidak terasakan oleh saya. Setelah sampai di bawah, si abang Jeep Hardtop yang sedari tadi menunggu di bawah, membawa kami ke gunung bromo dan gunung batok. Di areal lereng Gunung Bromo terdapat Pura Umat Hindu Tengger. Sayang sekali Puranya ditutup dan ada larangan masuk bagi pengunjung.

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju kawah Gunung Bromo. Disini kita akan disuguhin dengan pemandangan padang Pasir. Belum lagi padang pasirnya yang tampak berbukit-bukit menyerupai sebuah gurun. Kalau begini bagusnya naik onta. Mungkin Lebih lengkap lagi kalau pakai jubah shalwar qamiz dan sorban di kepala biar serasa jadi suku suku yang hidup di tanah Arab. Sayang sekali disini anda tidak akan menemukan makhluk bernama onta, so akhirnya naik kuda pun jadi juga. Sengaja saya memperlambat langkah kuda saya karena saya ingin mencoba merasakan seperti yang dialami Mas Agustinus Wibowo, Penulis buku travelling “Selimut Debu”. Buku yang berkisah tentang petualangannya di negeri afganistan. Bedanya debu disini tidak beterbangan menampar muka seperti di gurun-gurun di afganistan, jadi saya kurang dapat “feel” nya. Coba saja, saya bawa kipas angin ukuran big size hahahaha.

—————————————————————————————–

Setelah sampai di Pos tangga menuju kawah, saya turun dari kuda. Tangga semennya  diselimuti oleh gundukan pasir bekas letusan bromo bulan-bulan kemarin. Sebenarnya aktivitas bromo telah mencapai siaga tiga, tetapi tidak membuat surut niat kami dan para petualang naturalis atau pengunjung lainnya untuk menaiki kawah. Cuman waktu itu aktivitas bromo mulai menurun pasca letusan bulan desember sehingga kami tidak terlalu cemas. Berjalan dengan posisi berdiri dengan kemiringan yang curam membuat kaki saya sedikit goyah. Paha saya menjadi pegal. Belum lagi Gundukan Pasir yang tebal semakin memperlambat jalan saya ke atas kawah. Sementara dari arah berlawanan, orang orang bagai papan meluncur menuruni tangga. Hampir saja saya bertabrakan dengan mereka.

hore…akhirnya bisa menaklukan bromo!!!

————————————————————————————-

Lonely Pura in Desert

Gunung Batok yang mirip mangkuk. Konon katanya Gunung Batok ini adalah Mangkuk milik Raksasa Kyai Bima yang tertinggal setelah gagal membuat danau permintaan Roro Anteng dalam semalam karena mendengar bunyi ayam berkokok.

————————————————————————————

Bunga Bunga Gunung. Entah ini edelweiss atau bukan.

——————————————————————————–

Rute selanjutnya, kami mengunjungi padang prairie. Pengunjung umumnya mengenal lokasi ini sebagai padang sabana / savana. Letaknya mengarah ke arah Gunung semeru dan agak jauh dari Bromo. Setelah muter-muter di lautan padang pasir dengan jeep, akhirnya saya sampai juga di Padang Sabana. Disana ada bukit yang cukup eksotis di mata saya. Biasanya pengunjung yang pernah ke bukit ini menamakan dengan julukan Bukit teletubies, Karena Bukit ini memang mirip bukit yang ada di serial teletubies yang cukup melegenda itu. Pengen nyoba narsis dengan gaya para teletubies di bukit ini, tapi sayangnya teman teman  saya enggan menaiki bukit teletubies. Ya sudahlah.

Pengen leyeh-leyeh disini, sambil tidur terlentang menatap langit.

lihat bukit ini, pengen loncat jumpalitan kayak daisy,po,Lala dan Tinky Winky

Kawasan Pasir Berbisik.

Setelah cukup berlama-lama di Padang sabana, rute kami selanjutnya menuju Pasir Berbisik. Kawasan Pasir berbisik ini merupakan lembah berpasir yang cukup luas. Disini sepi dan lengang sekali-hampir tiada orang dan pepohonan malah. Suhu di kawasan ini agak sedikit panas. Dari sini kita bisa menyaksikan Pegunungan Tengger  sejauh mata memandang. Ada banyak Gunung yang berkumpul di Tengger salah satunya Gunung Bromo, Semeru, Widodaren, Penanjakan, Batok dan masih ada banyak gunung lainnya yang saya tidak hafal namanya. Makanya tidak heran dengan lokasi gunung gunung yang saling berdekatan, membuat para pecinta alam yang telah mendaki bromo, akan melanjutkan perjalanannya menaklukan Gunung Semeru.

Seandainya salju turun disini, pas banget jadi lokasi olahraga musim dingin seperti ice skating, ice hockey dan snowboard. Kalau lihat Lautan berpasir seperti ini enaknya teriak teriak sambil nyanyi lagu Snow On the Sahara-nya Anggun C.Sasmi. Cuman liriknya sedikit saya ubah dengan tengger hehehe.

If your hopes scatter like the dust across your track
I’ll be the moon that shines in your path
The sun may blind your eyes, I’ll pray the skies above
For snow to fall on the Tengger

If that’s the only place where you can leave your doubts
I’ll hold you up and be your way out
And if we burn away, I’ll pray the skies above
For snow to fall on the Tengger

Silent in the desert

Artis dan Para Kru “Pasir Berbisik”.

Keren Banget gayanya

Last Scene before Go Home

Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi
Tak pernah kukira bahwa akhirnya
Tiada dirimu di sisiku
Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Tak pernah ku duga bahwa akhirnya
Tergugat janjimu dan janjiku

Bromo, 8 Juni 2011

Mengapa Besi ada dalam Alquran ?

Menurut para ahli besi adalah unsur yang tidak bisa diciptakan melalui proses-proses alamiah di bumi ini. Mungkin inilah mengapa besi mempunyai arti khusus sampai-sampai dijadikan nama surah, (kok besi??mengapa bukan emas atau perak yg lebih berharga)

“Dan Kami menurunkan besi, padanya ada kekuatan yang hebat serta berbagai manfaat untuk manusia.”
(Al-Qur’an, Surat Al-Hadid 25)

ADA SATU Surat dalam Al-Qur’an yang memakai nama logam, yaitu Surat Al-Hadid, artinya “besi”. Itulah sebabnya tepat sekali mesjid di kompleks Krakatau Steel di Cilegon bernama Masjid Al-Hadid. Siapakah di antara kita yang tidak mengenal besi? Logam yang paling populer, dengan nama Latin ferrum dan lambang kimia Fe.

Dalam Surat Al-Hadid ayat 25, Allah berfirman: wa anzalnaa l-hadiid. Meskipun kata anzal sangat jelas artinya, yaitu “menurunkan”, banyak penafsir Al-Qur’an yang ragu-ragu menerjemahkan anzal dalam ayat ini. Sebab, yang banyak dijelaskan oleh Allah dengan memakai kata anzal biasanya “air” (anzalnaa l-maa’) atau “kitab” (anzalnaa l-kitaab). Nah, sekarang besi. Kalau diterjemahkan “Dan Kami menurunkan besi”, tentu harus dijelaskan bagaimana peristiwa “turunnya” besi itu. Bukankah besi itu hasil pengolahan bijih besi dari dalam tanah, bukannya jatuh dari atas? Mengapa Allah menggunakan kata anzal (“turun”)?

Abdullah Yusuf Ali, dalam tafsirnya The Holy Qur’an, menerjemahkannya “And We sent down iron”, lalu dalam catatan kaki diterangkan: sent down, in the sense of revealed to man the use of certain things. Jadi, kata Yusuf Ali, yang diturunkan itu bukan logam besinya tetapi kegunaannya. Terjemahan Qur’an dari Departemen Agama Republik Indonesia berbunyi: “Dan Kami ciptakan besi”. Tidak berani rupanya para ulama Depag itu menerjemahkannya secara benar: “Dan Kami menurunkan besi”.

Sintesis Besi

Informasi Allah mengenai besi yang diwahyukan pada abad ke-7 baru dapat dipahami oleh para ilmuwan pada abad ke-20! Baru sekarang para ilmuwan mengetahui bahwa besi di bumi ternyata memang turun dari langit, sebab besi tercipta pada bintang-bintang melalui proses nukleosintesis. Ketika bintang-bintang itu mati (padam) lantaran kehabisan bahan bakar hidrogen, besi itu (bersama unsur-unsur yang lain) dihamburkan ke ruang angkasa.

Tatasurya kita, termasuk planet Bumi, terbentuk dari awan gas dan partikel debu sisa-sisa bintang yang menjadi rekat akibat rotasi. Unsur terbanyak yang menyusun bumi ini adalah besi yang turun dari langit! Itulah sebabnya besi disebutkan secara khusus oleh Allah SWT. Bumi kita yang bermassa 6 x 10(21) ton ini terbangun dari 35% besi (Fe), 26% oksigen (O), 13% silikon (Si), 10% magnesium (Mg), 4% nikel (Ni), dan sisanya unsur-unsur yang lain.

Bumi kita mempunyai jari-jari (radius) 6378 km. Lapisan paling atas adalah “kulit bumi” (earth’s crust) yang tipis, hanya sedalam 25-90 km di kawasan daratan dan 6-11 km di kawasan samudera. Di lapisan kulit bumi, besi (Fe) cuma unsur peringkat empat terbanyak sesudah oksigen (O), silikon (Si) dan aluminium (Al). Di bawah kulit bumi ada lapisan “selimut bumi” (earth’s mantle), kemudian paling bawah ada lapisan “pusat bumi” (earth’s core) yang berjari-jari 3470 km. Nah, pusat bumi tersusun dari 90% besi (Fe), sisana nikel (Ni) dan belerang (S).

Fungsi Besi

Apa fungsi besi di pusat bumi? Hal ini dijelaskan oleh Allah sendiri dalam kalimat selanjutnya dalam Al-Hadid 25: fiihi ba’sun syadiid (“padanya ada kekuatan yang hebat”). Besi di pusat bumi itu menimbulkan kekuatan yang hebat berupa medan magnet dan tarikan gravitasi. Bukankah kita sering menyaksikan betapa “setia”nya jarum magnet menunjuk ke utara dan ke selatan, tak bisa diputar-belokkan?

Akibat tarikan gravitasi yang besarnya sangat optimal, yaitu 9,78 m/s(2) di permukaan bumi, kita mampu berjalan dengan santai. Inilah salah satu manifestasi sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) dari Sang Pencipta kepada seluruh makhluk-Nya di permukaan bumi. Bayangkan jika seandainya kadar besi di pusat bumi terlampau sedikit, tentu manusia lulumpatan jiga bangkong!

Manfaat Besi

Firman Allah selanjutnya pada Al-Hadid 25: wa manaafi`u li n-naas (“serta berbagai manfaat untuk manusia”). Manfaat yang perlu disebutkan paling dahulu (sebab manusia sering lupa) adalah bahwa besi merupakan salah satu unsur yang membangun hemoglobin, protein dalam darah yang berfungsi mengikat oksigen yang kita hirup dari udara (atmosfer). Ketika oksigen masuk ke paru-paru kita, oksigen itu segera ditangkap oleh besi dalam hemoglobin, kemudian didistribusikan oleh darah ke seluruh sel-sel dalam tubuh kita untuk proses metabolisme. Jelas sekali, ternyata melalui besi Allah memelihara kelangsungan hidup kita!

Jika dalam tubuh kita ion besi (Fe2+) cuma sedikit, tentu sedikit pula kandungan hemoglobin dalam darah, dan hal ini sangat mengganggu kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh. Inilah yang disebut iron-deficiency anemia atau “kurang darah”. Itulah sebabnya kita harus senang memakan daun singkong atau bayam yang “murah meriah” tetapi kaya akan ion besi.

Manfaat besi dalam kehidupan masyarakat banyak sudah sama-sama kita ketahui. Besi merupakan logam yang paling penting sepanjang sejarah umat manusia sejak peradaban Mesopotamia purba sampai sekarang. Tidak ada logam lain yang jumlah pemakaiannya melebihi besi. Dewasa ini besi merupakan tulang punggung peradaban modern: gedung pencakar langit, jembatan, peralatan kendaraan, senjata, alat pertanian, pipa saluran, dan segala jenis mesin. Tidaklah mengherankan jika produksi besi di seluruh dunia mencapai lebih dari satu miliar ton setiap tahun!

Besi Unsur Tengah

Ada lagi hal yang menarik mengenai Surat Al-Hadid. Ketika Surat-Surat dalam Al-Qur’an disusun oleh Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril menyuruh Junjungan kita itu supaya menempatkan Surat Al-Hadid sebagai Surat tengah-tengah, yaitu Surat ke-57 dari 114 Surat!

Baru pada abad ke-20 para ilmuwan mengetahui bahwa besi ternyata memang unsur tengah-tengah. Sebagaimana telah kita bahas, bagian tengah (pusat) bumi kita tersusun oleh besi. Ketika para ilmuwan, dengan dipelopori Dmitri Ivanovich Mendeleyef, menyusun unsur-unsur kimia dalam sistem periodik, besi terletak di baris tengah (periode keempat dari tujuh periode). Dalam jajaran unsur-unsur transisi periode keempat pun, ternyata besi terletak di tengah-tengah.

Kemudian, jika kita menghitung kata “Allah” dari awal Surat Al-Hadid sampai ayat 25 (yang mengandung kata hadid), ternyata kata “Allah” muncul 26 kali, sesuai dengan nomor atom besi (jumlah proton dalam inti atom besi). Subhanallah!

Semua data dan fakta ini merupakan salah satu bukti bahwa ayat-ayat Kauni (hukum-hukum Allah di jagat raya) bersesuaian dengan ayat-ayat Qur’ani. Baik ayat Kauni maupun Qur’ani kedua-duanya merupakan Aturan dari Sang Pencipta Alam Semesta. Sungguh Maha Benar firman Allah: “Akan Kami perlihatkan kepada manusia ayat-ayat Kami di seluruh ufuk jagat raya serta dalam diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Qur’an itu benar (haqq).” (Surah Fushshilat 53).***

Muhammad mengarang Al Quran ??

Rasanya sedikit jengah kalau ada yang bilang ayat ayat pada kitab suci Alquran adalah buatan manusia. Kalaupun yang membuat manusia, tentu bohong besar. Bagaimana mungkin tangan manusia bisa membuat keajaiban keajaiban yang terdapat dalam alquran. Muhammad saja tidak bisa.

Al Quran

An-Nisa: 82 dikatakan: Jika Qur’an itu bukan daripada Allah niscayalah akan terdapat bermacam-macam kesalahan di dalamnya.

Perhatikanlah Al-Qur’an, ketika Allah SWT di dalam surah Al-Hijr ayat 9 telah berjanji untuk memelihara Al-Qur’an dari segala bentuk penyelewengan dan perubahan, sehingga tetap asli sepanjang zaman.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَ إِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ

Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Al-Qur’an, dan sungguh Kami pula yang memeliharanya.”
Demikianlah, Allah telah berjanji untuk menjaga Al-Qur’an, dan Ia sangat menepati janji-Nya. Maka tidak akan ada yang sanggup merubah isi Al-Qur’an walaupun satu ayat kalau Allah Yang Maha Pencipta yang memeliharanya.

Ternyata untuk menjaga keaslian al quran tidak hanya dari para penghafal Al quran tetapi Al quran sendiri memberi interlocking system. Dimana perubahan satu ayat saja akan mudah diketahui. Dalam Al-Quran terdapat berbagai rahasia angka2 yang benar2 mengagumkan. Dibawah sebagian kecil penemuan yg telah ditemukan dalam Al-Quran :

Jumlah Kata Yang Berlawanan

Kesukaran (asy-syaddah) : 102 = Kesabaran (ash-shabr) : 102 Musibah (al-mushi_bah) : 75 = Bersyukur (asy-syukr) : 75

Hidup (al-haya_h): 145 = Mati (al-mawt) : 145

Perbuatan baik (ash-sha_liha_t) : 167 = Perbuatan buruk (as-sayyi’a_at) : 167 Dunia (ad-dun-ya_) : 115 = Akhirat (al-a_khirah): 115

Ucapan terang (al-jahr): 16 = Ucapan tersembunyi (al-alaniyah): 16

Jumlah Kata Yang Berhubungan

Syaitan (syaytha_n) atau (syaya_thi_n): 88 = Malaikat (mala_ikah) atau (malak) : 88

Mereka berkata (qa_lu_) : 332 = Katakanlah! (qul) : 332

Kecintaan (al-muhabbat): 83 = Keta’atan (ath-tha’aat): 83

Hidayah (al-hida_yah): 79 = Rahmat (ar-rahmat) : 79

Keselamatan (as-salaam) : 50 = Kebaikan (ath-thayyibaat): 50

Iblis (al-ibli_s) : 11 = Memohon perlindungan Allah (dari iblis): (al-sti’a_dhatu billaah) : 11

Jumlah kata “hari [tunggal/singular]” (yawm): 365 Jumlah kata “bulan” (sahar) : 12 Jumlah kata “hari-hari (jamak/plural)” : 30

Al-Qur’an terdiri dari 114 surat; angka 114 merupakan kelipatan dari 19, sama dengan 6 dikali 19. Ada banyak angka kelipatan 19 lainnya:

– Jumlah kata “Allah” dalam Al-Qur’an adalah 2698 (19 x 142);

– Jumlah kata “Maha Penyayang” dalam Al-Qur’an adalah 114 (19 x 6)

Jika kita tambahkan semua angka dalam Al-Qur’an (tanpa menghitung pengulangannya), kita akan mendapatkan angka 162.146, yakni 19 x 8534;

– Jumlah huruf dalam Alquran adalah 330733, yang bila dibagi dengan bilangan 19 akan ditemukan angka 17407 x 19.

– Surat pertama yang diwahyukan terdiri dari 19 ayat.

– Jari jari kelingking = 4 ruas jari manis = 4 ruas jari tengah = 4 ruas jari telunjuk = 4 ruas jari jempol (ibu jari) = 3 ruas ( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas

– Jumlah 2 ruas tangan + Jumlah 2 ruas kaki = 4 x 19 = 74 Surah ke 74 dalam Al-Quran adalah Surah Al-Insan(manusia) Jika ada ayat yang hilang satu ayat saja maka akan mengacaukan sistem enskripsinya. Al-Quran memang luarbiasa, dibuat sungguh luarbiasa.Maka ada jaminan dari ALLAH Al-Quran TIDAK BISA dipalsukan, ditambah apalagi ditiru. Ada beberapa surah dalam Al-Quran yang sengaja ditunjukkan oleh ALLAH huruf2 yang di enskripsi/interlocking system. Dulu ayat2 ini beberapa ahli tafsir mengatakan adalah seruan, nama surah dan menyerahkan bahwa hanya ALLAH yang tahu. Pertanyaan ini selalu saya tanyakan kepada ustad mengenai arti-arti ini. Sayang waktu itu ustad saya belum bisa menjawab. Sekarang ayat2 itu ternyata setelah diteliti mempunyai fungsi yang luarbiasa sebagai penjaga, penjamin dan petunjuk, tentang interlocking system pada Al-Quran. Ayat2 itu adalah huruf2 “Muqatta-aat” Jadi jika terjadi penambahan atau pengurangan ayat.Maka system ini akan kacau tidak tersusun rapi.

Penjelasan singkat Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta-‘aat”.

14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’. 14 macam kombinasi huruf adalah :

1. Alif, lam, mim

2. Kha, mim

3. Alif, lam, ro’

4. Alif, lam, mim, ro’

5. Tho’, sin

6. Tho’, sin, mim

7. Ya’, sin

8. Nun

9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod

10. Alif, lam, mim, shod

11. Shod

12. Qof

13. Ain, sin, qof

14. Tho’, ha’

Ke – 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14), banyaknya kombinasi (14), dan jumlah surat (29), maka hasilnya: 14 + 14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).

1. Alif, lam, mim = 8 kali

2. Kha, mim = 7 kali

3. Alif, lam, ro’ = 6 kali

4. Alif, lam, mim, ro’ = 1 kali

5. Tho’, sin = 3 kali

6. Tho’, sin, mim = 2 kali

7. Ya’, sin = 1 kali

8. Nun = 1 kali

9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod = 1 kali

10. Alif, lam, mim, shod = 1 kali

11. Shod = 3 kali

12. Qof = 2 kali

13. kha,mim.Ain, sin, qof = 1 kali

14. Tho’, ha’ = 1 kali

Jumlah banyaknya ayat yang muncul dalam Al-Quran : 8+7+6+1+3+2+1+1+1+1+3+2+1+1 = 38 = (19 x 2) kelipatan 19 Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Mim total kelipatan 19

Surat 2   4502 3202 2195 =9899 (19 X 521)

Surat 3 2521 1892 1249  =  5662 (19 X 298)

Surat 29 774 554 344 = 1672 (19 X 88)

Surat 30 544 393 317  =1254 (19 X 66)

Surat 31 347 297 173 = 817 (19 X 43)

Surat 32 257 155 158 = 570 (19 X 30)

Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.

Surat ke Jumlah kata ‘Qof’ kelipatan 19

Surat 42 total Qof = 57 (19 X 3)

Surat 50 total Qof = 57 (19 X 3)

Jumlah 114 (19 X 6)

Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ain’ ‘Sin’ ‘Qof’ Total kelipatan 19

Surat 42 98 54 57 =209 (19 X 11)

Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Ro total kelipatan 19

Surat ke 13 605 480 260 137 =1482 (19 X 78)

Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’    Lam    Mim   Shod  total kelipatan 19

Surat 7   2529   1530    1164    97   =  5320 (19 X 280)

Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kaf Kha Ya Ain Shod total kelipatan 19

Surat 19   137  175  343  117  26 =798 (19 X 42)

Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Ro total kelipatan 19

Surat 10  1319 913 257 = 2489 (19 X 131)

Surat 11 1370 794 325 = 2489 (19 X 131)

Surat 12 1306 812 257 = 2375 (19 X 125)

Surat 14 585 452 160 = 1197 (19 X 63)

Surat 15 493 323 96 = 912 (19 X 48)

Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.

Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.

Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.

Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin

Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim.

Perhatikanlah hubungan berikut ini :

Surat ke Awal-an          :           tho  ha  sin   mim

Surat 19 kaf,ha,ya,’ain,shod  = x    175    x        x

Surat 20 tho, ha                         28   251   x        x

Surat 26 tho, sin, mim              33,   x     94     484

27 tho, sin                                   27    x      94      x

28 tho, sin , mim                        19    x    102   460

Jumlah =                                    107 426 290   944    = 1767 (19X93)

Demikianlah sebagian makna dari huruf2 hijaiyah sebgai Interlocking system pada Al-Quran, sehingga penambahan atau pengurangan satu ayatpun akan menghilangkan aturan angka 19. 

Hey dude !!! Kamu jomblo yah?? wajib masuk


Setelah breakfast di warung dekat kos, saya segera bergegas kembali menuju kos. Sebuah hp tergeletak menganggur di atas meja. Saya mencoba meraihnya. Ada tiga pesan masuk. Semua pesan masuk berasal dari kakak ipar, sosok yang saya sangat hormati. Damn!!! these messages were very touching. Suddenly, I feel my morning has broken in my heart.

I think these messages is not really personal but universal, especially for those is still single until this day. That’s why  I try to share it with this post. these messages is very damn “chicken soup for the soul” and so fruity.

Petikan SMSnya :

Tolong dibaca yah. Teruntuk Pria dan Wanita. Seringkali kita mendengar pria lebih memilih melajang lebih lama dengan alasan-alasan ekonomi. Lebih spesifiknya maybe ingin mempunyai rumah pribadi dulu, punya mobil dulu, punya gaji sekian juta dulu atau beberapa ratus juta untuk sebuah pesta married sehingga para pria bekerja ekstra keras mengumpulkan uang demi kemapanan. Ini tidak salah. Sudah selayaknya untuk mempunyai kehidupan yang aman secara finansial saat berumah tangga dan memberikan kenyamanan  bagi istri.

Tetapi, pada saat kemapanan itu sudah dimiliki, ada situasi yang bisa menjebak para pria. Saat seorang pria sudah begitu kaya, maka semua jenis wanita akan datang kepada dia menawarkan cinta. Tapi akhirnya menjadi buram, apakah mereka datang karena cinta atau mencintai uang kita. Sampai akhirnya sesuatu yang buruk terjadi hingga kita menyesal mengapa kita menjadi begitu kaya. Wanita mana yang tidak akan datang bila kamu begitu cerdas, tampan, kaya dan muda?? Semua ingin merasakan jaguarmu, tidur di atas tempur pedicmu, tinggal di penthousemu dan berdampingan dengan pria berjas kiton. Itu semua gambaran bahwa uang bisa memanipulasi perasaan dan parahnya itu adalah uangmu! Bila saat ini kamu memiliki mobil dan seorang pacar, kamu tidak akan pernah tahu apakah wanita ini masih mencintaimu ketika suatu saat kamu hanya naik sepeda motor. Bagaimana kalau kamu tak lagi memiliki rumah pribadi dan hanya ada tempe di atas meja makan. Tahukah kamu? Tidak!! Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulainya dari bawah. Mensyukuri mobil mereka karena mereka berdua pernah merasakan panas dan hujan dengan sepeda motor. Menyenangi spring bed baru mereka karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil. Terharu dengan rumah pribadi mereka karena dulu mereka pernah tinggal hanya di sebuah kost atau kontrakan. Beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mereka dan senantiasa mendampingi di saat berjuang menuju kehidupan yang lebih baik. Mulai Hari ini, belajarlah untuk menghargai pasanganmu bukan kekayaanmu.

Thank the best to my sister in law for this super awesome advice this morning. Give me a wish so I will be ready if  the right time comes to my life one day.

Hadiah dari teman

Thank to my best friend for this gift. Although it’s ordinary but it have big meaning. I owe you, maybe I’ll pay back one day. Yang Jelas jangan kapok kalau mau beri sesuatu ke saya hahaha (maksa banget).

Why is this gift so precious to me? Ada cerita di baliknya. You know liburan UAS kemarin saya membeli hp baru. Sempat kepikiran juga mau beli gantungan HP, tetapi sayang niat itu belum terealisasi sampai sekarang.

Hari hari pun terus berlalu hingga saya kembali lagi dengan rutinitas saya sebagai mahasiswa. Saya sebenarnya juga tidak ingat kalau sebulan yang lalu saya minta dibeliin oleh oleh berupa gantungan kunci ke teman saya yang saat itu mau jalan jalan ke luar negeri. Tiba-tiba hari ini teman saya menyetor janjinya dan saya mendapat hadiah berupa gantungan hp dengan ikon kura-kura. Meskipun bukan gantungan kunci yang saya dapatkan tetapi tetap saja saya senang. Namun kejadian ini sedikit agak aneh. I feel “this is like a design from heaven”.  Sebuah kebetulan kah?? Apa jadinya kalau hp baru dan gantungan kunci? Bukankah it would be better and complete jika hp dengan gantungan hp, right? Saya jadi teringat apa yang pernah diucapkan seorang teman kepada saya : ” Jika kamu menginginkan sesuatu maka bermimpilah seakan kamu mewujudkannya dan dengan sendirinya alam bawah sadarmu akan menggerakkan kamu kesana”.Melihat kejadian hari ini, saya menjadi mengamini apa yang pernah diucapkan oleh teman saya. What a lucky me.

Bus Bertingkat

Kemarin waktu liburan UAS saya sempat mengunjungi kota Solo-meskipun cuma sekedar lewat saja naik bis jurusan solo-surabaya. Di tengah perjalanan pulang menuju arah Surabaya, saya tidak sengaja bertemu bis bertingkat melintasi jalanan kota solo. Saya yang saat itu sedang dalam posisi setengah tertidur di dalam kursi bis dekat jendela-akhirnya terjaga juga-melihat pemandangan di depan mata saya. Saya tertegun sebentar dan hal yang pertama kali terlintas di benak saya “sejak kapan Indonesia mempunyai bus bertingkat?”. Bus yang selalu menjadi mimpi anak Indonesia-yang keberadaanya sering muncul ketika kita menyaksikan film ataupun sinetron dari luar negeri.

Tiba-tiba saya teringat dengan pengalaman saya menaiki bus transjakarta di Jakarta. Mungkin model bus bertingkat semacam ini lebih efektif untuk mengangkut penumpang dalam jumlah lebih banyak. Pernah saya juga menaiki dua bus transjakarta yang digandeng jadi satu mirip kereta gandeng. Menurut saya, bus bergandengan sedikit lebih berisiko dalam keselamatan dan lajunya sedikit agak lambat. So I imagine, maybe bus transjakarta  bisa mengadopsi model seperti ini. Seandainya metromini atau kopaja dipaksakan untuk diremajakan, ada baiknya diganti dengan model bus bertingkat plus ditambah AC dengan pengenaan tarif yang lebih ekonomis. saya yakin kemacetan di Jakarta yang sudah mencapai taraf membahayakan bisa dikendalikan dengan keberadaan bus seperti ini. bus model ini juga bisa menarik animo massa. Tentunya tidak hanya saya, semua penduduk Indonesia juga bakal berlomba-lomba menaikinya sebab mereka tentunya penasaran dengan bus yang hanya bisa mereka saksikan dari film terbitan luar negeri.

Dalam suatu kesempatan, teman saya pernah menceritakan pengalamannya naik bus di singapura, dimana faktor kenyamanan penumpang lebih diutamakan. Tentunya busnya juga lebih terasa manusiawi dengan dilengkapi Air Conditioner, belum lagi sistem paymentnya menggunakan kartu gesek yang digesek di pintu bus-yang kartunya bisa diisi ulang di counter sehingga mirip pembelian pulsa prabayar. Benar-benar user friendly. Itu sebab mengapa saya sedikit males kalau naik angkot, bus metromini, kopaja ataupun makhluk semacamnya di Jakarta. Panas, sumok berkeringatan, Muaceet dan asap merokok meluber mengudara di dalam angkutan-meracuni penumpang. Andai saja larangan merokok di tempat publik bisa ditegakkan!!

Gema Indonesia Superseries Premier 2011

Minggu ini, Gema Turnamen Indonesia Premier Super Series mulai terasa. Termasuk oleh saya yang juga penggemar bulutangkis. Gema ini dibuka pertama kali dengan celebrity smash dimana mengundang para selebriti bermain bulutangkis bersama pemain bulutangkis Indonesia. Mereka adalah Samuel Rizal, Viko, Yuanita Christiani, Mario Lawalata serta satu model internasional Jenifer, model internasional serta kekasih bintang sepak bola Irfan Bachdim. Sedangkan dari barisan pebulutangkis melibatkan delapan atlet dengan prestasi berderet yakni, Ricky Subagja, Taufik Hidayat, Haryanto Arbi, Sigit Budiarto, Markis Kido, Hendra Setiawan, Vita Marissa serta Greysia Polii. Mereka selebriti dan atlet berpasangan melawan orang-orang yang mendaftar lewat website. Sumpah menyesal saya tidak ikutan acara seperti ini. Konsep acara ini digunakan sebagai ajang untuk menarik minat anak muda untuk gemar bermain bulutangkis sekaligus sebagai promosi pergelaran turnamen ini yang nantinya akan digelar di Istora Senayan. Yang Jelas tahun ini, Turnamen ini naik pamor dan bertambah prestise. Turnamen berkelas premier ini baru dikenalkan pada tahun 2011 oleh BWF atau semacam sebuah Federasinya Bulutangkis dunia. Kalau boleh dibilang turnamen ini ibarat Grand Slam-nya tenis lapangan. Nominal Hadiahnya tentu besar-besaran daripada yang diberikan oleh  turnamen sekelas super series, grand prix, grand prix gold ataupun international challenge. Kebetulan Indonesia memenangkan tawaran untuk menyelenggarakan turnamen berkelas premier bersama korea, china, Inggris dan Denmark. Tentu saja dengan iming-iming hadiah yang begitu besar akan mengundang para pemain bulutangkis di berbagai belahan dunia untuk turut berpartisipasi. Belum lagi Pemain dengan peringkat satu sampai sepuluh wajib tampil disini, So, sudah bisa dipastikan pada turnamen ini bakal bertabur bintang dan mereka akan saling berebut untuk menjadi Juara dan menjadi yang terbaik disini. Berharap Indonesia mampu menempatkan wakilnya di Final Turnamen Indonesia Open Premier super Series ini. Kesempatan ini tentu saja tidak akan dilewatkan saya untuk bertemu idola saya. Berharap bisa bertemu mereka dan mengajak foto bersama. Hope my wish will come true mengingat susah sekali untuk bertemu mereka kalau pas turnamen. Adapun pemain yang bakal saya bidik dan tidak akan luput dari perhatian saya.

Reiko Shiota

Saya jatuh cinta pertama kali ketika menyaksikan dia bermain di Ganda Campuran pas Sudirman Cup kemarin. Meski pada pertandingan waktu itu kalah dengan Ganda Campuran Indonesia, namun tidak menyurutkan saya untuk sekedar mengaguminya. Pemain dari Negeri Matahari Terbit ini memiliki paras cantik. Boleh dibilang dia mewakili kecantikan wanita jepang dalam sisi lain dari kacamata anak Indonesia, dimana pikiran anak muda Indonesia selalu melulu melekat dengan sosok Miyabi. Entah kenapa pemain-pemain bulutangkis wanita dari jepang-selalu kok cantik-cantik, tidak hanya wajahnya namun juga berbusana. Tampil Feminin dengan menggunakan rok. Sebut saja eriko hirose, uchida shizuka, Sakuyama Tomomi. Sayangnya, di babak pertama Shintaro ikeda/Reiko shiota sudah harus bertemu dengan Ganda Campuran dari Polandia yang menjadi Unggulan 6. Padahal saya pengen nonton Djarum Indonesia Open Super Series Premier pas waktu semifinal kalau gak final. T.T

Nina Vislova dan Anastasia Russkikh

Mereka, bagi saya adalah Barbie Doll dari negeri beruang Merah, Rusia. Rusia dari dulu merupakan gudang atlet berwajah jelita bak fotomodel. Mereka adalah Anna Kournikova, Maria Kirilenko, Maria Sharapova dan lain-lain. Anastasia dan Nina Vislova merupakan salah satu diantara mereka. Sayang Sekali di babak awal, mereka sudah harus berjibaku dengan para pemain unggulan. Semoga tidak langsung pulang ke negaranya.

Carola Bott

Kalau di Tenis Lapangan ada Daniela Hantuchova dan Anna Kournikova, Badminton juga punya Carola Bott. Boleh dibilang doi tuh lebih cocok jadi fotomodel daripada memukul shuttlecock. Sempat heboh dengan berbagai foto syurnya. Doi selalu tampil sexy kalau lagi main. Belum lagi kostumnya yang mirip pemain tenis. Saya tidak tahu apakah pemain ini akan turut berpartisipasi dalam turnamen ini.  Meskipun begitu, Saya punya harapan dengan pemain ini bersama pemain wanita eropa lainnya untuk menampilkan olahraga bulutangkis menjadi olahraga yang mendunia. Olahraga Bulutangkis terancam dicoret di Olimpiade karena kurang populer dan ketidakmerataan prestasi mengingat selalu hampir dikuasai oleh Asia. Mereka-mereka pemain eropa selalu tampil stylish dan fashionable dalam berbusana serta tidak kalah dengan Bintang Tenis Lapangan sehingga bisa menjadi daya tarik dan magnet sendiri di dunia bulutangkis.

Lee Yong dae

Nih masih muda, sudah bisa jadi juara olimpiade bersama Lee hyo Jung. Sayang Lee Hyo Jung sudah gantung raket. Lee Yong Dae adalah tipikal pemain ulet dan defencenya juga mantap. Teknik bermainnya tidak diragukan lagi dan terbiasa main rangkap di Men double and Mix double. Biasanya penonton wanita Indonesia suka histeris dan heboh minta ampun kalau Lee Yong Dae lagi main. Teman saya pernah cerita, biasanya fans fans Lee Yong Dae yang kebanyakan kaum hawa selalu stand by di pintu keluar pemain menuju bus yang akan membawa kembali ke Hotel (duh sampe segitunya).

.

Greysia Polii

Dari dulu saya paling senang kalau melihat si Polii lagi main. Apalagi kalau pas pertandingan seperti Uber Cup dan Sudirman Cup. Saya melihat ia berbeda dengan pemain wanita indonesia lainnya. Spirit juang bermainnya tinggi meskipun doi harus jungkir balik mengejar bola di Lapangan. I think, she is one of the best women Athlete that Indonesia have. Belum lagi pipinya yang chubby, jadi pengen nyubit hehehe.

Warisan Genetika Pisang Goreng

Sebagaimana dalam artikel sebelumnya di blog ini tentang Pisang Goreng, Disini saya ingin mencoba bercerita kembali tentang dunia pisang. Topik kali ini, Why do I Love Fried Banana the most? Sebuah topik yang dianggap tidak tabu dan menjadi layak untuk diperbicangkan. Semuanya akan dikupas setajam kapak (hahaha maksa banget).


You know, Saya penyuka pisang goreng. Ayah saya juga suka pisang goreng. Kebiasaan ini keterusan hingga saya dewasa seperti saat ini. Dua minggu yang lalu, sebelum saya pulang kampung ke Madura, saya mampir dahulu di rumah kakek saya di mojokerto, mengingat saya sudah lama tidak bertemu dengan kakek. Entah hari itu disengaja atau tidak, saya disodorin pisang goreng oleh kakek saya. Tentu saya sangat senang sekali. Saya juga tidak tahu darimana kakek saya kok tahu-kalau saya sangat suka sekali dengan pisang goreng. Tapi tak apalah, kakek saya sepertinya sudah tahu bagaimana menyenangkan cucunya. Setelah bermain di rumah kakek saya hingga sore hari, Saya berniat untuk menginap di rumah tante Alfiah, adik dari ayah saya. Kebetulan rumahnya tidak berjauhan dengan rumah kakek saya. Karena saat itu saya sedang kelaparan, saya pergi ke dapur rumah tante. Disana saya menjumpai segerombolan pisang goreng yang baru saja dimasak di meja makan. Entah bagaimana kok bisa kompakan antara tante dengan kakek saya. Saya mencoba bertanya dengan keheranan kepada tante saya. “Tante, tumben buat pisang goreng hari ini?”. Tante saya menjawab  kepada saya, “Gak kok. Biasanya Tante terkadang sering buat pisang goreng sebelum petang”. Namun jawaban itu belum menjawab rasa takjub saya. Pasti ada sesuatu. Sesuatu yang belum bisa saya jawab untuk saat ini.

Keesokan harinya, saya bersilaturahmi ke rumah tante Mut, adik ayah saya yang lain. Kebetulan rumahnya juga tidak berjauhan dengan rumah kakek saya. You know, Ayah saya adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Hanya ayah saya satu-satunya yang tinggal di Madura, sementara kakak dan adik ayah semuanya bermukim di mojokerto. Karena itu kalau musim lebaran, saya selalu mudik ke Mojokerto.

Ketika saya bertandang ke rumah tante Mut, tante saya kebetulan saat itu sedang sibuk menggoreng pisang di dapur. Saya terheran-heran dengan keluarga besar dari ayah saya. Rasa takjub saya tidak sampai disini. Pisang Goreng yang dibuat oleh ayah saya sama persis dengan dibuat oleh kakak dan adik ayah. Terutama dari segi rasa. Saya bertanya dalam hati, Apakah mereka memiliki resep yang sama sehingga tercipta kesamaan bahan dan cita rasa. Karena hati saya masih diselimuti rasa penasaran, tiba-tiba saya bertanya kepada Tante Mut.

“Tante, Selama saya di Mojokerto, entah itu di rumah kakek atau rumah tante, saya selalu berjumpa dengan pisang goreng. Kok semua bisa kebetulan yah atau gimana”

“Hah?” Tante saya mengerutkan dahinya,”hehehe, Indra. Kamu seperti tidak tahu saja. Dulu waktu ayahmu dan kami saudara-saudaranya ketika masih kecil, Almarhum nenek kamu selalu membuatkan kami pisang goreng. Terkadang kami berebutan pisang goreng di dapur. Terkadang membantu nenek kamu menggoreng pisang. Jadi lucu kalau mengingat itu lagi”

“Apakah ayah saya waktu itu termasuk orang yang doyan makan pisang?”

“tidak hanya ayah kamu, semua saudaranya penggemar the best pisang nenek. Saya selalu terkenang dengan nenek kamu  kalau saya sedang membuat pisang goreng.

“Oooo..OO.

Akhirnya dari cerita yang mengalir dari mulut tante saya, terkuaklah kemudian misteri mengapa saya menyukai pisang Goreng. Mereka tujuh bersaudara penyuka pisang goreng. Dari sini saya kemudian menyadari-mungkin di dalam diri saya, mengalir gen-gen penyuka pisang dari pihak ayah. Karena Gen-gen inilah saya mempunyai  kebiasaan yang telah mendarah daging dan menyatu dengan jiwa saya. Itu sebab mengapa, terkadang saya tidak bisa mengendalikan kebiasaan membeli ketika kerap kali bertemu pisang goreng. Entah itu di pasar, warung-warung, pedagang asongan di terminal, Pedagang asongan di bus bus atau etalase toko penjual gorengan. Boleh dibilang ini adalah warisan genetika turun-temurun. Sebuah warisan yang tidak mungkin saya bisa cegah dan selalu mewarnai kehidupan saya.

Pisang Goreng

Pisang Goreng merupakan makanan favorit saya. Dulu ketika saya masih kecil, ayah saya sering membuat Pisang Goreng bila ada uang lebih. Bagi saya membuat Pisang Goreng lebih simple daripada bakwan sayur. Membuat bakwan mesti potong wortel menjadi kepingan kecil kecil, mengiris daun bawang dan lain lain. Membuat Pisang Goreng cukup mengupas kulitnya lalu direndamkan ke dalam tepung yang telah dicampur sedikit air dan gula kemudian digoreng di atas wajan. Biasanya ayah saya membuat pisang goreng dengan dipotong kecil-kecil dahulu pisangnya sebelum digoreng. Kemudian digoreng sedikit gosong. Saya biasanya mengatakan ini dengan sebutan pisang goreng jumput-jumput.  Ketika saya hijrah bekerja di Kalimantan, kebiasaan memakan pisang goreng belumlah luntur. Kalau ada teman teman yang ingin membeli gorengan, saya selalu titip pisang goreng. Teman-teman saya juga heran, saya selalu pesan pisang goreng mulu setiap kali titip gorengan. Tidak pernah memilih bakwan,risoles ataupun singkong goreng. Prinsip saya, sekali saya suka, saya akan mencintai selamanya hehehe. Dulu kalau pulang kerja atau pulang habis kerja lembur, sebelum pulang ke kosan, saya sempetin beli pisang goreng. Di singkawang, tempat saya bekerja, pisang gorengnya berbeda yang saya sering lihat di jawa. Lebih renyah dan pisangnya dibelah dua terus dimampatkan untuk dibentuk pisang model kipas sebelum digoreng. Pisang singkawang ini  membuat saya selalu ketagihan. Bos saya yang asli batak ternyata juga suka pisang singkawang. Kalau hendak pulang kampung ke bekasi, terkadang bos saya beli pisang goreng singkawang sebagai oleh-oleh. Konon kata temanku yang asli singkawang, pisang goreng singkawang ini sampai dibawa ke Taiwan. Biasanya pisang ini dibawa dalam bentuk setengah matang. Adapun tempat favorit beli pisang goreng selama di singkawang yaitu di Jalan Yohana Godang dekat Kantor Bank BCA. Satu pisang harganya seribu rupiah. Mahal sih, tapi sebanding dengan kualitas rasanya. Legit dan renyah di mulut. Ada juga di daerah sekitar Jalan alianyang, harganya cuma lima ratus rupiah. Biasanya kalau lagi bokek, saya selalu beli pisang di sekitar Jalan Alianyang. Harga Pisang ini lebih murah dibandingkan dengan Pisang Kipas yang saya beli di Balikpapan pas jaman kuliah dulu. Satu pisang kipas balikpapan harganya Rp 3000-4000. Gigit jari deh. Selama di perantauan, kalau saya kangen pisang goreng ayah, saya biasanya minta tolong Bang Yadi ataupun mbak Rina yang asli singkawang-kebetulan kami bertetanggaan dan telah saya anggap saudara sendiri-minta dibuatin pisang goreng terutama pas bulan ramadhan.

Frankly, Saya mempunyai sedikit problem dengan badan saya. Saya termasuk orang yang susah menaikkan berat badan. Padahal saudara saya lainnya rata-rata pada gemuk semua. Saya saja sudah rutin makan tiga kali sehari, tetap saja tidak gendut alias nihil. Alhamdulillah kalau sekarang, ukuran berat badan saya sudah ideal. Itupun berkat pisang. Lho kok bisa?? Well, seperti yang saya ceritakan di atas, saya selalu beli pisang goreng sehabis pulang kantor. Saya biasanya membeli sebanyak empat pisang dan dimakan selesai abis makan malam. Ketika berat badan saya masih 54 Kg, dalam tiga bulan berat badan saya naik menjadi 65 kg berkat makan pisang. Itupun saya beli pisangnya tidak setiap hari. Seminggu tiga kali saya rasa sudah cukup.

Saat ini saya sedang menempuh tugas belajar di Jakarta. Kalau musim ujian di kampus, Pisang goreng selalu menjadi teman baik untuk belajar. Rasanya otak seperti mendapat energi sehingga saya mampu belajar lebih baik. Ketika menempuh tugas belajar, berat badan saya melorot jadi 60 kg dari 65 kg. Ibu saya bilang agak kurusan ketika saya pulang kampung kemarin abis UTS. Mungkin ini efek karena saya kembali menjadi mahasiswa. Menjadi mahasiswa, tentunya kita sering dihadapkan dengan aktivitas berpikir. Mulai dari membuat pe-er dari dosen, membuat paper ataupun belajar menghadapi kuis atau ujian. Untuk menstabilkan kembali berat badan, terpaksa saya harus makan pisang goreng lagi. Untung di dekat kosan ada orang yang jualan gorengan, salah satunya pisang. Hasilnya sekarang pas mudik pulang kampung selesai UAS, ibu dan saudara saya bilang kalau saya gemuk lagi. Setelah diukur dengan timbangan berat badan di rumah, berat badan saya kembali menjadi 65 Kg. Mungkin pisang bisa menjadi salah satu alternatif bagi kamu kamu yang punya masalah dengan berat badan. Ketika saya menyaksikan pertandingan Tenis Lapangan, tak jarang para pemain tenis makan pisang ketika jeda istirahat seperti Maria Sharapova, Justine Henin dan Rafael Nadal. Saya berpikir mungkin pisang adalah sumber energi untuk memunculkan kembali semangat baru.

So…why the world is still silent?

Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis blog tentang ini. Hasrat ini berawal ketika saya menyadari dengan melihat kalender bahwa tanggal 1 Juni kemarin, kita tengah memperingati hari anak-anak sedunia. Karena saya masih sedang dalam suasana ujian di kampus, terpaksa untuk sementara aktivitas blogging saya pending.

Here, I want to talk about Palestina. Sebenarnya saya baru mengetahui masalah palestina ketika semasa di SMA. Itupun dari sebuah majalah yang diberi teman saya. Tidak hanya majalah, tetapi juga novel-novel yang dengan heroik membela keberadaan Palestina. Dulu waktu kecil jaman esde, saya sering menyaksikan dunia dalam berita di TVRI tentang tragedi pembantaian di bosnia maupun palestina. Namun pikiran kecil saya belum menjangkau bahwa telah ada tragedi kemanusiaan disana. Pikiran masa kecil saya waktu itu adalah takjub menyaksikan tank tank yang moncongnya dengan gagahnya membunuh pemberontak atau penjahat. Tentara-tentara berbaju loreng lengkap dengan senjata senapannya. Tetapi ketika saya sudah besar dan telah berada pada tingkat”memahami”, saya menyadari bahwa pikiran masa kecil saya tidaklah benar adanya.

Di saat anak anak di belahan dunia lain begitu euforia menyambut momen perayaan ini, tidaklah demikian anak anak di palestina. Mereka dengan wajah pucat pasi menanti ajalnya. Di saat seusia mereka, anak anak di dunia lain telah diajari merajut mimpi, namun bocah bocah palestina telah menyulam darah. Ranjau adalah mainan mereka. Bau Mesiu telah menjadi aroma sehari-hari mereka. Tak ada tempat merangkai harapan. Buyar seketika bersama kobaran asap yang mencabik cabik langit Palestina. Mereka adalah jundi jundi kecil. Mereka mereka adalah anak anak tidak berdaya. Anak-anak tak bertuan. Entah sudah keberapa kalinya saya sedikit menitikkan air mata setiap disodori foto foto atau gambar dari internet tentang palestina yang saya temukan dengan tidak sengaja. Entah sudah keberapa kalinya hati ini juga begitu sesak tak bisa bernapas. kesadaran merasa menjadi manusia bodoh sedunia dan pengecut-yang tidak pernah sama sekali berbuat banyak membantu saudaranya. Well, Palestina bukan masalah islam semata. Tetapi umat sedunia dan semua agama. Because Humanity is universal. So why does this world keep silent??

 

look at her eyes

 Please tell us how to smile again

You don’t know, even how painful it is

sometimes we think hopefully that our children not have the same fate as them

this poor baby cannot choose which land to be born, if they could

 could I run to catch kites tomorrow ??

they say, childhood is beautiful moment. can we feel it?


So how many pictures are needed for describing them, The palestinian children have been...

There are times I find it hard to sleep at night
We are living through such trouble times
And every child that reaches out
For someone to hold
For one moment
They become my ownAnd how can I pretend that I don’t know
What’s going on?
When every second
And every minute
Another soul is gone 

And I believe that in my life
I will see
An end to hopelessness
Or giving up
Or suffering

Then we all stand together this one time
Then no one will get left behind
And stand up for life
Stand up
And here me sing
Stand up
For love

Mojokerto. 5 Juni 2011

ketika aksi tak mendapat perhatian, suara tak lagi di dengar, I hope, blog can be the way to awaken our humanity.

Semarak Imlek Kota Singkawang

>

 pesta kembang api menandai masuknya tahun baru cina
 lampion raksasa

Sebenarnya saya lagi malas bikin blog, tapi tidak tahu kenapa hari ini seperti ada tangan tak tampak yang menuntun hati saya untuk membuat tulisan ini. Well, saya terinspirasi sekali dengan foto foto teman saya di situs sebelah tentang perayaan Imlek. Saya pernah merasakan sekali hingar bingar penyambutan tahun baru cina. Kejadian ini saya alami ketika saya bekerja  di kota Singkawang. Kota yang sebenarnya pada awalnya masih asing bagi saya-walaupun akhirnya ternyata saya juga bisa menginjakkan kaki saya disana ketika mendapatkan mutasi kerja. Awal awal bekerja di kota singkawang selalu bawaannya homesick, kangen rumah di jawa maklum baru pertama kali jauh dari orang tua. Tidak mau terjebak di kosan terus, saya mencoba mengusir kebosanan saya dengan melanglang buana alias ngebolang seantero kota singkawang. U know, Singkawang is the hidden paradise city for me. Tidak hanya memiliki pantai dan kuil kuil, tetapi juga bukit bukit yang mengelilingi kota singkawang yang membuat kota ini selalu tampak adem bin sejuk meski dilalui garis khatulistiwa. Hal semacam ini tentunya membuat saya betah bertempat tinggal di kota singkawang dan sedih sekali ketika harus meninggalkan kota  ini karena mendapatkan tugas belajar di Jakarta. Saya beruntung mempunyai teman kantor yang hobi jalan jalan terutama bang yadi . Mungkin kalau tidak ada bang Yadi, saya mungkin tidak akan terlalu hafal dengan seluk beluk kota ini. Apalagi dengan suka relanya dia meminjamkan motornya ketika saya masih belum memiliki cukup duit untuk membelinya. Banyak sekali momen yang membuat saya selalu terkenang akan kota Singkawang. Dalam blog ini saya ingin berbagi kisah tentang perayaan imlek dan Festival Cap Gomeh di kota Singkawang yang pernah saya alami.

     me dengan lampion lampion

Hiasan Lampion di Pohon Beringin

Well, ketika perayaan imlek tiba, semua sudut kota berparaskan lampion-lampion. tidak hanya ditemukan di jalanan saja, Rumah rumah penduduk seakan tidak mau kalah menyambut gema imlek. biasanya selain lampion, di teras rumah juga digantung kertas-kertas berwarna merah nan cantik dengan gambar gambar yang lucu dan dihiasi kerlap kerlip lampu aneka warna dengan warna merah sebagai warna dominasi. rumah satu dengan rumah sekitarnya berlomba-lomba menampilkan wajah terbaik dalam menyambut imlek. Bagi mereka Imlek adalah puncak perayaan  kota singkawang yang sebagian besar penduduknya didiami hampir 80% etnis tionghoa hokkian.

Barongsai Jalanan

biasanya sekali pertunjukan barongsai, mereka bisa mendapatkan pendapatan sebesar 1 juta. Rezeki benar benar nomplok ketika perayaan imlek. Mereka biasanya mengincar perumahan juragan juragan cina yang kaya dan melakukan pertunjukan di sekitar jalanan tersebut. ide yang brilian.

Festival LaguMandarin

kue keranjang terbesar untuk memecahkan rekor muri

antrean warga yang ingin merasakan kue keranjang

Kue keranjang (sering disingkat Kue ranjang) yang disebut juga sebagai Nian Gao (年糕) atau dalam dialek Hokkian Tii Kwee (甜棵) , yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang , adalahkue yang terbuat dari tepung ketan dan gula , serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaantahun baru Imlek. Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang tahun baru Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah Imlek)

                             kue keranjang

Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇大帝,Yu Huang Da Di). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.

Pawai Lampion

    Tatung Menjadi dayak tarik Festival Cap Go Meh

Atraksi “tatung” dalam memeriahkan perayaan Cap Go Meh (15 hari Imlek menurut penanggalan China) merupakan salah satu ritual dalam membersihkan suatu kota dari gangguan roh-roh jahat. Tatung sendiri adalah seorang dukun yang kerasukan arwah leluhur atau roh setelah menjalani ritual. Setelah kerasukan roh seorang tatung tersebut melakukan berbagai atraksi di luar kemampuan manusia sadar, seperti berdiri di atas sebilah pedang tajam, Menusuk pipinya hingga tembus ke pipi sebelahnya dengan Jarum / Potongan kayu yang ujungnya sudah diruncingkan  bahkan tidak segan-segan menggigit seekor binatang hidup, seperti, anjing, ayam dll. Mereka diarak di sepanjang jalan kota singkawang dan tempat perhentian terakhir setelah pawai Cap Go Meh adalah di kelenteng yang terletak di jantung kota. Keberadaan kelenteng ini tidak bisa dilepaskan dari bagian sejarah kota singkawang, karena disinilah peradaban kota singkawang hidup. toko toko pedagang bermunculan di sekitar kelenteng ini dan menjadi pusat sentra strategis perdagangan rakyat. Kelenteng ini biasanya sangat ramai diziarahi oleh masyarakat tionghoa pada hari hari suci umat khonghucu. Umumnya penduduk kota singkawang menyebutkan kelenteng ini dengan kata “pekong”.


Me dengan Tatung Yang Belum Kerasukan Roh.

Kelenteng di Jantung Kota
sebagian foto dibawah ini saya ambil dari album teman saya.
 
mbak Deny sangat  menikmati perayaan imlek
narsis di depan replika kelinci
Patung Kelinci menyambut tahun kelinci
serasa di negeri sakura

Buat teman teman blogger yang masih penasaran, anda bisa bikin rencana jalan-jalan ke kota singkawang untuk menyaksikan pesona Imlek disana. Saya menjamin,teman teman blogger tidak akan kecewa dan bakal mendapatkan kepuasan tersendiri. Karena saya  sendiri pernah mengalaminya. biasanya ketika mendekati imlek, hampir semua kamar hotel sudah di boking. turis turis berdatangan dari segala macam penjuru seperti sarawak,sabah, jakarta maupun taiwan. Tapi jangan khawatir, karena masih banyak rumah penduduk yang disulap jadi kosan harian ketika imlek. Ongkos penginapan semalam sekitar 80 rb/hari untuk satu kamar. Well, tunggu apalagi !!

First Time I Love Badminton

Dulu ketika Indonesia berhasil mengawinkan Piala Thomas dan Uber pada tahun 1994, sejak saat itu demam bulutangkis melanda keluarga kami. Fenomena ini dimulai ketika Mia Audina berhasil memenangkan pertandingan penentuan Uber saat kedudukan imbang 2-2 melawan china. Mia Audina yang saat itu masih berumur 14 tahun menjadi  Hero of the Match. Kami biasanya menyebut Mia sebagai bocah ajaib. Usianya yang masih bau kencur mampu mengalahkan  Wang Chen yang umurnya masih di atas Mia. Rata-rata pemain bulutangkis biasanya memiliki masa keemasannya di atas umur 20 tahun tetapi Mia di usia yang belia telah mengukir sejarah. Pada tahun 1995 dia berhasil menjuarai piala dunia bulutangkis (badminton World Cup). Di era tahun 90-an, Sosok Mia Audina masih berada dibawah bayang bayang Susi Susanti, Sang Mantan Ratu Bulutangkis. Tetapi Mia tetaplah Mia. Mia Audina bagi saya adalah pemain berbakat yang menginspirasi saya pertama kali untuk bermain bulutangkis. Kualitasnya tidak diragukan lagi. Permainan bola bolanya benar benar tak terduga dan tidak mampu dibaca lawan. Memiliki cita rasa seni sendiri. Kalau Susi Susanti terkenal dengan Ratu Lob, maka Mia bagi saya adalah Ratu “the crazy shot”. Belum lagi kepiawaiannya melakukan pukulan overhead, bikin benar benar gak nahan. Bola bola yang seharusnya diambil dengan pukulan backhand, tapi Mia justru berakrobatik meliukkan punggungnya dalam mengambil bola. So, jangan salah kalau permainan saya juga mengadopsi gaya pukulan overhead ala Mia Audina. Saya masih ingat waktu itu, setelah pergelaran piala Thomas uber, ayah saya membelikan dua raket untuk mas saya dan saya sendiri. Pas main pertama kali bulutangkis di lapangan sepakbola dekat rumah, saya sering sulit mengambil bola shuttlecock. Hopeless. Bolanya sering luput mengenai raket. Saya sering dimarahi mas saya karena tidak cepat bisa bermain dan beradaptasi dengan permainan bulutangkis. Sejak saat itu saya males bermain bulutangkis lagi. Ternyata benar benar susah main bulutangkis.

Pada tahun 1996, 14 tahun yang lalu, saya yang masih umur delapan tahun sempat menyaksikan  stasiun TVRI pertandingan final Olimpiade Bulutangkis antara Mia Audina versus Bang Soo Hyun dari Korea Selatan. Sebenarnya keluarga kami sangat terpaksa menyaksikan channel TVRI karena cuma stasiun televisi ini yang bisa ditangkap oleh antena saya. Hal ini bisa dimaklumi karena kami tinggal di pelosok di Pulau Madura. Apalagi di jaman itu, SCTV, Indosiar, RCTI adalah hal yang langka di daerah kami. Padahal sudah tiga tiang ditancapkan sehingga antenna kelihatan tampak tinggi, tetap saja tidak menerima sinyal stasiun televisi swasta. Kalaupun menangkap sinyal, itu tidak akan bertahan lama karena gambar televisi akan menjadi kabur berbintik-bintik, beuh. Kembali ke pertandingan Olimpiade Mia Audina tadi, saya benar benar takjub. Gaya permainannya sangat sabar dan mentalnya telah terasah dengan matang. Meski harus kalah 3 set dan mendapat medali perak, saya tetap salut dan bangga. Sejak saat itu saya mencoba kembali menekuni dunia bulutangkis yang awalnya saya sempat tinggalkan. Cita-cita saya tercipta dalam satu malam pasca menonton penganugerahan medali olimpiade yaitu menjadi atlet bulutangkis. Yeah, sebuah cita-cita yang tidak pernah kesampaian. Meski begitu saya tetap mencintai dunia bulutangkis dan tidak pernah melewati perkembangan  bulutangkis dunia. Saya juga masih menyaksikan turnamen yang disiarkan oleh stasiun televisi mulai dari Uber Cup, Thomas Cup, Piala Sudirman, All England dan Turnamen Super Series lainnya. Saat ini di tengah kesibukan sebagai mahasiswa, saya masih rutin bermain bulutangkis setiap hari sabtu. Dulu ketika masih SD, mas saya sering menjadi sparring partner. Saya biasanya main di Jalan Raya di depan rumah. Well, Jangan bedakan antara Jalan Raya di kampong dengan Jalan Raya di kota. Arus lalu lintasnya biasanya sepi dan tidak banyak orang berlalu-lalang. Saya akan berhenti sejenak bermain kalau ada kendaraan lewat, lalu bermain lagi setelah kendaraan tersebut telah melintasi jalan di tempat kami bermain. Kalau boleh dibilang, saya dengan mas saya adalah generasi pertama yang mempopulerkan bulutangkis di kampong kami. Gara-gara kami, teman teman saya di kampong ikut-ikutan beli raket.

My Journey On The Deep Blue Java Sea

Mudik adalah tradisi yang sudah mendarah daging dalam nadi keluarga saya. Mama  asli Ngawi dan papa asli mojokerto. Semua jawa tulen. Saya sendiri bungsu dari dua bersaudara, lahir dan besar di madura sejak kecil. Mama, Papa dan kakak saya sekarang tinggal di Sumenep tepatnya di kalianget, sebuah desa kecil di ujung timur pulau madura. Bertemu kakek, nenek, saudara papa dan mama pada hari lebaran adalah waktu yang dirindukan saya. Tradisi sungkeman, bertemu dengan sepupu sepupu, dan jalan-jalan ke tempat wisata di kota kakek dan nenek saya tinggal. Dan yang membuat saya bersemangat menyambut lebaran  apalagi kalau bukan angpau dari kakek dan nenek . Perjalanan mudik selalu lancar. bebas hambatan dari rumah kami dengan naik bus. Mudik dari madura menuju jawa tidaklah seramai mudik dari arah jawa ke madura yang antreannya menuju kapal kadang sampai 1 km , terutama bagi mereka yang membawa mobil atau naik angkutan bus. Populasi Orang Madura yang hidup diperantauan jumlahnya cukup banyak. Kondisi tanah pulau yang tidak subur dan kurang produktif dengan barisan pegunungan kapur di sekelilingnya menyebabkan suku bangsa madura mencari nafkah di negeri orang adalah pilihan tepat memperbaiki taraf kehidupannya. So jangan heran begitu musim lebaran, pulau madura serasa ramai  dan sesak karena berdatangan orang-orang madura dari perantauan.

Di bulan Agustus Tahun 2006 saya diterima tes yang mengharuskan saya kuliah di balikpapan. Saya bersyukur bisa bersekolah di balikpapan, karena saya bisa merasakan untuk pertama kalinya naik pesawat dan pertama kalinya saya menjejakkan kaki di tanah orang. Setelah selama dua bulan mengenyam ilmu di bangku kuliah, tibalah saatnya mudik Lebaran. Saat itu saya bingung hendak pulang dengan menggunakan transportasi apa. Ongkos pesawat begitu mahal untuk ukuran kantong saya yang anak kos-kosan saat itu. Apalagi mendekati lebaran, tiket pesawat melonjak gila-gilaan mencapai 7oo ribu. Saya mencoba mencari alternatif lain dengan mudik menggunakan kapal. Saya berhasil memperoleh tiket kapal KM Nggapulu yang tarifnya cuma 200 ribu. Kapal milik PELNI buatan Jerman ini kaya akan fasilitas dan sarana. Ada restoran KFC, bioskop, ruang musala, ruang kabin yang memadai dan lain lain. Alhamdulillah saya tidak sendiri, semua teman saya lebih memilih mudik naik kapal ke pulau jawa dari pulau kalimantan. Kami bersembilan. Saya sendiri, Tufeil, Sigig, Priyo,  Tian, Surya, Zaki, Eko dan Mita, personel wanita satu-satunya di grup kami. Yeah, hitung hitung dengan perjalanan panjang  ini, kami bisa mengenal seperti apa sesungguhnya Selat Jawa yang sebelumnya hanya kami tahu dari atlas jaman esde dulu. Terlebih lagi melewati perairan masalembo (segitiga bermudanya indonesia) yang menjadi tempat tragedi tenggelamnya kapal tampomas II di taon 80-an yang terkenal itu dan  pesawat Adam Air juga diperkirakan tenggelam di kawasan ini. hi…that’s scary, bro.


KM Nggapulu

saya bertolak dari pelabuhan Semayang Balikpapan menuju Tanjung Perak, Surabaya sekitar pukul 12.00 WITA. Kapal yang saya tumpangi bertingkat sampai lantai tujuh. Mirip kapal pesiar dan cukup megah. Kapal ini besar dan lebih besar dari yang pernah saya lihat sebelumnya,  Maklum kalau menyebrangi madura ke jawa, saya sekeluarga naik feri yang ukurannya  tidak  seberapa dengan kapal ini. Do u know my prend? Kapal ini ternyata membawa penumpang dari  Jayapura, Tidore , Kendari, Pare-Pare, Balikpapan dan akhirnya akan membuang sauh terakhir di Surabaya. Wow, can you imagine berapa massa berat yang harus ditanggung kapal ini? ketika saya menaiki tangga dari dermaga menuju kapal, yang lebar tangganya cukup untuk dua orang, terjadilah aksi dorong-mendorong antar penumpang. Mereka berdesak-desakan cepat masuk. Muka saya terkena tamparan kardus kardus barang bawaan penumpang dan kacamata saya nyaris hampir pecah. Semua penumpang tidak sabar masuk ke kapal karena siapa yang berhasil duluan masuk kapal bisa mendapat tempat dan posisi bagus di kapal. Saya yang memegang tiket kelas ekonomi TANPA KABIN, mau tidak mau saya berebut harus mencari tempat yang nyaman dan menghamparkan tikar. Buritan kapal menjadi pilihan saya dan teman-teman karena bisa melihat alam dengan bebas. Saya sangat menikmati perjalanan dengan kapal ini. Hari itu sangat indah dan cerah. Meski matahari saat itu bersinar terik, angin laut yang bertiup kencang segera menggantikannya dengan kesejukan, sehingga panas tidak terasakan oleh saya. Pakaian dan rambut saya berkibar kibar tanpa henti. Berada di atas lautan membuat saya merasakan sebuah euforia. ketika berada jauh di tengah lautan dan daratan tidak tampak oleh mata, saat itulah saya merasakan keindahan sebuah lautan. Ombak ombak seakan tidak pernah lelah menari. Begitu dinamis. Ikan ikan bermunculan dan meloncat di atas permukaan laut seolah alam telah memiliki ritme kehidupannya sendiri, seperti di lautan ini.

Ketika malam tiba, sesuatu yang menjadi kecemasan saya akhirnya menjadi kenyataan. Saya harus tidur di buritan kapal malam itu karena tidak mungkin bagi saya untuk masuk ke dalam lorong lorong kapal yang sudah berjubel penuh dengan penumpang dan tentunya sangat susah untuk mencari area kosong yang dapat dijadikan sebagai tempat peristirahatan atau sekedar menggelar tikar. Seandainya saya memiliki tiket kabin atau VIP, mungkin malam itu saya bisa merasakan enaknya tidur di atas kasur yang empuk dan private room sendiri. Alhasil seperti saya duga sebelumnya, selama satu malam itu saya tidak bisa tidur menahan dingin dan terus terjaga sampai sahur. Tapi tak apalah semua penderitaan saya toh terbayar. Di ruang yang bebas terbuka tanpa atap ini, saya jadi leluasa melihat sunset dan rembulan yang menggantung di perairan jawa.

Suasana malam di lautan begitu hening. Temaram cahaya lampu yang berderet di sepanjang tepian buritan  mencipta syahdu. Angin malam berhembus kencang. Lautan di mata kami bagaikan kuburan yang siap menerkam siapa saja. Dengan dibantu sinar bulan kami melihat ombak begitu besar memecah kesunyian. Sesekali terdengar teriakan penumpang dan suara pengeras dari nakhoda memberitahukan posisi kami di laut dalam koordinat. Setelah hampir 15 jam kapal membelah selat jawa, suara pengeras anak buah kapal kembali memecah keheningan. Awak kapal menginformasikan bahwa makanan sahur bisa dibeli di restoran milik kapal. Waktu itu saya dan teman-teman memesan ayam Fried Chicken KFC dan minuman botol Aqua. Perut terasa keroncongan maklum sejak magrib hanya makan buah-buahan, snack dan roti selai. Tak lama kemudian Azan subuh menggema dari speaker dan aktivitas sahur kami terhenti. Kami solat subuh berjamaah di musala yang cukup menampung 500 0rang. Ada pengalaman lucu ketika salat duhur berjamaah di kapal waktu siang tadi. Saya hendak menunaikan sholat empat rakaat duhur tetapi imamnya ternyata solat duhur dan asar dengan jama qasar. So, saya terpaksa mengulangi salat saya.
Setelah selesai salat subuh, saya melanjutkan dengan aktivitas mengaji. Hari masih pagi. Ketika saya keluar dari musala menuju buritan, sudah banyak orang dari dalam kapal berbondong bondong keluar. Sekedar menikmati sunrise yang sebentar lagi tiba. Kabut tipis fajar berganti mega merah. burung burung laut meliuk-liuk di kaki langit. Pagi terasa indah ketika Matahari mulai mengintip di balik horizon. Cahayanya berpendaran di penjuru lautan. Sinarnya yang jingga dalam sekejap menyulap permukaan lautan serasa ladang emas. Banyak orang yang mengabadikan momen ini. hape saya yang waktu itu tidak dilengkapi dengan fitur kamera hanya bisa menatap kagum hikzz..

Tak lama kemudian gugusan pulau tak berpenghuni menyembul dari dasar lautan menemani kami saat tiga jam akan tiba di tujuan. Sebagian pulau ada yang berpenghuni  dengan satu rumah dengan tiang pemancar di sebelahnya. Entahlah untuk apa tiang-tiang itu. Di sepanjang pulau pulau itu juga terdapat banyak kilang minyak. Kapal Patroli Angkatan Laut melewati kapal kami dari arah berlawanan.  Beberapa tentara sedang bersiaga di atas kapal patroli. Benak saya kemudian membayangkan film Pirates of Carribbean yang dibintangi si Johny Deep “kapten Jack Sparrow”. Sungguh bukan pilihan yang mudah bagi mereka, Para prajurit Angkatan Laut ataupun awak buah kapal yang bekerja di kapal komersial/pesiar untuk menjadi manusia lautan seperti si kapten Jack Sparrow, yang mengabdikan seluruh hidupnya di Lautan.


KM Nggapulu

Paginya saya mencoba masuk ke dalam kapal, niatnya mau mandi pagi di lantai bawah tetapi saya malah memasuki kabin dan bangsal-bangsal orang yang masih tertidur. Banyak lukisan suku asmat, ukiran patung, dan foto-foto bertemakan Papua seperti foto puncak Jayawijaya dengan salju abadinya di dinding sepanjang lorong kapal. Ternyata saya baru menyadari, nama kapal ini (nggapulu) diambil dari nama sebuah puncak di Pegunungan Jaya Wijaya. Nuansa Indonesia Timur sangat kental memenuhi interior kapal. Setelah muter-muter akhirnya saya menemukan juga toilet untuk mandi. Sayang fasilitas mewah dan wah yang terdapat di dalam kapal ini tidak bisa membuat saya merasa nikmat. WC kadang belum sempurna disiram oleh orang-orang, keran air juga belum dimatikan.belum lagi semrawutnya orang orang di kapal membuat pemandangan di dalam kapal menjadi jorok. puntung rokok,tisu dan ingus serta ludah berjejalan di lantai. Apalagi kapal ini bukan kapal yang mengangkut ternak, tetapi penumpangnya malah yang menjadi ternak. Orang Indonesia setidaknya harus bisa bersikap manusiawi terhadap fasilitas umum seperti toilet dengan selalu menjaga kebersihannya. apa iya, masyarakat Indonesia jorok seperti itu. tentu tidak khan. Sedikit kekecewaan  kembali saya rasakan karena awak buah kapal tidak menginformasikan pada kami ketika mencapai perairan masalembo. Kata ayah saya yang waktu muda berpengalaman naik kapal dari surabaya ke banjarmasin, biasanya kapal akan membunyikan sirine begitu tiba di perairan ini. Sehingga bisa mengheningkan cipta bersama. kadang ada awak kapal yang memberi buket bunga yang diberikan secara cuma cuma pada penumpang untuk ditaburkan ke lautan sebagai bentuk untuk mengenang korban tragedi tenggelamnya Kapal Tampomas II.

Jam 10 pagi tak terasa kami tiba di pelabuhan Tanjung Perak. Saya segera bergegas. Lagi-lagi tangga yang belum sempurna mencapai dermaga, orang-orang sudah berkerumunan di pintu keluar. Kali ini saya menunggu sampai penumpang tidak berdesak-desakan. Saya dan teman-teman kemudian turun dan berpisah di dermaga pelabuhan. Tak lupa kami berfoto dengan latar KM Nggapulu untuk mengenang perjalanan kami dengan hape milik Sigig. Sayang sekali foto ini tidak bisa diupload disini karena filenya hilang entah kemana. Kemudian saya melanjutkan perjalanan ke dermaga arah madura yang tidak jauh dari dermaga kapal  KM Nggapulu turun. Dan Sekilas tampak oleh saya, kapal Fery Joko Tole sedang berlabuh ke tepian menyambut kedatangan saya. Sementara itu di seberang tampak membentang Pulau Madura yang akan siap memeluk jiwa raga saya. Pulau yang telah membesarkan saya dengan kesahajaannya dan membuat saya selalu tetap cinta. Dalam suasana penuh kerinduan ini, rasa kangen terus membuncah bersama seberkas raut wajah papa mama yang hadir di benak saya. Menyemangati langkah saya untuk segera menyebrang. Madura, I’m coming.

Museum Bank Indonesia : Not Just another Museum

Ini enaknya jadi mahasiswa, selalu mempunyai waktu libur selain hari minggu yaitu hari sabtu. Seperti biasa, sesuai dengan hobi saya yang menyukai dunia keluyuran, pada hari sabtu kemarin saya berkesempatan menjelajahi Keeksotisan Kota Tua Batavia. Sebenarnya sabtu kemarin saya sedang menganggur di kosan. Karena kaki saya gatel gak bisa diajak kompromi terpaksalah saya menuruti ego, bahwa tiada hari libur tanpa jalan-jalan.

Saya biasanya sedikit males kalau harus ber-solo turis sebab mau foto sendirian mesti pake self timer. Lama-lama saya bisa masuk Rumah Sakit Jiwa. So, terpaksalah dengan sedikit rayuan bin ancaman, saya berhasil mengajak teman saya, Tosa, untuk ikut bernapak tilas ke kota tua. Berawal dari browsing sono sini, baca blog sono sini, ngaskus sono sini, ngopi sono sini, baca buku sono sini sebelumnya, akhirnya saya mendapat spot spot menarik di kota tua yang bakal saya sambangi.

buku wisata kota tua (a must read book)

Sebagai penganut paham low cost travelling, tentu saja menghemat ongkos dan menghemat waktu perjalanan adalah mutlak bagi saya. Yang terpenting esensi mendapat kepuasan jalan jalan yang maksimal merupakan sesuatu hal yang saya utamakan. Belum lagi sabtu ini si Tosa, sahabat saya yang kebetulan hari itu sedang naas alias bokek, terpaksalah saya meminjamnya fulus dengan jaminan wesel tagih no interest, beuh.

Dari kosan saya berangkat naik angkot D09 menuju simpang empat bintaro. Kemudian dilanjutkan jalan kaki sekitar lima menit menuju arah stasiun Pondok Ranji. Dari stasiun ini, saya naik KRL ekonomi AC Ciujung pukul 09.18 WIB menuju stasiun Tanah Abang. Disini saya merogoh kocek sebesar 4500 rupiah, beuh. Kebiasaan menggunakan kereta api ini sudah menjadi langganan atau semacam fardhu ain kalau hendak berpergian ke Jakarta Pusat ataupun Jakarta Utara. Saya selalu mencatat dan menyimpan baik baik semua brosur jadwal kereta api. Semua berawal  dari pengalaman saya yang tidak menyenangkan dengan makhluk bernama angkot, bis PPD atau kopaja, metromini dan semacamnya. Belum lagi kebiasaan supir yang ugal-ugalan (belom lagi kalau supirnya abis selesai teler) dan suka ngetem yang tidak mengenal ampun banget, beuh. So, pilihan berangkat dengan kereta api ekonomi ber-AC, I think it would be better. Saya tidak perlu merasa berkeringat, tidak perlu takut macet di jalanan, tidak perlu menunggu lama di setiap stasiun (paling lama cuma semenit) benar benar menambah kualiatas kepuasan saya. Perjalanan ini hanya menempuh waktu sekitar 15-20 menit ke tanah abang. Dari tanah abang saya kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Tua dengan angkot 08. Perjalanan dengan angkot ini hanya menempuh waktu sekitar 20 menit dengan tarif 5000 rupiah, beuh.

Tempat pertama yang saya Jelajahi adalah Museum Bank Indonesia. Memasuki Pelataran Museum, kita telah disuguhi dengan bangunan bergaya klasik eropa, Perpaduan gaya Victorian dan Renainsance. Mulanya Gedung Kantor Pusat Bank Indonesia ini adalah bekas bangunan rumah sakit dan De Javasche Bank yang didirikan pada tahun 1828. Dalam perjalanannya, bangunan ini mengalami berbagai renovasi hingga akhirnya diambil alih menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953. Memasuki Pintu Masuk Museum Bank Indonesia, Wow..wow..wow, saya serasa memasuki istana Buckingham. Saya sangat takjub dengan Kaca Patri yang menghiasi dinding bangunan serta Keindahan arsitektur di dalamnya yang tidak bisa saya lukiskan kekaguman saya. Desain interiornya benar-benar memikat. Museum ini memiliki fasilitas AC (baca: air conditioner), sehingga saya tidak perlu khawatir berkeringat di dalam museum ini. Saya jadi membayangkan sendiri seandainya ruangan ini disulap menjadi TPT, WP pasti betah berleha-leha menunggu antrian kalo pas tanggal 20. Di Museum Bank Indonesia, Pengunjung tidak ditarik karcis sepeser pun alias GRATIS. Sebelum kita memasuki lebih dalam ruangan ini, kita akan diberikan selembar kertas berisi pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda oleh receptionist. Setiap Pengunjung wajib mengisi jawabannya dan memberikan hasilnya untuk dinilai sebelum keluar dari museum. Untuk mengisi jawabannya, kita harus membaca berbagai diorama atau panel informasi yang berada di dalam museum ini. Panel ini tersedia dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Menarik khan. Jadi disini  kita berwisata sambil belajar sejarah.

mandi koin

   

—Tv Touchscreen———-Kapal Dagang————-Rempah Rempah—-

Museum Bank Indonesia berbeda dengan museum yang sudah sering saya temui. Kesan kuno tidak akan anda temui disini. Konsep Museum ini menggunakan media peraga multimedia sehingga terkesan atraktif. Nuansa Hi-Tech begitu mendominasi di setiap sudut ruangan. Setelah melewati pintu receptionist kita akan dikenalkan tentang informasi sejarah BI serta bentuk organisasinya dengan menggunakan monitor touchscreen yang dapat dioperasikan sendiri. Setelah itu, kita akan memasuki ruangan Pemandian Uang yang begitu gelap. hm kamu pasti bingung khan membayangkan seperti apa bentuk ruangan ini. Justru di tempat inilah sensasi petualangan mulai terasa. Disini kita akan menangkap koin koin yang berterbangan di layar. Begitu kita menggenggam koin koin ini, akan bermunculan bermacam informasi tentang uang di layar. Mainan dengan menggunakan proyektor istimewa ini merupakan salah satu area paling meriah dan seru. Kita serasa berada di dalam dunia khayalan dengan hujan penuh koin koin. Ruangan ini sebenarnya “No Camera” . Jadi semua pengunjung sudah dilarang mengambil gambar disini. Dasar badung, ternyata banyak pengunjung yang tidak mematuhi rules-rules ini, termasuk saya ;-p . Saya tidak tahu apa kamera saya kurang canggih, ternyata susah ngambil gambar disini, beuh.

Penampakan pertama layar koin jadi putih. Kemudian saya coba matikan lampu flash, hasil yang ketangkep kamera malah burem. kaburrrr. Jadi ngiri lihat pengunjung yang pake DLSR, gambarnya malah nangkep T.T

 

Setelah cukup bersenang senang di ruangan pemandian uang, kemudian saya berlanjut ke tempat bioskop mini. Ruangan ini mungkin cukup menampung sekitar 50 orang. Disini nantinya akan disuguhi film tentang sejarah BI dan perkembangan moneter dari tahun ke tahun dengan durasi sekitar 30 menit. Sayangnya, ketika saya memasuki ruangan bioskop ini, tidak ada penonton sama sekali, Sehingga filmnya tidak diputar. Setelah bioskop mini, saya kemudian memasuki lorong lorong dimana di dindingnya terdapat peta perdagangan kuno di masa lampau. Di situ juga akan dikenalkan dengan repliKa perahu dagang serta bermacam komoditas rempah rempah seperti lada hitam,lada putih, pala dan lain lain. Selain itu disini juga terdapat pigura pigura tentang tokoh tokoh terkenal di zaman perdagangan dahulu seperti alfonso albuqurque, Marcopolo, Laksamana Cheng Ho dan lain sebagainya. Lagu lagu nasional dari speaker mengalun membahana di ruangan ini, Seolah mencoba membangkitkan rasa tanah air setiap pengunjung. Televisi televisi dalam bentuk LCD berbaris rapi di dinding dengan menampilkan berbagai display secara otomatis.

   

Lorong lorong ini kemudian terus berlanjut dengan bermacam panel informasi di setiap dindingnya. Panel ini kalau tidak salah dibagi dalam empat periode sesuai dengan kronologis kehidupan ekonomi politik di masa lalu. Periode sebelum zaman kemerdekaan seperti di masa hindia belanda, masa pendudukan jepang hingga setelah di era kemerdekan seperti di masa RIS sampai masa krisis moneter. Melalui panel informasi ini kita akan membaca sejarah terbentuknya Bank Indonesia pertama kali, Mempelajari Struktur Kelembagaan Bank Indonesia, juga memahami fungsi serta peran Bank Indonesia.

            

                             metamorfosa logo BI

Tidak hanya tentang informasi mengenai BI, panel ini juga berisi informasi tentang masa masa krusial di zaman presiden Sukarno. Pengambilan Kebijakan moneter seperti menaikkan nilai mata uang atau devaluasi misalnya uang Rp 1000 dipotong 90% nilainya sehingga kursnya berubah terhadap dolar. Disini kita juga akan mengenal mengapa di zaman nenek kita dahulu, uang kertas digunting menjadi dua meski dengan potongan tersebut masih sah sebagai alat pembayaran. Saya merasa beruntung tidak hidup di masa Sukarno, karena di zaman tersebut inflasi begitu tinggi. Nilai mata uang berubah ubah bak jamur di musim hujan. Mungkin kalau saya menjadi sebagai pedagang di zaman itu, pasti akan bingung, karena begitu seringnya kebijakan pemotongan nilai mata uang.

Ketika memasuki lorong zaman krisis moneter, saya menjumpai banyak pesawat telepon tersusun berderet deret rapi. Ternyata di masa krismon, Kantor BI sering mendapat telepon bertubi tubi dari rakyat yang panik menanyakan apakah banknya termasuk bank yang ditutup. Di dalam lorong ini juga saya menyaksikan televisi televisi LCD berukuran raksasa yang menampilkan secara audiovisual kejadian di masa krismon, seperti pergolakan antara tentara dan rakyat maupun pergerakan revolusi oleh mahasiswa di masa itu. Suasananya mirip home teather.

Ruang Pamer Batangan Emas dan Numismatika

Banyak ruang pamer yang menjadi tempat favorit pengunjung. Salah satunya ketika memasuki ruang pamer emas batangan. Disini kita akan melihat tumpukan batangan emas yang dilindungi dengan kaca transparan. Tampak begitu berkilau dan mengundang mata setiap pengunjung. Batangan emas ini memiliki kadar emas 99,99% dengan ketebalan 4 cm dan berat sekitar 13,5 kg.Wow. saya sendiri sempat mencoba memegang benda tersebut. terasa begitu berat di tangan saya.

Tidak jauh dari ruang pamer ini, terdapat ruang numismatika. Ruangan ini mewajibkan setiap pengunjung mematikan lampu flash kamera. Disini, saya menyaksikan bentuk bentuk uang yang beredar mulai dari zaman kerajaan sampai zaman kolonial belanda, spanyol, portugis maupun jepang. Yen, Gulden, Peso sampai  mata uang rupiah satu sen, satu rupiah hingga seratus ribu rupiah.

Koin Logam Kerajaan Sumenep

Uang Token

Saya baru menyadari kalau di zaman Soekarno masih mengenal mata uang rupiah berdasarkan konsep kedaerahan. Ada uang rupiah Irian Barat, Uang Rupiah Kepulauan Riau dan Uang Rupiah Lampung. Jadi di masa tersebut, mata uang rupiah belum seragam. Selain itu, di ruangan ini terdapat koleksi mata uang dari berbagai Negara eropa, asia, afrika maupun amerika yang ditata rapi dalam sebuah lemari kaca yang bisa digeser. Tidak kalah menarik, koleksi mata uang kerajaan kerajaan di nusantara pun tersimpan baik di museum ini. Ternyata dahulu kala, Kerajaan Sumenep punya mata uang sendiri lho. So, that means  masyarakat sumenep telah memiliki peradaban yang maju di zaman dahulu, right? telah membuka hubungan dagang dengan dunia luar dan menerapkan sistem perekonomian terbuka. Saya sendiri jadi bangga sebagai putra kelahiran sumenep.

Destiny

DESTINY

Six years ago, I still remembered this moment. Moment that would be unforgettable memory in my life. I and Jaka went to town from my village. The distance is so far, maybe it is about 30 kilometres. We took bus in early morning, after praying at dawn. We wanted to see a new in newspaper about the result of university entrance exam. We really hoped that we would be accepted to study in Gajahmada University, Our dream university. After we reached at bus station, we dropped in magazine shop near station. So crowded inside. I encountered  teens buying the same newspaper as we did. We bought Jawa Post. Jaka opened pages of newspaper in curiosity and impatient.

“ Look!! Here is your name… Congratulation” Jaka exclaimed

“ What’s university?” I asked

“ Gajahmada University. You are student at Civil engineering. Finally your dream comes true, Indra”

I am still not believed what I just heard. Suddenly I felt out of confusion turn to happy.

“ how about You, Jaka?” I asked him while he was looking for his own name.

Then he replied ” I am not lucky today”. His face looked so down. I felt pity to him. “ If I had studied harder, I would have passed this test” he took deep breath

“ You can go to study at local university here. There are few of remarkable university in this town” I tried to comfort him. Jaka is my childhood friend. We always have the same class from elementary school until senior high school. And of course, we always go to school and back home together. So you can guess how close we are. We have the same hobby in travelling, interest in culture and we always being together in up and down. Yogyakarta is our study destination dream since we knew many alumnus graduated there being successful person in their life.  That’s what made me sad  when I knew that he failed on his test.

We went back home. On bus trip, we didn’t talk each other. Jaka was enjoying a farmland scenery in outside of the bus. I knew, Jaka was still disappointed. That can not be hidden by looking at his face. Full of great sorrow. Suddenly, I broke up the silence.” Jaka, I think I couldn’t go to Yogya. If I were rich boy, I would continue my study. You know, Abah is still struggling of his lung cancer. He needs more money for his medical treatment. Also my brother is still finishing his majority in medical faculty. I couldn’t imagine what happen next. I don’t want my brother suddenly cutting up his class.  Maybe, next year I will continue my study”

“ that’s bad idea, Indra. Your Father disagree with you surely. I know your father more than you think”

“yeah. but you know, Ibnu’s father needs an employee in his shop.  I can save my money before I go to study to Yogya next year”

“Stop talking nonsense. Your Father would be disappointed of you. You have to take this opportunity. You can take a spare time there if you want to work. You could be private lecturer for elementary school student”.

“Okay, but it will be better waiting the result of STAN entrance exam. I hear from everybody, this college pays free for its student”.

“the announcement will be informed two months later. How if you fail on this test. You’ll get looser” his voice sound angry  a little bit

After that, We kept in silence. We were still busy to think of our own world.

*******

I arrived home.

“How about your test?? “ Abah asked while sitting in his wheel chair.

“I failed, Abah? “ I lied

“You are kidding. Jaka’s Father just called me in telephone.he said that you was successful in exam”

At that time, I can not talk bullshit again in front of Abah. “ Abah, I think I want searching for a job in this town. We all know that we have financial problem”.

“Don’t worry about that” Abah tried to convince me. “What can you do with a senior high school diploma. You will get nothing”.

I said, “No, Abah, you don’t need to do this for me. I know Abah loves me, but…”

“Shh, my son, let your Abah keep his promise.”Abah insisted ,“ it is my obligation to make my son being successful person. Just be happy, that’s the only thing you ought to do,” he said touching at my shoulder, and smiling broadly. I said nothing and my mother could only shrug her shoulders. we all knew that nobody in this home could protest in his way.

“Don’t make stupid mistakes there. You must study hard. And then don’t go home before you are graduated.

“Abah…”

“I will try to attend your graduation ceremony” Abah replied cutting my words. Don’t worry about home”.

 *******

 Two months Later.

My handphone made noise when I had a class.

Indra, Now I am student at State Accountancy College.

A message was sent by Jaka. I smiled slightly. Sometimes, God always make us surprised by His design. Unpredictable.

 ******

 Four years later

After trying to survive in Yogya, Finally  I could finish my study. It was kind of a very tough effort  if I remembered how hard being student even living alone and  far away from my homeland. Although I was not a cumlaude,still  I could smile happily. I passed my study on time with excellent mark Suddenly,.I felt a rush myself.  I wanted to make a call to my parent in home. Giving a joyful news about my graduation.

“Assalamualaikum …..” I started conversation

“Wa alaikumussalam. what brings you to call me up, Indra?”

“Oh, mom, I … I …I just miss you. I’d like to talk a little to Abah, please. Is he there? Mom, could you …?

I heard a deep sigh at the end of the line. Mom kept silent.

“Mom, I am engineer now. Abah must be proud of me” I continued my words

“Abah had died four years ago. Seven days later after you was boarding at Selaparang Airport. hm…He ordered me not inform to you when he was dying. But don’t be sad, Indra. Now Abah is smiling at you in heaven”