Keep it Up, Tahajjud !!!


“Dan apabila Kami karuniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah dia serta menjauhkan diri (dari bersyukur) dan apabila ia ditimpa kesusahan maka ia berdoa ” (Fussilat 41-51.).

Boleh dibilang selama ini saya termasuk golongan orang yang disebutkan di ayat di atas. Kalo ditimpa musibah baru ingat banyak banyak tentang Allah. Biasanya yang ga pernah baca alquran, tiba-tiba jd suka baca al quran. Kalo mau mendekati musim ujian entah di sekolah atau pas kuliah dulu, pasti dah yang biasanya solatnya sering banter tiba-tiba menjadi khusu’. Biasanya yang shalatnya cuma 3 menit, mendadak lebih dari 5 menit hehe. Doanya pun jadi lebih panjang.

Waktu jaman penerimaan SPMB /SNMPTN, apa boleh buat,  sama ortu dilarang ikut PMDK sama sekali..harus ikut tes karena biaya kuliahnya pasti lebih murah dibanding anak2 yang masuk jalur khusus. Padahal ortu saya waktu itu cukup berduit, apa susahnya memasukkan saya ke fakultas kedokteran. “Kalo km mau jadi dokter ga boleh PMDK harus SPMB”. Mindset ortu zaman dulu apalagi yang tergolong mapan pasti dah diwanti-wanti duluan “km harus masuk kedokteran, biar ga susah hidup kamu”. Sebagai anak penurut dan baik hati, maka  saya kabulkan permintaan ortu, meski saya sebenarnya cukup realistis bahwa otak saya kurang encer..but saya suka jadi dokter. Dulu idealis banget. Kalo lulus kedokteran mau mengabdi di lembah baliem papua..lembah dimana kita bisa lihat turun salju. kalo lihat papua yang selalu serba kekurangan mulai dari akses pendidikan dan kesehatan, rasanya pengen membantu mensejahterakan rakyat papua. Blusukan ke pedalaman pasti seru tuh. Menyusuri sungai, cadas dan bercengkerama dengan warga lokal sambil merasakan tiduran di rumah adat penduduk setempat.  bener bener indahnya jika memiliki kehidupan seeprti itu..bekerja sambil traveling. tidak semua orang mendapatkan kesempatan itu.

Berbagai cara dilakukan biar bisa menembus jurusan kedokteran. Ada juga lho saya zikir sampe 5000 kali baca “Ya Allah” setiap harinya sebab waktu itu sempat baca buku zikir asmaul husna dan kalo dibaca 5000 kali, permintaan kamu bakal dipenuhi. Setiap selesai shalat fardu saya nyicil 1000 kali utk zikir. jadi kalo dikalikan 5 shalat fardu jadi 5000 deh. terus mencoba bangun malem malem pake alarm hape buat ngelakoni tahajjud. Mama seperti biasa pasti puasa kalo pas saya di sekolah masuk musim ujian.

Dulu susah banget mau bangun malam kalo ga dibantu alarm. Yang ada kalo ga pake alarm, tiba-tiba hari menjadi subuh. Mama kadang ngebantuin saya bangun. Anyway, result saya akhirnya gak masuk jurusan kedokteran. hiksss..kecewa sekali. waktu itu saya masih remaja labil. Sempat berburuk sangka, mengapa doa doaku ga diijabah. Mengapa salatku tidak mendapat ganjaran. Sempet stress seharian waktu nama gue ga terpampang di pengumuman lolos SNMPTN di koran. Opsi masuk ke universitas swasta, bakal saya tolak. Bukannya mau mengerdilkan universitas swasta, tetapi selama universitas negeri bisa saya tempuh kenapa ga dicoba. Akhirnya saya nemu di pengumuman koran lokal kalo universitas trunojoyo masih buka pendaftaran baru selain jalur SNMPTN yaitu jalur khusus. biar namanya “jalur khusus”, mahasiswa yang lolos mekanisme ini mulai SPP sampe biaya gedungnya disamakan dengan mahasiswa yang lolos jalur SNMPTN. Anomali memang. Sebagai universitas yang baru 4 tahun berkiprah sebagai universitas negeri yang diakui negara, universitas ini masih sepi peminat. akhirnya saya masuk teknik informatika. saya pikir teknik informatika mirip jurusan komunikasi, eh ternyata semua silabusnya mengenai komputer. Saya sempat mengeyam setahun di universitas ini. Tahun depannya saya diterima di universitas lain.

Setelah bekerja sekarang, rasanya hampir tidak memiliki waktu lagi selain tidur daripada melakukan aktivitas lain. Bayangin dari pagi jam 7 pagi berangkat kantor sampe jam 5 sore baru pulang kantor. itupun kalo tepat waktu. biasanya sering-sering lembur sampe jam 7 malam. Sampe sampe saya sepertinya ga punya hobi membaca. Buku buku baru yang saya beli di gramedia terkadang masih saya anggurin. Jam 7 malam cari makan malam, abis itu kembali kos. mau pegang buku bacaan malah sudah ngantuk duluan.

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbir pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).

Hadist ini saya dapatkan di sebuah mading di masjid. Waktu itu saya pas lagi traveling kmana gitu. Pas baca hadist ini, saya kepikiran gila 40 hari bisa dapat ganjaran terbebas dari neraka. Saya sempat memikirkan waktu itu bahwa usia saya semakin menua. Dalam beberapa kesempatan saya sering diselamatkan Allah dari berbagai aneka kecelakaan, padahal kejadian kejadian itu saya seperti sudah mendekati ajal. Setelah berkontemplasi cukup lama, hm kalo kira-kira saya mati, tabungan apa yang saya bawa pas dikubur nanti. Semua orang muslim pasti pengennya masuk surga. biar banyak negeri indah yang kau lalui, pasti surga ga terkalahkan keindahannya.

Teringat sebuah hadist ini diatas, mendadak saya yang biasanya lembur sampe jam 7 malam, berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat waktu jam 5 sore. Dengar adzan langsung ke masjid, dan anyway 40 hari berturut-turut masih bolong-bolong juga haha. ada saja kendalanya. But saya tidak menyesal, karena merasakan sebuah kenyamanan. Enak ngedengerin imam baca surat surat alquran. Saya lebih menghargai berapa waktu yang diberikan Allah. Dan diantara waktu waktu itu Allah memberikan kesehatan yang tiada kira. berangkat ke masjid dengan badan yang sehat sebenarnya adalah nikmat dari Allah. Gara-gara hadist ini di atas, Saya sering terbangun jam 4 subuh tanpa Alarm. Kalo diniatkan ketika sebelum beranjak tidur, ” Ya Allah Saya pengen salat subuh di masjid. Semoga bisa bangun jam 4 subuh”. Eh beneran ternyata jam segitu saya sering bangun. Saya jadi tahu gimana tips bangun pagi-pagi buta. Tanpa bantuan Alarm sekali. meski kadang kadang saya dibangunin jam setengah 4 pagi. Ada jeda setengah jam menuju subuh. Memikirkan setengah jam menunggu subuh, mungkin Allah pengen saya salat tahajjud sekalian sebelum shalat subuh. Padahal setengah jam itu mata saya masih minta tiduran lagi. seringkali sedikit memaksakan diri berusaha salat tahajjud meski harus terhuyung-huyung badan saya ke kamar mandi sambil menahan kantuk. Tapi dibalik keyakinan di hati ini semoga Allah tetap mengistiqomahkan ibadah saya. Semoga Allah menyamakan semangat tahajjud saya sama seperti semangatnya saya hendak memunaikan shalat-shalat wajib. Tidak setengah hati lagi. Amin.

tahajjud

Diterbitkan oleh Indra

Civil Servant and Independent Traveler

Tinggalkan komentar